Matn Hadits Arba'in Nawawi

Matn Hadits Arba'in Nawawi

الأَرْبَعُونَ النَّوَوِيَّةُ

Arba'in Nawawi

لِلْإِمَامِ مُحْيِي الدِّينِ النَّوَوِيِّ

Oleh Imam Muhyiddin An-Nawawi

(٦٣١ - ٦٧٦ هـ)

(631 - 676 H)

مَعَ زِيَادَاتِ الحَافِظِ ابْنِ رَجَبٍ الحَنْبَلِيِّ

Dengan tambahan oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali

(٧٣٦ - ٧٩٥ هـ)

(736 - 795 H)

تَحْقِيقُ

Tahqiq

الشِّرْبِينِيِّ بْنِ فَايِقٍ الشِّرْبِينِيِّ

Asy-Syirbini bin Fayiq Asy-Syirbini

رَاجَعَهَا وَقَدَّمَ لَهَا فَضِيلَةُ الشَّيْخِ

Diperiksa dan diperkenalkan oleh Yang Mulia Syaikh

مُصْطَفَى بْنِ العَدَوِيِّ

Musthafa bin Al-'Adawi

حَفِظَهُ اللهُ

Semoga Allah melindunginya

تَقْدِيمُ مُصْطَفَى العَدَوِيِّ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

تَقْدِيمٌ

Pengantar

الحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam atas Rasulullah

وَبَعْدُ:

Wa ba'du (Selanjutnya):

فَهَذَا الكِتَابُ النَّافِعُ المُفِيدُ، كِتَابُ "الأَرْبَعِينَ النَّوَوِيَّةِ" لِلْإِمَامِ النَّوَوِيِّ ﵀، وَمَعَهَا زِيَادَاتُ الحَافِظِ ابْنِ رَجَبٍ ﵀، قَامَ بِتَخْرِيجِ أَحَادِيثِهِ وَالحُكْمِ عَلَيْهَا، أَخِي فِي اللهِ (الشِّرْبِينِيُّ بْنُ فَايِقٍ الشِّرْبِينِيُّ) حَفِظَهُ اللهُ، وَبِذَا اسْتَزَادَ نَفْعُ الكِتَابِ وَازْدَادَتِ الفَوَائِدُ مِنْهُ، وَقَدْ نَظَرْتُ فِي عَمَلِ أَخِي حَفِظَهُ اللهُ فَأَلْفَيْتُهُ نَافِعًا مُوَفَّقًا، وَلِلَّهِ الحَمْدُ.

Ini adalah kitab yang bermanfaat lagi berguna, kitab "Al-Arba'in An-Nawawiyah" karya Imam An-Nawawi ﵀, beserta tambahan-tambahan dari Al-Hafizh Ibnu Rajab ﵀. Saudara saya fillah (Asy-Syirbini bin Fayiq Asy-Syirbini), semoga Allah menjaganya, telah mentakhrij hadits-haditsnya dan menghukumi atasnya. Dengan demikian, bertambahlah manfaat kitab ini dan bertambah pula faidah-faidah darinya. Sungguh aku telah melihat hasil kerja saudaraku, semoga Allah menjaganya, dan aku dapati ia bermanfaat lagi diberkahi, dan segala puji bagi Allah.

فَاللهَ أَسْأَلُ أَنْ يَزِيدَهُ تَوْفِيقًا وَسَدَادًا وَمُوَاصَلَةً لِطَلَبِ العِلْمِ الشَّرْعِيِّ وَالدَّعْوَةِ إِلَى اللهِ.

Maka aku memohon kepada Allah agar menambahkan baginya taufik, ketepatan, dan kesinambungan dalam menuntut ilmu syar'i serta berdakwah kepada Allah.

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى بِيْنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad

وَالحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

كَتَبَهُ

Ditulis oleh

أَبُوعَبْدِ اللهِ مُصْطَفَى بْنُ العَدَوِيِّ

Abu Abdillah Musthofa bin Al-'Adawi

مُقَدِّمَةُ المُحَقِّقِ

مُقَدِّمَةُ الْمُحَقِّقِ

Pengantar Editor

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِنَا الْأَمِينِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul kita yang terpercaya, keluarga, dan seluruh sahabatnya.

أَمَّا بَعْدُ:

Adapun setelah itu:

فَإِنَّ كِتَابَ الْأَرْبَعِينَ لِلْإِمَامِ النَّوَوِيِّ ﵀ كِتَابٌ عَظِيمٌ، نَفَعَ اللهُ بِهِ الْعِبَادَ فِي مَشَارِقِ الْأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا، وَقَدْ زَادَ الْكِتَابُ نَفْعًا بِمَا زَادَهُ الْحَافِظُ ابْنُ رَجَبٍ الْحَنْبَلِيُّ ﵀، مِنْ تَتِمَّةٍ لِهَذِهِ الْأَحَادِيثِ، وَكَانَ مِنْ فَضْلِ اللهِ عَلَيَّ أَنْ يَسَّرَ لِي الِاطِّلَاعَ عَلَى هَذَا الْكِتَابِ فَوَجَدْتُ أَنَّهُ عَلَى مَا فِيهِ مِنْ خَيْرٍ إِلَّا أَنَّهُ قَدْ حَوَى بَعْضًا مِنَ الْأَحَادِيثِ الضَّعِيفَةِ، فَاسْتَعَنْتُ بِاللهِ تَعَالَى وَشَرَعْتُ فِي الْحُكْمِ عَلَى هَذِهِ الْأَحَادِيثِ صِحَّةً وَضَعْفًا مَعَ ذِكْرِ سَبَبِ الضَّعْفِ مُخْتَصَرًا، ثُمَّ عَرَضْتُ هَذِهِ الْأَحَادِيثَ عَلَى فَضِيلَةِ الشَّيْخِ مُصْطَفَى بْنِ الْعَدَوِيِّ - حَفِظَهُ اللهُ - لِتَتِمَّ الْفَائِدَةُ.

Sesungguhnya kitab Al-Arba'in karya Imam An-Nawawi ﵀ adalah kitab yang agung. Allah telah memberikan manfaat kepada hamba-hamba-Nya melalui kitab ini di belahan timur dan barat bumi. Kitab ini semakin bermanfaat dengan tambahan yang diberikan oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali ﵀ berupa penyempurnaan hadits-hadits ini. Termasuk karunia Allah kepadaku adalah Dia memudahkanku untuk menelaah kitab ini. Aku mendapati bahwa meskipun kitab ini mengandung kebaikan, tetapi juga memuat beberapa hadits yang lemah. Maka aku memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala dan mulai menghukumi hadits-hadits ini dari segi keshahihan dan kelemahan disertai penyebutan sebab kelemahan secara ringkas. Kemudian aku menyodorkan hadits-hadits ini kepada Yang Mulia Syaikh Mushthafa bin Al-'Adawi - semoga Allah menjaganya - agar sempurna manfaatnya.

وَاللهَ أَرْجُو أَنْ يَنْفَعَ بِهِ الْعِبَادَ، وَأَنْ يَرْزُقَنَا الْإِخْلَاصَ وَالْقَبُولَ.

Aku berharap kepada Allah agar Dia memberikan manfaat dengannya kepada para hamba dan menganugerahkan kepada kami keikhlasan serta penerimaan.

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam yang banyak kepada Nabi kita Muhammad

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

وَكَتَبَهُ

Ditulis oleh

الشَّرْبِينِيُّ بْنُ فَايِقٍ الشَّرْبِينِيُّ

Asy-Syarbini bin Fayiq Asy-Syarbini

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

[الأَرْبَعُونَ النَّوَوِيَّةُ]

[خُطْبَةُ الإِمَامِ النَّوَوِيِّ]

[خُطْبَةُ الإِمَامِ النَّوَوِيِّ]

[Khutbah Imam Nawawi]

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، قَيُّومِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِينَ، مُدَبِّرِ الْخَلَائِقِ أَجْمَعِينَ، بَاعِثِ الرُّسُلِ صَلَوَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ إِلَى الْمُكَلَّفِينَ؛ لِهِدَايَتِهِمْ وَبَيَانِ شَرَائِعِ الدِّينِ، بِالدَّلَائِلِ الْقَطْعِيَّةِ وَوَاضِحَاتِ الْبَرَاهِينِ، أَحْمَدُهُ عَلَى جَمِيعِ نِعَمِهِ، وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Pemelihara langit dan bumi, Pengatur seluruh makhluk, Yang mengutus para Rasul-Nya - semoga shalawat dan salam-Nya tercurah kepada mereka - kepada orang-orang yang dibebani kewajiban; untuk memberi petunjuk kepada mereka dan menjelaskan syariat agama, dengan dalil-dalil yang pasti dan bukti-bukti yang jelas, aku memuji-Nya atas segala nikmat-Nya, dan aku memohon kepada-Nya tambahan dari karunia dan kemurahan-Nya.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلْوَاحِدُ ٱلْقَهَّارُ، ٱلْكَرِيمُ ٱلْغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَحَبِيبُهُ وَخَلِيلُهُ، أَفْضَلُ ٱلْمَخْلُوقِينَ، ٱلْمُكَرَّمُ بِٱلْقُرْآنِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْمُعْجِزَةِ ٱلْمُسْتَمِرَّةِ عَلَىٰ تَعَاقُبِ ٱلسِّنِينَ، وَبِٱلسُّنَنِ ٱلْمُسْتَنِيرَةِ لِلْمُسْتَرْشِدِينَ، ٱلْمَخْصُوصُ بِجَوَامِعِ ٱلْكَلِمِ وَسَمَاحَةِ ٱلدِّينِ، صَلَوَاتُ ٱللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ سَائِرِ ٱلنَّبِيِّينَ وَٱلْمُرْسَلِينَ، وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ ٱلصَّالِحِينَ.

Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia, Maha Pengampun. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, kekasih-Nya dan khalil-Nya, sebaik-baik makhluk, yang dimuliakan dengan Al-Qur'an yang mulia, mukjizat yang terus berlanjut sepanjang tahun, dan dengan sunah-sunah yang menerangi bagi orang-orang yang mencari petunjuk, yang dikhususkan dengan jawami' al-kalim (ungkapan-ungkapan yang singkat namun padat makna) dan toleransi agama. Semoga shalawat dan salam Allah tercurahkan kepadanya, kepada seluruh nabi dan rasul, keluarga mereka semua, dan seluruh orang-orang shalih.

أَمَّا بَعْدُ:

Adapun setelah itu:

فَقَدْ رَوَيْنَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأَبِي الدَّرْدَاءِ، وَابْنِ عُمَرَ، وَابْنِ عَبَّاسٍ، وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ﵃ مِنْ طُرُقٍ كَثِيرَاتٍ بِرِوَايَاتٍ مُتَنَوِّعَاتٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِي أَرْبَعِينَ حَدِيثًا مِنْ أَمْرِ دِينِهَا بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى فَقِيهًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي زُمْرَةِ الْفُقَهَاءِ وَالْعُلَمَاءِ».

Sungguh, kami telah meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Abu Darda', Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa'id Al-Khudri ﵃ dari banyak jalan dengan riwayat yang beragam: bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang menghafal untuk umatku empat puluh hadits dari urusan agama mereka, maka Allah ﷻ akan membangkitkannya pada hari kiamat sebagai seorang faqih (ahli fiqih) di antara para fuqaha dan ulama."

وَفِي رِوَايَةٍ: «بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى فَقِيهًا عَالِمًا».

Dan dalam satu riwayat: "Allah ﷻ akan membangkitkannya sebagai seorang faqih (ahli fiqih) lagi alim (berilmu)."

وَفِي رِوَايَةِ أَبِي الدَّرْدَاءِ: «وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَافِعًا وَشَهِيدًا».

Dan dalam riwayat Abu Darda': "Dan aku (Rasulullah ﷺ) akan menjadi pemberi syafaat dan saksi baginya pada hari kiamat."

وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ عُمَرَ: «كُتِبَ فِي زُمْرَةِ الْعُلَمَاءِ، وَحُشِرَ فِي زُمْرَةِ الشُّهَدَاءِ». وَاتَّفَقَ الْحُفَّاظُ عَلَى أَنَّهُ حَدِيثٌ ضَعِيفٌ وَإِنْ كَثُرَتْ طُرُقُهُ (١).

Dan dalam riwayat Ibnu Umar: "Dia dicatat dalam kelompok ulama, dan dikumpulkan dalam kelompok para syuhada". Para huffazh sepakat bahwa hadits ini dhaif meskipun banyak jalur periwayatannya. (1)

وَقَدْ صَنَّفَ الْعُلَمَاءُ ﵃ فِي هَذَا الْبَابِ مَا لَا يُحْصَى مِنَ الْمُصَنَّفَاتِ، فَأَوَّلُ مَنْ عَلِمْتُهُ صَنَّفَ فِيهِ: عَبْدُ اللَّهِ بنُ المُبَارَكِ، ثُمَّ مُحَمَّد بْنُ أَسْلَمَ الطُّوسِيُّ الْعَالِمُ الْرَّبَّانِيُّ، ثُمَّ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النَّسَوِيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ الآجُرِّيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إبْرَاهِيمَ الأَصْفَهَانِيُّ، وَالدَّارَقُطْنِيُّ، وَالْحَاكِمُ، وَأَبُو نُعَيْمٍ، وَأَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيُّ، وَأَبُو سَعِيدٍ الْمَالِينِيُّ، وَأَبُو عُثْمَانَ الصَّابُوييُّ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنْ مُحَمَّدٍ الأَنْصَارِيُّ، وَأَبُو بَكْرٍ الْبَيْهَقِيُّ، وَخَلَائِقُ لَا يُحْصَونَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِينَ وَالْمُتأَخِّرِينَ.

Para ulama ﵃ telah menulis karya-karya yang tak terhitung jumlahnya dalam bab ini. Yang pertama kali saya ketahui menulis tentangnya adalah: Abdullah bin Al-Mubarak, kemudian Muhammad bin Aslam At-Thusi Al-'Alim Ar-Rabbani, kemudian Al-Hasan bin Sufyan An-Nasawi, Abu Bakr Al-Ajurri, Abu Bakr Muhammad bin Ibrahim Al-Asfahani, Ad-Daraquthni, Al-Hakim, Abu Nu'aim, Abu Abdirrahman As-Sulami, Abu Sa'id Al-Malini, Abu Utsman Ash-Shabu'i, Abdullah bin Muhammad Al-Anshari, Abu Bakr Al-Baihaqi, dan banyak lagi dari kalangan ulama terdahulu dan belakangan yang tak terhitung jumlahnya.

وَقَدِ اسْتَخَرْتُ اللَّهَ تَعَالَى فِي جَمْعِ أَرْبَعِينَ حَدِيثًا؛ اقْتِدَاءً بِهَؤُلَاءِ الأَئِمَّةِ الأَعْلَامِ، وَحُفَّاظِ الإِسْلَامِ، وَقَدِ اتَّفَقَ العُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ الْعَمَلِ بالْحَدِيثِ الضَّعِيفِ فِي فَضَائِلِ الأَعْمَالِ (٢) (٣)،

Dan aku telah memohon petunjuk kepada Allah Ta'ala dalam mengumpulkan empat puluh hadits; mengikuti jejak para imam yang mulia ini, dan para penghafal Islam, dan para ulama telah sepakat atas diperbolehkannya mengamalkan hadits dha'if dalam keutamaan amal (2) (3),

وَمَعَ هَذَا فَلَيْسَ اعْتِمَادِي عَلَى هَذَا الْحَدِيثِ، بَلْ عَلَى قَوْلهِ ﷺ فِي الأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ: «لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الغَائِبَ» (٤)،

Meskipun demikian, aku tidak bergantung pada hadits ini, melainkan pada sabda beliau ﷺ dalam hadits-hadits shahih: "Hendaklah yang hadir di antara kalian menyampaikan kepada yang tidak hadir" (4),

وَقَوْلِهِ ﷺ: «نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِيَ فَوَعَاهَا، فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا» (٥).

Dan sabdanya ﷺ: "Semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar perkataanku lalu memahaminya, kemudian menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar" (5).

ثُمَّ مِنَ الْعُلَمَاءِ مَنْ جَمَعَ الْأَرْبَعِينَ فِي أُصُولِ الدِّينِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْفُرُوعِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْجِهَادِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الزُّهْدِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْآدَابِ، وَبَعْضُهُمْ فِي الْخُطَبِ، وَكُلُّهَا مَقَاصِدُ صَالِحَةٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْ قَاصِدِيهَا.

Kemudian di antara para ulama ada yang mengumpulkan empat puluh hadits dalam ushul ad-din (pokok-pokok agama), sebagian mereka dalam furu' (cabang-cabang agama), sebagian mereka dalam jihad, sebagian mereka dalam zuhud, sebagian mereka dalam adab, sebagian mereka dalam khutbah, dan semuanya adalah tujuan-tujuan yang baik, semoga Allah meridhai orang-orang yang menginginkannya.

وَقَدْ رَأَيْتُ جَمْعَ أَرْبَعِينَ أَهَمَّ مِنْ هَذَا كُلِّهِ؛ وَهِيَ أَرْبَعُونَ حَدِيثًا مُشْتَمِلَةً عَلَى جَمِيعِ ذَلِكَ، وَكُلُّ حَدِيثٍ مِنْهَا قَاعِدَةٌ عَظِيمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الدِّينِ، وَقَدْ وَصَفَهُ الْعُلَمَاءُ بِأَنَّ مَدَارَ الْإِسْلَامِ عَلَيْهِ أَوْ هُوَ نِصْفُ الْإِسْلَامِ أَوْ ثُلُثُهُ أَوْ نَحْوُ ذَلِكَ.

Dan aku telah melihat pengumpulan empat puluh hadits yang lebih penting dari semua ini; yaitu empat puluh hadits yang mencakup semua itu, dan setiap hadits di antaranya adalah kaidah yang agung dari kaidah-kaidah agama, dan para ulama telah menyifatinya bahwa poros Islam ada padanya, atau ia adalah setengah Islam, atau sepertiga Islam, atau yang semisalnya.

ثُمَّ أَلْتَزِمُ فِي هَذِهِ الْأَرْبَعِينَ أَنْ تَكُونَ صَحِيحَةً وَمُعْظَمُهَا فِي "صَحِيحَيِ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ"، وَأَذْكُرُهَا مَحْذُوفَةَ الْأَسَانِيدِ؛ لِيَسْهُلَ حِفْظُهَا وَيَعُمَّ الِانْتِفَاعُ بِهَا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى، ثُمَّ أُتْبِعُهَا بِبَابٍ فِي ضَبْطِ خَفِيِّ أَلْفَاظِهَا.

Kemudian saya berkomitmen dalam ke-40 hadits ini agar sahih dan kebanyakannya ada dalam "Sahih al-Bukhari dan Muslim", dan saya menyebutkannya tanpa sanad agar mudah menghafalnya dan agar manfaatnya meluas jika Allah Ta'ala menghendaki, kemudian saya menambahkan bab tentang mengklarifikasi lafaz-lafaznya yang samar.

وَيَنْبَغِي لِكُلِّ رَاغِبٍ فِي الْآخِرَةِ أَنْ يَعْرِفَ هَذِهِ الْأَحَادِيثَ؛ لِمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمُهِمَّاتِ، وَاحْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنَ التَّنْبِيهِ عَلَى جَمِيعِ الطَّاعَاتِ، وَذَلِكَ ظَاهِرٌ لِمَنْ تَدَبَّرَهُ.

Setiap orang yang menginginkan akhirat hendaknya mengetahui hadits-hadits ini; karena mencakup perkara-perkara penting, dan berisi peringatan tentang semua ketaatan, dan itu jelas bagi siapa yang merenungkannya.

وَعَلَى اللَّهِ اعْتِمَادِي، وَإِلَيْهِ تَفْوِيضِي وَاسْتِنَادِي، وَلَهُ الْحَمْدُ وَالنِّعْمَةُ (٦)، وَبِهِ التَّوْفِيقُ وَالْعِصْمَةُ.

Dan kepada Allah-lah aku bertawakal, kepada-Nya aku menyerahkan urusanku dan bersandar, bagi-Nya segala puji dan nikmat (6), dan dengan-Nya taufik dan perlindungan.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

_________
(١) ضَعِيفٌ؛ قَالَ الدَّارَقُطْنِيُّ فِي "الْعِلَلِ" (٦/ ٣٣) بَعْدَ أَنْ ذَكَرَ طُرُقَ الْحَدِيثِ قَالَ «وَكُلُّهَا ضِعَافٌ، وَلَا يَثْبُتُ مِنْهَا شَيْءٌ»، وَقَالَ الْبَيْهَقِيُّ فِي "شُعَبِ الْإِيمَانِ" (١٥٩٥ - ١٥٩٦) بَعْدَ إِخْرَاجِهِ إِيَّاهُ: «هَذَا مَتْنٌ مَشْهُورٌ فِيمَا بَيْنَ النَّاسِ، وَلَيْسَ لَهُ إِسْنَادٌ صَحِيحٌ»، وَضَعَّفَهُ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِي "جَامِعِ بَيَانِ الْعِلْمِ وَفَضْلِهِ"، وَقَالَ ابْنُ حَجَرٍ فِي "لِسَانِ الْمِيزَانِ" (٦/ ٢٣٢) وَهَذِهِ أَحَادِيثُ مَكْذُوبَةٌ.
(1) Lemah; Ad-Daraquthni berkata dalam "Al-'Ilal" (6/33) setelah menyebutkan jalur-jalur hadits, ia berkata, "Semuanya lemah, dan tidak ada yang terbukti darinya." Al-Baihaqi berkata dalam "Syu'ab Al-Iman" (1595-1596) setelah mengeluarkannya, "Ini adalah matan yang terkenal di antara manusia, dan tidak memiliki sanad yang sahih." Ibnu 'Abdil Barr melemahkannya dalam "Jami' Bayan Al-'Ilm wa Fadhlihi", dan Ibnu Hajar berkata dalam "Lisan Al-Mizan" (6/232), "Ini adalah hadits-hadits yang dibuat-buat."
(٢) وَفِي نُسْخَةٍ "أَنَّهُمُ اتَّفَقُوا عَلَى اسْتِحْبَابِ الْعَمَلِ بِهِ".
(2) Dan dalam satu naskah, "Bahwa mereka sepakat atas anjuran mengamalkannya."
(٣) فِي كَلَامِ الْإِمَامِ النَّوَوِيِّ ﵀ نَظَرٌ، فَقَدْ نُقِلَ عَنْ أَئِمَّةِ الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيلِ وَالْعِلَلِ خِلَافُ ذَلِكَ فَقَالَ ابْنُ الْعَرَبِيِّ فِي تَدْرِيبِ الرَّاوِي (١/ ٣٥١) «لَا يَجُوزُ الْعَمَلُ بِهِ مُطْلَقًا "أَيِ الضَّعِيفُ"»، وَانْظُرْ مُقَدِّمَةَ مُسْلِمٍ (١/ ٢٨)،وَابْنَ رَجَبٍ فِي "شَرْحِ عِلَلِ التِّرْمِذِيِّ" (٢/ ١١٢)، وَابْنَ تَيْمِيَّةَ فِي "تَلْبِيسِ إِبْلِيسَ" (ص: ٢٤) وَغَيْرَهُمْ مِنَ الْمُتَقَدِّمِينَ وَالْمُتَأَخِّرِينَ وَالْمُعَاصِرِينَ _وَاللهُ أَعْلَمُ ٠
(3) Dalam perkataan Imam Nawawi ﵀ ada pertimbangan, karena telah dinukil dari para imam al-jarh wa at-ta'dil dan al-'ilal pendapat yang berbeda. Ibnu al-'Arabi berkata dalam Tadrib ar-Rawi (1/351) "Tidak boleh mengamalkan hadis dha'if secara mutlak", lihat juga Muqaddimah Muslim (1/28), Ibnu Rajab dalam "Syarh 'Ilal at-Tirmidzi" (2/112), Ibnu Taimiyyah dalam "Talbis Iblis" (hal. 24) dan selain mereka dari ulama mutaqaddimin, muta'akhkhirin, dan mu'ashirin _wallahu a'lam.
(٤) أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ (١٠٥)، وَمُسْلِمٌ (١٦٧٩).
(4) Dikeluarkan oleh al-Bukhari (105), dan Muslim (1679).
(٥) صَحِيحٌ؛ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٢٦٥٨)، وَابْنُ مَاجَهْ (٢٣٣) وَغَيْرُهُمَا.
(5) Shahih; dikeluarkan oleh at-Tirmidzi (2658), Ibnu Majah (233) dan selain mereka.
(٦) وَفِي نُسْخَةٍ وَلَهُ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ.
(6) Dan dalam satu naskah: "wa lahu al-hamdu wa al-minnah" (dan bagi-Nya segala puji dan karunia).

[الأَحَادِيثُ]

الحَدِيثُ الأَوَّلُ: [الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ]

الحَدِيثُ الأَوَّلُ: [الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ] (١)

Hadits Pertama: [Amal itu tergantung niatnya] (1)

عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ﵁، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ» رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِينَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهْ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُو الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَّيْسَابُورِيُّ ﵄ فِي "صَحِيحَيْهِمَا" اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ (٢).

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al-Khattab ﵁, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena dunia yang ia cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia tuju." Hadits ini diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari, dan Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi ﵄ dalam kitab sahih mereka berdua (Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim) yang merupakan kitab-kitab paling sahih yang pernah dikarang (2).

_________
(١) [] مِنْ إِضَافَةِ الْمُحَقِّقِ.
(1) [] dari tambahan muhaqqiq.
(٢) البُخَارِيُّ (١)، وَمُسْلِمٌ (١٩٠٧).
(2) Al-Bukhari (1), dan Muslim (1907).

الحَدِيثُ الثَّانِي: [مَرَاتِبُ الدِّيْنِ: الإِسْلَامُ وَالإِيمَانُ وَالإِحْسَانُ]

الحَدِيثُ الثَّانِي: [مَرَاتِبُ الدِّينِ: الإِسْلَامُ وَالإِيمَانُ وَالإِحْسَانُ]

Hadits Kedua: [Tingkatan Agama: Islam, Iman, dan Ihsan]

عَنْ عُمَرَ ﵁ أَيْضًا، قَالَ: «بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " الْإِسْلَامُ: أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ". قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ. قَالَ: " أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ". قَالَ: صَدَقْتَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ، قَالَ: " أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ، فَإِنَّهُ يَرَاكَ ". قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ؟ . قَالَ: " مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ". قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا؟ . قَالَ: " أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا،

Dari Umar ﵁ juga, ia berkata: "Suatu hari ketika kami sedang bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya bekas perjalanan, dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Nabi ﷺ, lalu menyandarkan lututnya ke lutut beliau, meletakkan kedua telapak tangannya di atas pahanya, dan berkata, 'Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.' Maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.' Ia berkata, 'Engkau benar.' Maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya. Ia berkata, 'Beritahukan kepadaku tentang iman.' Beliau bersabda, 'Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.' Ia berkata, 'Engkau benar.' Ia berkata, 'Beritahukan kepadaku tentang ihsan.' Beliau bersabda, 'Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.' Ia berkata, 'Beritahukan kepadaku kapan terjadinya hari kiamat?' Beliau menjawab, 'Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.' Ia berkata, 'Beritahukan kepadaku tanda-tandanya.' Beliau bersabda, 'Jika seorang budak melahirkan tuannya,

وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ "، قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ، فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ لِي: " يَا عُمَرُ، أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ . قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ

Dan engkau melihat orang-orang yang bertelanjang kaki, bertelanjang, miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan", dia (Rasulullah) berkata: Kemudian dia pergi, lalu aku menunggu sebentar, kemudian beliau berkata kepadaku: "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian

_________
(١) (٨).
(1) (8).

الحَدِيثُ الثَّالِثُ: [أَرْكَانُ الإِسْلَامِ]

الحَدِيثُ الثَّالِثُ: [أَرْكَانُ الْإِسْلَامِ]

Hadits Ketiga: [Rukun-rukun Islam]

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ﵄ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ»، رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ﵄ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan", diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٨)، ومسلم (١٦).
(1) Al-Bukhari (8), dan Muslim (16).

الحَدِيثُ الرَّابِعُ: [مَرَاحِلُ خَلْقِ الإِنْسَانِ، وَتَقْدِيرُ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ]

الحَدِيثُ الرَّابِعُ: [مَرَاحِلُ خَلْقِ الْإِنْسَانِ، وَتَقْدِيرُ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ]

Hadits Keempat: [Tahapan Penciptaan Manusia, dan Penentuan Rezeki, Ajal, dan Amalnya]

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ إِلَيْهِ الْمَلَكَ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيُدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ, yang jujur dan terpercaya, bersabda kepada kami: "Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula, lalu menjadi segumpal daging seperti itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk menulis empat kalimat: rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sungguh salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penghuni surga hingga jarak antara dirinya dan surga hanya sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya sehingga ia beramal dengan amalan penghuni neraka lalu memasukinya. Dan sungguh salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penghuni neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka hanya sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya sehingga ia beramal dengan amalan penghuni surga lalu memasukinya." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البُخَارِيُّ (٣٢٠٨)، وَمُسْلِمٌ (٢٦٤٣).
(1) Hadis Riwayat al-Bukhari (3208), dan Muslim (2643).

الحَدِيثُ الخَامِسُ: [إِنْكَارُ البِدَعِ المَذْمُومَةِ]

الحَدِيثُ الخَامِسُ: [إِنْكَارُ البِدَعِ المَذْمُومَةِ]

Hadis Kelima: [Mengingkari Bid'ah yang Tercela]

عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائِشَةَ ﵂ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» (١) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ.

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah 'Aisyah ﵂, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa mengada-adakan sesuatu dalam urusan (agama) kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak." (1) Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: «مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» (٢).

Dalam riwayat Muslim: "Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan atas perintah kami, maka amalan itu tertolak." (2)

_________
(١) البخاري (٢٦٩٧)، ومسلم (١٧١٨/ ١٧).
(1) Al-Bukhari (2697), dan Muslim (1718/17).
(٢) (١٧١٨/ ١٨).
(2) (1718/18).

الحَدِيثُ السَّادِسُ: [الابْتِعَادُ عَنِ الشُّبُهَاتِ]

الحَدِيثُ السَّادِسُ: [الابْتِعَادُ عَنِ الشُّبُهَاتِ]

Hadits Keenam: [Menjauhi Hal-hal yang Syubhat]

عَنِ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ ﵄ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ، لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir ﵄ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang haram. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati." Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البُخَارِيُّ (٥٢)، وَمُسْلِمٌ (١٥٩٩).
(1) Al-Bukhari (52), dan Muslim (1599).

الحَدِيثُ السَّابِعُ: [النَّصِيحَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ]

الحَدِيثُ السَّابِعُ: [النَّصِيحَةُ عِمَادُ الدِّينِ]

Hadis Ketujuh: [Nasihat adalah Tiang Agama]

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ ﵁ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: «لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dari ﵁ bahwa Nabi ﷺ bersabda, "Agama adalah nasihat." Kami bertanya, "Kepada siapa?" Beliau menjawab, "Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan umat Islam umumnya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (٥٥).
(1) (55).

الحَدِيثُ الثَّامِنُ: [حُرْمَةُ دَمِ المُسْلِمِ وَمَالِهِ]

الحَدِيثُ الثَّامِنُ: [حُرْمَةُ دَمِ المُسْلِمِ وَمَالِهِ]

Hadits Kedelapan: [Keharaman Darah dan Harta Seorang Muslim]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ، عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ، إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abdullah bin Umar ﵄ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu, maka darah dan harta mereka akan terjaga dariku kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan mereka ada pada Allah Ta'ala." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٢٥)، ومسلم (٢٢).
(1) Al-Bukhari (25), dan Muslim (22).

الحَدِيثُ التَّاسِعُ: [النَّهْيُ عَنْ كَثْرَةِ السُّؤَالِ وَالتَّنَطُّعِ]

الحَدِيثُ التَّاسِعُ: [النَّهْيُ عَنْ كَثْرَةِ السُّؤَالِ وَالتَّنَطُّعِ]

Hadis Kesembilan: [Larangan Bertanya Terlalu Banyak dan Berlebihan]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ ﵁ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ، فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr ﵁ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Apa yang aku larang untuk kalian, maka jauhilah. Dan apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٧٢٨٨)، ومسلم (١٣٣٧).
(1) Al-Bukhari (7288), dan Muslim (1337).

الحَدِيثُ العَاشِرُ: [الحَلَالُ سَبَبٌ لإِجَابَةِ الدُّعَاءِ، وَأَكْلُ الحَرَامِ يَمْنَعُهَا]

الحَدِيثُ العَاشِرُ: [الحَلَالُ سَبَبٌ لِإِجَابَةِ الدُّعَاءِ، وَأَكْلُ الحَرَامِ يَمْنَعُهَا]

Hadits Kesepuluh: [Halal adalah sebab dikabulkannya doa, dan memakan yang haram mencegahnya]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا﴾ [المؤمنون: ٥١]، وَقَالَ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ﴾ [البقرة: ١٧٢]، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ: أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka Allah berfirman: 'Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh.' [Al-Mu'minun: 51], dan Allah berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.' [Al-Baqarah: 172]. Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut dan berdebu, menengadahkan tangannya ke langit (seraya berdoa): 'Ya Rabb, Ya Rabb', sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ (١٠١٥)، وَفِي سَنَدِهِ فُضَيْلُ بْنُ مَرْزُوقٍ، وَقَدْ تَكَلَّمَ فِيهِ جَمَاعَةٌ مِنْ أَئِمَّةِ الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيلِ،انْظُرِ الْجَرْحَ وَالتَّعْدِيلَ لِابْنِ أَبِي حَاتِمٍ (٧/ ٧٥)، وَسِيَرَ أَعْلَامِ النُّبَلَاءِ لِلذَّهَبِيِّ (٧/ ٣٤).
(1) Diriwayatkan oleh Muslim (1015), dan dalam sanadnya terdapat Fudhail bin Marzuq, yang telah dikomentari oleh sekelompok imam al-jarh wa at-ta'dil, lihat al-Jarh wa at-Ta'dil karya Ibnu Abi Hatim (7/75), dan Siyar A'lam an-Nubala' karya adz-Dzahabi (7/34).

الحَدِيثُ الحَادِي عَشَرَ: [مِنَ الوَرَعِ تَوَقِّي الشُّبَهِ]

الحَدِيثُ الحَادِي عَشَرَ: [مِنَ الوَرَعِ تَوَقِّي الشُّبَهِ]

Hadits Kesebelas: [Termasuk Wara' adalah Menjauhi Syubhat]

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَرَيْحَانَتِهِ ﵄ قَالَ: «حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ: دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَالنَّسَائِيُّ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ (١).

Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ﵄, cucu Rasulullah ﷺ dan buah hatinya, ia berkata: "Aku menghafal dari Rasulullah ﷺ: Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu." Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi berkata: Hadits hasan shahih (1).

_________
(١) صَحِيحٌ؛ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٢٥١٨)، وَالنَّسَائِيُّ (٥٧٢٧)، وَغَيْرُهُمَا.
(1) Shahih; dikeluarkan oleh At-Tirmidzi (2518), An-Nasa'i (5727), dan lainnya.

الحَدِيثُ الثَّانِي عَشَرَ: [تَرْكُ مَا لَا يَعْنِيْ، وَالاشْتِغَالُ بِمَا يُفِيدُ]

الحَدِيثُ الثَّانِي عَشَرَ: [تَرْكُ مَا لَا يَعْنِي، وَالِاشْتِغَالُ بِمَا يُفِيدُ]

Hadits Kedua Belas: [Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat dan Menyibukkan Diri dengan Hal yang Bermanfaat]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁, dari Nabi ﷺ bersabda: "Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." Hadits hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lainnya (1).

_________
(١) مُعَلٌّ بِالْإِرْسَالِ: أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٢٣١٨)، وَابْنُ مَاجَهْ (٣٩٧٦) وَغَيْرُهُمْ مِنْ طَرِيقِ قُرَّةَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَرْفُوعًا. وَقُرَّةُ ضَعِيفٌ، وَقَدْ خَالَفَهُ جَمَاعَةٌ مِنَ الثِّقَاتِ الْأَثْبَاتِ مِنْ أَصْحَابِ الزُّهْرِيِّ، فَرَوَوْهُ عَنْهُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ مُرْسَلًا، مِنْهُمْ مَالِكٌ وَمَعْمَرُ بْنُ رَاشِدٍ وَيَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ وَغَيْرُهُمْ، وَلِهَذَا قَالَ أَبُو حَاتِمٍ عَنْ طَرِيقِ قُرَّةَ: «هَذَا حَدِيثٌ مُنْكَرٌ جِدًّا بِهَذَا الْإِسْنَادِ» "الْعِلَلُ" (١٨٨٨).
(1) Cacat karena mursal: Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi (2318), Ibnu Majah (3976) dan lainnya dari jalur Qurrah dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah secara marfu'. Qurrah adalah perawi yang lemah, dan telah menyelisihinya sekelompok perawi tsiqah lagi kuat dari kalangan murid Az-Zuhri. Mereka meriwayatkannya dari Az-Zuhri dari Ali bin Al-Husain secara mursal, di antaranya Malik, Ma'mar bin Rasyid, Yahya bin Sa'id Al-Anshari dan lainnya. Oleh karena itu, Abu Hatim berkata tentang jalur Qurrah: "Ini adalah hadits yang sangat munkar dengan sanad ini." "Al-'Ilal" (1888).
وَقَدْ رُوِيَ مِنْ طُرُقٍ أُخْرَى، كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ مَعْلُولَةٌ، وَمَرَدُّهَا إِلَى مُرْسَلِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ. وَلِهَذَا قَالَ الدَّارَقُطْنِيُّ - بَعْدَ ذِكْرِ أَوْجُهِ الْخِلَافِ فِيهِ عَلَى الزُّهْرِيِّ -: «وَالصَّحِيحُ قَوْلُ مَنْ أَرْسَلَهُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ) "الْعِلَلُ" (٣١٠).
Dan telah diriwayatkan dari jalur-jalur lain, semuanya lemah dan bermasalah, dan kembalinya kepada mursal Az-Zuhri dari Ali bin Al-Husain. Oleh karena itu, Ad-Daraquthni berkata - setelah menyebutkan sisi-sisi perbedaan padanya atas Az-Zuhri -: "Yang benar adalah perkataan orang yang memursalkannya dari Ali bin Al-Husain, dari Nabi ﷺ) "Al-'Ilal" (310).

الحَدِيثُ الثَّالِثَ عَشَرَ: [مِنْ عَلَامَاتِ كَمَالِ الإِيمَانِ حُبُّكَ الخَيْرَ لِلْمُسْلِمِيْنَ]

الحَدِيثُ الثَّالِثَ عَشَرَ: [مِنْ عَلَامَاتِ كَمَالِ الْإِيمَانِ حُبُّكَ الْخَيْرَ لِلْمُسْلِمِينَ]

Hadits Ketiga Belas: [Di antara tanda-tanda kesempurnaan iman adalah kamu mencintai kebaikan bagi kaum muslimin]

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ﵁، خَادِمِ رَسُولِ اللهِ ﷺ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ،وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik ﵁, pembantu Rasulullah ﷺ, dari Nabi ﷺ bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (١٣)، ومسلم (٧١).
(1) al-Bukhari (13), dan Muslim (71).

الحَدِيثُ الرَّابِعَ عَشَرَ: [حُرْمَةُ دَمِ المُسْلِمِ .. وَمَتَى تُهْدَرُ]

الحَدِيثُ الرَّابِعَ عَشَرَ: [حُرْمَةُ دَمِ المُسْلِمِ .. وَمَتَى تُهْدَرُ]

Hadits Keempat Belas: [Keharaman darah seorang Muslim .. dan kapan ia boleh ditumpahkan]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abdullah bin Mas'ud ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak halal darah seorang Muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang sudah menikah berzina, jiwa dibalas dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya memisahkan diri dari jamaah." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٦٨٧٨)، ومسلم (١٦٧٦).
(1) al-Bukhari (6878), dan Muslim (1676).

الحَدِيثُ الخَامِسَ عَشَرَ: [التَّكَلُّمُ بِالخَيْرِ، وَإِكْرَامُ الجَارِ الضَّيْفِ]

الحَدِيثُ الخَامِسَ عَشَرَ: [التَّكَلُّمُ بِالخَيْرِ، وَإِكْرَامُ الجَارِ الضَّيْفِ]

Hadis Kelima Belas: [Berkata yang Baik, dan Memuliakan Tetangga serta Tamu]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁, dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٦٠١٨)، ومسلم (٤٧).
(1) Al-Bukhari (6018), dan Muslim (47).

الحَدِيثُ السَّادِسَ عَشَرَ: [النَّهْيُ عَنِ الغَضَبِ]

الحَدِيثُ السَّادِسُ عَشَرَ: [النَّهْيُ عَنِ الغَضَبِ]

Hadits Keenam Belas: [Larangan Marah]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ أَوْصِنِي، قَالَ: «لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ: لَا تَغْضَبْ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi ﷺ: "Berilah aku wasiat." Beliau bersabda, "Janganlah engkau marah." Laki-laki itu mengulangi permintaannya beberapa kali. Beliau tetap bersabda, "Janganlah engkau marah." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1).

_________
(١) (٦١١٦).
(1) (6116).

الحَدِيثُ السَّابِعَ عَشَرَ: [الأَمْرُ بِالإِحْسَانِ، وَالرِّفْقُ بِالحَيَوَانِ]

الحَدِيثُ السَّابِعُ عَشَرَ: [الأَمْرُ بِالإِحْسَانِ، وَالرِّفْقُ بِالحَيَوَانِ]

Hadits Ketujuh Belas: [Perintah untuk Berbuat Baik dan Bersikap Lembut terhadap Hewan]

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ ﵁، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus ﵁, dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu. Jika kamu membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (١٩٩٥).
(1) (1995).

الحَدِيثُ الثَّامِنَ عَشَرَ: [حُسْنُ الخُلُقِ]

الحَدِيثُ الثَّامِنَ عَشَرَ: [حُسْنُ الخُلُقِ]

Hadits Kedelapan Belas: [Akhlak yang Baik]

عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ﵄، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيحٌ (١).

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal ﵄, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia berkata: Hadits hasan, dan dalam sebagian naskah: Hasan shahih (1).

_________
(١) حَسَنٌ بِشَوَاهِدِهِ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ (٢١٠٢) مِنْ طَرِيقِ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَمُعَاذٍ، وَلَمْ يَسْمَعْ مِنْهُمَا، وَلَكِنَّ لِأَلْفَاظِهِ شَوَاهِدَ، انْظُرْ جَامِعَ الْعُلُومِ وَالْحِكَمِ لِابْنِ رَجَبٍ (١/ ٣٩٨).
(1) Hasan dengan syawahidnya, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2102) dari jalur Maimun bin Abi Syabib dari Abu Dzar dan Mu'adz, dan ia tidak mendengar dari keduanya, tetapi lafazh-lafazhnya memiliki syawahid, lihat Jami' Al-'Ulum wa Al-Hikam karya Ibnu Rajab (1/398).

الحَدِيثُ التَّاسِعَ عَشَرَ: [نَصِيحَةٌ نَبَوِيَّةٌ لِتَرْسِيخِ العَقِيدَةِ الإِسْلَامِيَّةِ]

الحَدِيثُ التَّاسِعَ عَشَرَ: [نَصِيحَةٌ نَبَوِيَّةٌ لِتَرْسِيخِ العَقِيدَةِ الإِسْلَامِيَّةِ]

Hadits Kesembilan Belas: [Nasihat Nabawi untuk Memperkuat Akidah Islamiyah]

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ لِي: «يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ (١).

Dari Abu Al-'Abbas 'Abdullah bin 'Abbas ﵄ berkata: Aku pernah berada di belakang Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda kepadaku: "Wahai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya umat ini bersatu untuk memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia berkata: Hadits hasan shahih (1).

وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ (٢): «احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا».

Dan dalam riwayat selain Tirmidzi (2): "Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Dia akan mengenalimu di waktu sulit. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan".

_________
(١) صَحِيحٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ وَشَوَاهِدِهِ: أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٢٥١٦)، وَأَحْمَدُ (٢٧٦٣) وَغَيْرُهُمَا.
(1) Shahih berdasarkan gabungan jalur-jalur periwayatan dan syawahidnya: Dikeluarkan oleh Tirmidzi (2516), Ahmad (2763) dan lainnya.
(٢) أَخْرَجَهَا أَحْمَدُ (٢٨٠٣)، وَالْحَاكِمُ فِي "الْمُسْتَدْرَكِ" (٦٣٠٣)، وَقَالَ ابْنُ حَجَرٍ فِي "مُوَافَقَةِ الْخَبَرِ الْخَبَرَ" (١/ ٣٢٩) «طُرُقُ هَذِهِ الزِّيَادَةِ تَقْوَى بَعْضُهَا بِبَعْضٍ وَاللَّهُ أَعْلَمُ».
(2) Dikeluarkan oleh Ahmad (2803), Al-Hakim dalam "Al-Mustadrak" (6303), dan Ibnu Hajar berkata dalam "Muwafaqah Al-Khabar Al-Khabar" (1/329) "Jalur-jalur tambahan ini saling menguatkan satu sama lain, dan Allah lebih mengetahui".

الحَدِيثُ العِشْرُونَ: [الحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ]

الحَدِيثُ العِشْرُونَ: [الحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ]

Hadits Kedua Puluh: [Malu adalah Bagian dari Iman]

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الْأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ ﵁، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ (١).

Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Anshari Al-Badri ﵁, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui oleh manusia adalah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1).

_________
(١) (٦١٢٠).
(1) (6120).

الحَدِيثُ الحَادِي وَالعِشْرُونَ: [الاسْتِقَامَةُ لُبُّ الإِسْلَامِ]

الحَدِيثُ الحَادِي وَالعِشْرُونَ: [الِاسْتِقَامَةُ لُبُّ الْإِسْلَامِ]

Hadits Kedua Puluh Satu: [Istiqamah adalah Inti Islam]

عَنْ أَبِي عَمْرٍو – وَقِيلَ أَبِي عَمْرَةَ - سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ ﵁، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ، قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu 'Amr - ada yang mengatakan Abu 'Amrah - Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi ﵁, ia berkata: Aku berkata, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam suatu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun selainmu." Beliau bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah', kemudian istiqamahlah." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (٣٨).
(1) (38).

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالعِشْرُونَ: [دُخُولُ الجَنَّةِ بِفِعْلِ المَأْمُورَاتِ وَتَرْكِ المَنْهِيَّاتِ]

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالعِشْرُونَ: [دُخُولُ الجَنَّةِ بِفِعْلِ المَأْمُورَاتِ وَتَرْكِ المَنْهِيَّات]

Hadits Kedua Puluh Dua: [Masuk Surga dengan Melakukan Perintah dan Meninggalkan Larangan]

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيِّ ﵄: أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari ﵄: bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ia berkata, "Bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan shalat-shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahkan sesuatu pun atas hal itu, apakah aku akan masuk surga?" Beliau bersabda, "Ya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

وَمَعْنَى حَرَّمْتُ الحَرَامَ: [أَيْ] اجْتَنَبْتُهُ،

Makna mengharamkan yang haram adalah menjauhinya,

وَمَعْنَى أَحْلَلْتُ الحَلَالَ: [أَيْ] فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ، وَاللهُ أَعْلَمُ.

dan makna menghalalkan yang halal adalah melakukannya dengan meyakini kehalalannya, dan Allah lebih mengetahui.

_________
(١) (١٦).
(1) (16).

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالعِشْرُونَ: [مِنْ جَوَامِعِ الخَيْرِ]

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالعِشْرُونَ: [مِنْ جَوَامِعِ الخَيْرِ]

Hadits Kedua Puluh Tiga: [Dari Kumpulan Kebaikan]

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَشْعَرِيِّ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ،

Dari Abu Malik Al-Harits bin 'Ashim Al-Asy'ari ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Bersuci adalah setengah dari iman, dan alhamdulillah memenuhi timbangan,

وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو، فَبَائِعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

dan subhanallah dan alhamdulillah memenuhi atau mengisi apa yang ada di antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti, sabar adalah sinar, dan Al-Qur'an adalah hujjah bagimu atau atasmu. Setiap manusia berpagi hari, maka ia menjual dirinya, lalu membebaskannya atau membinasakannya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (٢٢٣)، وَانْظُرْ جَامِعَ العُلُومِ وَالحِكَمِ لِابْنِ رَجَبٍ (٢/ ٦٢٩).
(1) (223), dan lihat Jami' Al-'Ulum wa Al-Hikam karya Ibnu Rajab (2/629).

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالعِشْرُونَ: [آلَاءُ اللهِ تَعَالَى وَفَضْلُهُ عَلَى عِبَادِهِ]

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالعِشْرُونَ: [آلَاءُ اللهِ تَعَالَى وَفَضْلُهُ عَلَى عِبَادِهِ]

Hadis Ke-24: [Nikmat Allah Ta'ala dan Karunia-Nya atas Hamba-hamba-Nya]

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ﵁، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ ﷿ أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا دَخَلَ الْبَحْرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Dzar ﵁, dari Nabi ﷺ dalam apa yang dia riwayatkan dari Tuhannya ﷿ bahwa Dia berfirman: "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan menjadikannya sebagai sesuatu yang haram di antara kalian, maka janganlah saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk, maka mohonlah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian adalah lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan, maka mohonlah makan kepada-Ku niscaya Aku beri kalian makan. Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka mohonlah pakaian kepada-Ku niscaya Aku beri kalian pakaian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan di malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka mohonlah ampun kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan bisa mencapai (tingkat) membahayakan-Ku sehingga kalian bisa membahayakan-Ku dan kalian tidak akan bisa mencapai (tingkat) memberi manfaat kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya generasi pertama kalian dan generasi terakhir kalian, manusia dan jin kalian berada di atas ketakwaan hati seorang laki-laki yang paling bertakwa di antara kalian, hal itu tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya generasi pertama kalian, generasi terakhir kalian, manusia dan jin kalian berada di atas keburukan hati seorang lelaki yang paling jahat, itu tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya generasi pertama kalian, generasi terakhir kalian, manusia dan jin kalian berdiri di satu tempat lalu meminta kepada-Ku, lalu Aku memberikan setiap permintaan mereka, itu tidak akan mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali seperti jarum yang masuk ke dalam lautan. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku hanya akan menghitung amalan kalian kemudian Aku akan memenuhinya untuk kalian. Barangsiapa mendapatkan kebaikan hendaknya dia memuji Allah, dan barangsiapa mendapatkan selain itu janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri."

_________
(١) (٢٥٧٧).
(1) (2577).

الحَدِيثُ الخَامِسُ وَالعِشْرُونَ: [التَّنَافُسُ فِي الخَيْرِ، وَفَضْلُ الذِّكْرِ]

الحَدِيثُ الخَامِسُ وَالعِشْرُونَ: [التَّنَافُسُ فِي الخَيْرِ، وَفَضْلُ الذِّكْرِ]

Hadis Kedua Puluh Lima: [Berlomba dalam Kebaikan, dan Keutamaan Dzikir]

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ﵁ أَيْضًا «أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ، قَالَ: «أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ، أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Dzar ﵁ juga, "Bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah ﷺ berkata kepada Nabi ﷺ: 'Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan pahala yang banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.' Beliau bersabda: 'Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma'ruf adalah sedekah, mencegah dari yang munkar adalah sedekah, dan pada kemaluan salah seorang dari kalian ada sedekah.' Mereka bertanya: 'Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala di dalamnya?' Beliau menjawab: 'Tahukah kalian seandainya ia meletakkannya pada yang haram, apakah ia mendapat dosa? Maka demikian pula jika ia meletakkannya pada yang halal, ia mendapat pahala.' Diriwayatkan oleh Muslim (1)."

_________
(١) (١٠٠٦).
(1) (1006).

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالعِشْرُونَ: [كَثْرَةُ طُرُقِ الخَيْرِ، وَتَعَدُّدُ أَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ]

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالعِشْرُونَ: [كَثْرَةُ طُرُقِ الخَيْرِ، وَتَعَدُّدُ أَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ]

Hadits Kedua Puluh Enam: [Banyaknya Jalan Kebaikan dan Beragamnya Jenis Sedekah]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ يَعْدِلُ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَيُعِينُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ، فَيَحْمِلُهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ يَمْشِيهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَيُمِيطُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hurairah, ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap ruas tulang manusia wajib dikeluarkan sedekahnya setiap hari matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, membantu seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah berjalan menuju shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٢٩٨٩)، ومسلم (١٠٠٩).
(1) al-Bukhari (2989), dan Muslim (1009).

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالعِشْرُونَ: [تَعْرِيفُ البِرِّ وَالإِثْمِ]

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالعِشْرُونَ: [تَعْرِيفُ البِرِّ وَالإِثْمِ]

Hadits ke-27: [Definisi kebaikan dan dosa]

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ، فَقَالَ: «الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari An-Nawwas bin Sam'an Al-Anshari, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan dan dosa, maka beliau bersabda: "Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa ganjil di dadamu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ قَالَ: «أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «اسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ، وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ، وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ» حَدِيثٌ حَسَنٌ (٢).

Dari Wabisah bin Ma'bad berkata: "Aku datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda: 'Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan dan dosa?' Aku menjawab: 'Ya.' Beliau bersabda: 'Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dengannya dan hati merasa tenteram dengannya. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang terasa ganjil dalam jiwa dan ragu-ragu dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka memberi fatwa kepadamu.' Hadits hasan (2).

رَوَيْنَاهُ فِي مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، وَالدَّارِمِيِّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.

Kami meriwayatkannya dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad-Darimi dengan sanad yang hasan.

_________
(١) (٢٥٥٣).
(1) (2553).
(٢) حَسَنٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ وَشَوَاهِدِهِ مَا عَدَا لَفْظَ: «اسْتَفْتِ قَلْبَكَ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ». فَقَدْ أَخْرَجَهَا أَحْمَدُ (١٨٠٠٦)، وَالدَّارِمِيُّ (٢٥٧٥)، وَابْنُ أَبِي شَيْبَةَ (٧٥٣) وَغَيْرُهُمْ مِنْ طُرُقٍ ضَعِيفَةٍ، وَلَعَلَّ لِذَلِكَ أَعْرَضَ مُسْلِمٌ عَنْ ذِكْرِهَا فِي صَحِيحِهِ.
(2) Hasan dengan kumpulan jalur periwayatan dan syawahidnya kecuali lafaz: "Mintalah fatwa kepada hatimu, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu". Hadits ini telah dikeluarkan oleh Ahmad (18006), Ad-Darimi (2575), Ibnu Abi Syaibah (753) dan lainnya dari jalur-jalur yang lemah. Mungkin karena itulah Muslim berpaling dari menyebutkannya dalam kitab Shahihnya.

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالعِشْرُونَ: [السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالالْتِزَامُ بِالسُّنَّةِ]

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالعِشْرُونَ: [السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالالْتِزَامُ بِالسُّنَّةِ]

Hadits Kedua Puluh Delapan: [Mendengar, Taat, dan Berpegang Teguh pada Sunnah]

عَنْ أَبِي نَجِيحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ ﵁ قَالَ: «وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَوْعِظَةً، وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَالتِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ (١).

Dari Abu Najīḥ Al-'Irbāḍ bin Sāriyah ﵁ berkata: "Rasulullah ﷺ menasihati kami dengan nasihat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Kami berkata: 'Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.' Beliau bersabda: 'Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya siapa di antara kalian yang hidup, maka dia akan melihat banyak perselisihan. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara baru (dalam agama), karena setiap bid'ah adalah sesat." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits hasan shahih (1).

_________
(١) حَسَنٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ؛ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ (٤٦٠٧)، وَالتِّرْمِذِيُّ (٢٦٧٦) وَغَيْرُهُمَا.
(1) Hasan dengan kumpulan jalur-jalurnya; diriwayatkan oleh Abu Dawud (4607), Tirmidzi (2676) dan lainnya.

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالعِشْرُونَ: [طَرِيقُ النَّجَاةِ]

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالعِشْرُونَ: [طَرِيقُ النَّجَاةِ]

Hadits ke-29: [Jalan Keselamatan]

عَنْ مُعَاذٍ بن جَبَلٍ ﵁ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ. ثُمَّ قَالَ: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ تَلَا: ﴿تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ﴾ [السجدة: ١٦] حَتَّى

Dari Mu'adz bin Jabal ﵁ berkata: Aku berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka." Beliau bersabda, "Sungguh engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan itu mudah bagi siapa yang Allah ﷻ mudahkan baginya: engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah." Kemudian beliau bersabda, "Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam." Kemudian beliau membaca: ﴿Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya﴾ [As-Sajdah: 16] hingga

بَلَغَ: يَعْلَمُونَ [السَّجْدَةِ: ١٦ - ١٧]، ثُمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذُرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذُرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ، ثُمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ، قَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ، أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

Beliau membaca: ya'lamūn [As-Sajdah: 16-17], kemudian berkata: "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang pokok perkara, tiangnya, dan puncak perkaranya?" Aku menjawab: "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad." Kemudian beliau bertanya lagi: "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kendali semua itu?" Aku menjawab: "Tentu wahai Rasulullah." Lalu beliau memegang lidahnya dan berkata: "Tahanlah ini." Aku bertanya: "Wahai Nabi Allah, apakah kita akan dituntut atas apa yang kita ucapkan?" Beliau menjawab: "Ibumu kehilanganmu! Adakah yang menyebabkan manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau hidung mereka kecuali hasil panen lidah mereka?"

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وقال: حَدِيث حسن صَحِيحٌ (١).

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia berkata: Hadits hasan shahih (1).

_________
(١) صَحِيحٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ؛ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٢٦١٦)، وَأَحْمَدُ (٢٢٠٦٣) وَغَيْرُهُمَا.
(1) Shahih berdasarkan gabungan jalur-jalurnya; diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2616), Ahmad (22063) dan lainnya.

الحَدِيثُ الثَّلاثُونَ: [الالْتِزَامُ بِحُدُودِ الشَّرْعِ]

الحَدِيثُ الثَّلَاثُونَ: [الالْتِزَامُ بِحُدُودِ الشَّرْعِ]

Hadis Ketiga Puluh: [Berpegang Teguh pada Batasan-batasan Syariat]

عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ جُرْثُومِ بْنِ نَاشِرٍ ﵁، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ ﷿ فَرَضَ فَرَائِضَ، فَلَا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودًا فَلَا تَعْتَدُوهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ، فَلَا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ، فَلَا تَبْحَثُوا عَنْهَا» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُ (١).

Dari Abu Tsa'labah Al-Khusyani Jurtsuum bin Nasyir ﵁, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah ﷿ telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka janganlah kalian menyia-nyiakannya. Allah telah menetapkan batasan-batasan, maka janganlah kalian melampauinya. Allah telah mengharamkan beberapa perkara, maka janganlah kalian melanggarnya. Dan Allah mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat bagi kalian bukan karena lupa, maka janganlah kalian membahasnya." Hadis hasan, diriwayatkan oleh Ad-Daraquthni dan lainnya (1).

_________
(١) ضَعِيفٌ؛ أَخْرَجَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ (١٨٤)، وَالطَّبَرَانِيُّ (٥٨٩) وَغَيْرُهُمَا، مِنْ طَرِيقِ مَكْحُولٍ عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ مَرْفُوعًا، وَمَكْحُولٌ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ، يُنْظَرُ "جَامِعُ التَّحْصِيلِ" لِلْعَلَائِيِّ (٧٩٦).
(1) Lemah; dikeluarkan oleh Ad-Daraquthni (184), Ath-Thabrani (589) dan lainnya, dari jalur Makhul dari Abu Tsa'labah secara marfu', dan Makhul tidak mendengar dari Abu Tsa'labah, lihat "Jami' At-Tahshil" karya Al-'Ala'i (796).

الحَدِيثُ الحَادِي وَالثَّلاثُونَ: [الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا، وَثَمَرَتُهُ]

الحَدِيثُ الحَادِي وَالثَّلَاثُونَ: [الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا، وَثَمَرَتُهُ]

Hadis Ketiga Puluh Satu: [Zuhud di Dunia, dan Buahnya]

عَنْ أَبِي العَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ، وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ: «ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيدَ حَسَنَةٍ (١).

Dari Abu Al-'Abbas Sahl bin Sa'd As-Sa'idi, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku mengerjakannya, Allah akan mencintaiku dan manusia akan mencintaiku." Beliau bersabda, "Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya manusia akan mencintaimu." Hadis hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad-sanad yang hasan (1).

_________
(١) ضَعِيفٌ جِدًّا؛ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ (١٤٠٢)، وَالبَيْهَقِيُّ فِي "الشُّعَبِ" (١٠٠٤٣)، مِنْ طَرِيقِ خَالِدِ بْنِ عَمْرٍو القُرَشِيِّ عَنِ الثَّوْرِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي العَبَّاسِ مَرْفُوعًا. وَخَالِدٌ هَذَا يَضَعُ الحَدِيثَ، وَقَدْ ضَعَّفَ الحَدِيثَ العُقَيْلِيُّ وَابْنُ عَدِيٍّ.
(1) Sangat lemah; dikeluarkan oleh Ibnu Majah (1402), dan Al-Baihaqi dalam "Asy-Syu'ab" (10043), dari jalur Khalid bin 'Amr Al-Qurasyi dari Ats-Tsauri dari Abu Hazim dari Abu Al-'Abbas secara marfu'. Khalid ini memalsukan hadis, dan hadis ini telah dilemahkan oleh Al-'Uqaili dan Ibnu 'Adi.
فَقَالَ الْعُقَيْلِيُّ فِي "الضُّعَفَاءِ الْكَبِيرِ" (٢/ ١٠): «لَيْسَ لَهُ مِنْ حَدِيثِ الثَّوْرِيِّ أَصْلٌ ... لِأَنَّ الْمَشْهُورَ بِهِ خَالِدٌ هَذَا».
Al-'Uqaili berkata dalam "Adh-Dhu'afa' Al-Kabir" (2/10): "Dia tidak memiliki asal dari hadits Ats-Tsauri ... karena yang terkenal dengannya adalah Khalid ini".
وَقَالَ ابْنُ عَدِيٍّ فِي "الْكَامِلِ فِي ضُعَفَاءِ الرِّجَالِ" (٣/ ٤٥٩): «... الْحَدِيثُ عَنِ الثَّوْرِيِّ مُنْكَرٌ».
Ibnu 'Adi berkata dalam "Al-Kamil fi Dhu'afa' Ar-Rijal" (3/459): "... Hadits dari Ats-Tsauri adalah munkar".

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالثَّلاثُونَ: [لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ]

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالثَّلَاثُونَ: [لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ]

Hadits ke-32: [Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain]

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ﵁، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ، وَالدَّارَقُطْنِيُّ، وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا، وَرَوَاهُ مَالِكٌ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي "الْمُوَطَّأِ" عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مُرْسَلًا، فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بِبَعْضٍ (١).

Dari Abu Sa'id Al-Khudri ﵁, bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain". Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ad-Daraquthni, dan lainnya secara musnad. Malik rahimahullah meriwayatkannya dalam "Al-Muwaththa'" dari 'Amr bin Yahya, dari ayahnya, dari Nabi ﷺ secara mursal, dengan menghilangkan Abu Sa'id. Hadits ini memiliki beberapa jalur yang saling menguatkan (1).

_________
(١) صَحِيحٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ وَشَوَاهِدِهِ؛ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ (٢٣٤٠)، وَالدَّارَقُطْنِيُّ (٢٨٨)، وَمَالِكٌ فِي "الْمُوَطَّأِ" (٢١٧٧)، وَغَيْرُهُمْ.
(1) Shahih berdasarkan gabungan jalur periwayatan dan syawahidnya; diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2340), Ad-Daraquthni (288), Malik dalam "Al-Muwaththa'" (2177), dan lainnya.

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالثَّلاثُونَ: [مِنْ أُسُسِ القَضَاءِ فِي الإِسْلَامِ]

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالثَّلَاثُونَ: [مِنْ أُسُسِ القَضَاءِ فِي الْإِسْلَامِ]

Hadis Ketiga Puluh Tiga: [Dari Dasar-Dasar Peradilan dalam Islam]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِي وَالْيَمِينَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ (١) وَغَيْرُهُ هَكَذَا، وَبَعْضُهُ فِي "الصَّحِيحَيْنِ" (٢).

Dari Ibnu Abbas ﵄ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Seandainya manusia diberikan sesuai dengan dakwaan mereka, niscaya orang-orang akan mendakwa harta suatu kaum dan darah mereka. Akan tetapi, bukti (wajib) atas pendakwa dan sumpah (wajib) atas orang yang mengingkari." Hadis hasan, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi (1) dan lainnya seperti ini, dan sebagiannya ada dalam "Ash-Shahihain" (2).

_________
(١) أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ (٢١٢٠٠) وَالدِّيَاتُ لِابْنِ أَبِي عَاصِمٍ (٤٠) وَغَيْرُهُ.
(1) Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi (21200), Ad-Diyat karya Ibnu Abi 'Ashim (40) dan lainnya.
(٢) أَخْرَجَهُ البُخَارِيُّ (٤٥٥٢)، وَمُسْلِمٌ (١٧١١) وَغَيْرُهُمَا، دُونَ لَفْظِ (البَيِّنَةُ عَلَى المُدَّعِي)، وَهِيَ صَحِيحَةٌ فَقَدْ رُوِيَتْ مِنْ طُرُقٍ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ. وَالعَمَلُ عَلَيْهَا عِنْدَ أَهْلِ العِلْمِ، بَلْ نَقَلَ ابْنُ المُنْذِرِ الإِجْمَاعَ عَلَى العَمَلِ بِهَا (٢٨٩).
(2) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (4552), Muslim (1711) dan lainnya, tanpa lafaz (al-bayyinah 'ala al-mudda'i), dan hadits ini shahih karena telah diriwayatkan melalui beberapa jalur dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abi Mulaikah dari Ibnu Abbas. Para ulama mengamalkan hadits ini, bahkan Ibnu al-Mundzir menukil ijma' (kesepakatan) untuk mengamalkannya (289).

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالثَّلاثُونَ: [تَغْيِيرُ المُنْكَرِ، وَمَرَاتِبُهُ]

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالثَّلَاثُونَ: [تَغْيِيرُ المُنْكَرِ، وَمَرَاتِبُهُ]

Hadits Ketiga Puluh Empat: [Mengubah Kemungkaran dan Tingkatannya]

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (٤٩).
(1) (49).

الحَدِيثُ الخَامِسُ وَالثَّلَاثُونَ: [أُخُوَّةُ الْإِسْلَامِ، وَحُقُوقُ الْمُسْلِمِ]

الحَدِيثُ الخَامِسُ وَالثَّلَاثُونَ: [أُخُوَّةُ الإِسْلَامِ، وَحُقُوقُ المُسْلِمِ]

Hadits Ketiga Puluh Lima: [Persaudaraan Islam, dan Hak-hak Muslim]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَاهُنَا؛ وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah sebagian dari kalian menjual di atas jualan sebagian yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim itu saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya, tidak menelantarkannya, tidak mendustakannya, dan tidak menghinakannya. Takwa itu di sini - seraya menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika dia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." Diriwayatkan oleh Muslim (1).

_________
(١) (٢٥٦٤).
(1) (2564).

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالثَّلَاثُونَ: [قَضَاءُ حَوَائِجِ الْمُسْلِمِينَ، وَفَضْلُ طَلَبِ الْعِلْمِ]

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالثَّلَاثُونَ: [قَضَاءُ حَوَائِجِ المُسْلِمِينَ، وَفَضْلُ طَلَبِ العِلْمِ]

Hadits ke-36: [Memenuhi kebutuhan kaum muslimin, dan keutamaan menuntut ilmu]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ، مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فَيَمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ بهذا اللفظِ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: "Barangsiapa yang meringankan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan meringankan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali sakinah (ketenangan) akan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya, maka nasabnya tidak akan bisa mempercepatnya." Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafaz ini (1).

_________
(١) (٢٦٩٩).
(1) (2699).

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالثَّلَاثُونَ: [عَظِيمُ لُطْفِ اللهِ تَعَالَى بِعِبَادِهِ، وَفَضْلُهُ عَلَيْهِمْ]

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالثَّلَاثُونَ: [عَظِيمُ لُطْفِ اللهِ تَعَالَى بِعِبَادِهِ، وَفَضْلُهُ عَلَيْهِمْ]

Hadits ke-37: [Keagungan kelembutan Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya, dan karunia-Nya kepada mereka]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ ﵎ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ ﷿ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِئَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ، في صحيحيهما بهذه الحروف (١).

Dari Ibnu Abbas ﵄, dari Rasulullah ﷺ tentang apa yang diriwayatkan dari Tuhannya ﵎, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan hal tersebut. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun tidak jadi melakukannya, Allah tetap menuliskannya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat kebaikan kemudian mengerjakannya, Allah menuliskannya ﷿ di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan yang banyak. Jika ia berniat keburukan namun tidak jadi melakukannya, Allah menuliskannya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat keburukan kemudian mengerjakannya, Allah menuliskannya sebagai satu keburukan." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Sahih mereka berdua dengan lafaz ini (1).

فَانْظُرْ يَا أَخِي وَفَّقَنَا اللهُ وَإِيَّاكَ إِلَى عَظِيمِ لُطْفِ اللهِ تَعَالَى، وَتَأَمَّلْ هَذِهِ الأَلْفَاظَ. وَقَوْلُهُ «عِنْدَهُ» إِشَارَةٌ إِلَى الِاعْتِنَاءِ بِهَا. وَقَوْلُهُ «كَامِلَةً» لِلتَّوْكِيدِ وَشِدَّةِ الِاعْتِنَاءِ بِهَا. وَقَالَ فِي السَّيِّئَةِ الَّتِي هَمَّ بِهَا ثُمَّ تَرَكَهَا «كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً» فَأَكَّدَهَا بِـ (كَامِلَةً) وَإِنْ عَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً، فَأَكَّدَ تَقْلِيلَهَا، بِـ (وَاحِدَةً) وَلَمْ يُؤَكِّدْهَا بِـ (كَامِلَةً).فَلِلَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ، سُبْحَانَهُ لَا نُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْهِ، وَبِاللهِ التَّوْفِيقُ.

Lihatlah wahai saudaraku, semoga Allah memberi taufik kepada kita dan Anda kepada keagungan kelembutan Allah Ta'ala, dan renungkanlah kata-kata ini. Perkataannya «'indahu» merupakan isyarat kepada perhatian terhadapnya. Perkataannya «kāmilatan» untuk penegasan dan besarnya perhatian terhadapnya. Dan Dia berfirman tentang keburukan yang ia berniat melakukannya kemudian meninggalkannya, «Allah menuliskannya di sisi-Nya sebagai kebaikan yang sempurna», maka Dia menegaskannya dengan (kāmilatan). Dan jika ia melakukannya, Allah menuliskannya sebagai satu keburukan, maka Dia menegaskan sedikitnya dengan (wāḥidatan) dan tidak menegaskannya dengan (kāmilatan). Maka segala puji dan nikmat bagi Allah, Mahasuci Dia, kita tidak mampu menghitung pujian kepada-Nya, dan dengan pertolongan Allah.

_________
(١) البُخَارِيُّ (٦٤٩١)، وَمُسْلِمٌ (١٣١).
(1) Al-Bukhārī (6491), dan Muslim (131).

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالثَّلَاثُونَ: [مَحَبَّةُ اللهِ تَعَالَى لِأَوْلِيَائِهِ، وَبَيَانُ طَرِيقِ الْوِلَايَةِ]

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالثَّلَاثُونَ: [مَحَبَّةُ اللهِ تَعَالَى لِأَوْلِيَائِهِ، وَبَيَانُ طَرِيقِ الوَلَايَةِ]

Hadits ke-38: [Kecintaan Allah Ta'ala kepada para wali-Nya, dan penjelasan jalan menuju kewalian]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي أَعْطَيْتُهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ (١).

Dari Abu Hurairah ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya. Hamba-Ku tidak mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang Aku wajibkan atasnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk berbuat, dan kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia memohon kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1).

_________
(١) أَخْرَجَهُ البُخَارِيُّ (٦٥٠٢)، دُونَ الكُتُبِ التِّسْعَةِ، وَفِي سَنَدِهِ خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، وَقَدْ تَكَلَّمَ فِيهِ جَمَاعَةٌ مِنْ أَئِمَّةِ الجَرْحِ وَالتَّعْدِيلِ، وَقَالَ الذَّهَبِيُّ فِي "مِيزَانِ الِاعْتِدَالِ" (١/ ٦٤١) «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ جِدًّا، وَلَوْلَا هَيْبَةُ الجَامِعِ الصَّحِيحِ لَعَدُّوهُ فِي مُنْكَرَاتِ خَالِدِ بْنِ مَخْلَدٍ، وَذَلِكَ لِغَرَابَةِ لَفْظِهِ» وَانْظُرْ فَتْحَ البَارِي لِابْنِ حَجَرٍ (١١/ ٣٤١).
(1) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (6502), tanpa Kutub at-Tis'ah, dan dalam sanadnya terdapat Khalid bin Makhlad, yang telah dibicarakan oleh sekelompok imam al-jarh wa at-ta'dil. Adz-Dzahabi berkata dalam "Mizan al-I'tidal" (1/641), "Ini adalah hadits yang sangat gharib (aneh), dan seandainya bukan karena kehebatan al-Jami' ash-Shahih, niscaya mereka akan menganggapnya termasuk hadits-hadits munkar Khalid bin Makhlad, karena keanehan lafazhnya." Lihat Fath al-Bari karya Ibnu Hajar (11/341).

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالثَّلَاثُونَ: [رَفْعُ الْحَرَجِ فِي الْإِسْلَامِ]

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالثَّلَاثُونَ: [رَفْعُ الحَرَجِ فِي الْإِسْلَامِ]

Hadits ke-39: [Menghilangkan Kesulitan dalam Islam]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄، أَنَّ رَسُولَ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ، وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ، وَالْبَيْهَقِيُّ، وَغَيْرُهُمَا (١).

Dari Ibnu Abbas ﵄, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku kesalahan, kelupaan, dan apa yang mereka dipaksa atasnya." Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dan lainnya (1).

_________
(١) طُرُقُهُ فِيهَا مَقَالٌ وَمَعْنَاهُ صَحِيحٌ؛ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ (٢٠٣٦)، وَالْبَيْهَقِيُّ (١١٤٥٤) وَغَيْرُهُمَا، قَالَ ابْنُ الْعَرَبِيِّ فِي "الْقَبَسِ فِي شَرْحِ مُوَطَّأِ مَالِكٍ" (ص: ١٠٥٥) «هَذَانِ الْحَدِيثَانِ لَمْ يَثْبُتْ لَهُمَا قَدَمٌ فِي الصِّحَّةِ، لَكِنْ مَعْنَاهُمَا صَحِيحٌ قَطْعًا»، قَالَ تَعَالَى ﴿رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٢٨٦)﴾ [الْبَقَرَةُ: ٢٨٦]، وَقَالَ ﴿مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠٦)﴾ [النَّحْلُ: ١٠٦].
(1) Sanadnya diperselisihkan, tetapi maknanya sahih; diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2036), Al-Baihaqi (11454) dan lainnya. Ibnu Al-'Arabi berkata dalam "Al-Qabas fi Syarh Muwaththa' Malik" (hal. 1055), "Kedua hadits ini tidak terbukti kesahihannya, tetapi maknanya pasti benar." Allah Ta'ala berfirman, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." [Al-Baqarah: 286] Dan Dia berfirman, "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar." [An-Nahl: 106]

الحَدِيثُ الْأَرْبَعُونَ: [اغْتِنَامُ الْأَوْقَاتِ قَبْلَ الْوَفَاةِ]

الحَدِيثُ الأَرْبَعُونَ: [اغْتِنَامُ الأَوْقَاتِ قَبْلَ الوَفَاةِ]

Hadits Keempat Puluh: [Memanfaatkan Waktu Sebelum Kematian]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄ قَالَ: «أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِمَنْكِبِي، فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ، فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ (١).

Dari Ibnu Umar ﵄, ia berkata: "Rasulullah ﷺ memegang pundakku, lalu bersabda: Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau pengembara. Dan Ibnu Umar berkata: Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1).

_________
(١) (٦٤١٦)، وَانْظُرْ جَامِعَ الْعُلُومِ وَالْحِكَمِ لِابْنِ رَجَبٍ (٢/ ٣٧٦).
(1) (6416), dan lihat Jami' Al-'Ulum wa Al-Hikam karya Ibnu Rajab (2/376).

الحَدِيثُ الْحَادِي وَالْأَرْبَعُونَ: [اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ]

الحَدِيثُ الحَادِي وَالأَرْبَعُونَ: [اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ]

Hadits ke-41: [Mengikuti Nabi ﷺ]

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ﵄، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ» حَدِيثٌ صَحِيحٌ، وَرَوَيْنَاهُ فِي "كِتَابِ الحُجَّةِ" بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ (١).

Dari Abu Muhammad Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash ﵄, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa." Hadits shahih, kami meriwayatkannya dalam "Kitab Al-Hujjah" dengan sanad yang shahih (1).

_________
(١) ضَعِيفٌ؛ تَفَرَّدَ بِهَذَا الحَدِيثِ نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ وَهُوَ ضَعِيفٌ، أَخْرَجَهُ ابْنُ المَقْدِسِيِّ فِي "الحُجَّةِ" (٢/ ٣٩٣) وَغَيْرُهُ، وَانْظُرْ جَامِعَ العُلُومِ وَالحِكَمِ (٢/ ٣٩٣).
(1) Lemah; hadits ini hanya diriwayatkan oleh Nu'aim bin Hammad dan ia lemah, dikeluarkan oleh Ibnu Al-Maqdisi dalam "Al-Hujjah" (2/393) dan lainnya, lihat Jami' Al-'Ulum wal Hikam (2/393).

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالْأَرْبَعُونَ: [سَعَةُ مَغْفِرَةِ اللهِ ﷿]

الحَدِيثُ الثَّانِي وَالْأَرْبَعُونَ: [سَعَةُ مَغْفِرَةِ اللهِ ﷿]

Hadits ke-42: [Luasnya Ampunan Allah ﷿]

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي، غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ﵀ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ (١).

Dari Anas bin Malik raḍiyallāhu 'anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni kesalahanmu yang telah lalu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosamu sampai ke awan di langit kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi." Diriwayatkan oleh at-Tirmiżī ﵀ dan ia berkata: Hadits hasan (1).

_________
(١) حَسَنٌ بِمَجْمُوعِ طُرُقِهِ وَشَوَاهِدِهِ؛ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ (٣٥٤٠)،وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الأَوْسَطِ (٤٣٠٥) وَغَيْرُهُمَا.
(1) Hasan dengan kumpulan jalur periwayatan dan syawahidnya; dikeluarkan oleh At-Tirmidzi (3540), dan Ath-Thabrani dalam Al-Awsath (4305) dan selain mereka berdua.

[خَاتِمَةُ الْكِتَابِ]

[خَاتِمَةُ الكِتَابِ]

[Penutup Kitab]

فَهَذَا آخِرُ مَا قَصَدْتُهُ مِنْ بَيَانِ الأَحَادِيثِ الَّتِي جَمَعَتْ قَوَاعِدَ الإِسْلَامِ، وَتَضَمَّنَتْ مَا لَا يُحْصَى مِنْ أَنْوَاعِ الْعُلُومِ فِي الأُصُولِ وَالْفُرُوعِ، وَالآدَابِ وَسَائِرِ وُجُوهِ الأَحْكَامِ.

Inilah akhir dari apa yang saya maksudkan untuk menjelaskan hadits-hadits yang telah mengumpulkan kaidah-kaidah Islam, dan mencakup apa yang tidak terhitung jumlahnya dari berbagai jenis ilmu dalam ushul dan furu', adab dan seluruh aspek hukum.

وَهَأَنَا أَذْكُرُ بَابًا مُخْتَصَرًا جِدًّا فِي ضَبْطِ أَلْفَاظِهَا مُرَتَّبَةً؛ لِئَلَّا يُغْلَطَ فِي شَيْءٍ مِنْهَا، وَلِيَسْتَغْنِيَ بِهَا حَافِظُهَا عَنْ مُرَاجَعَةِ غَيْرِهِ فِي ضَبْطِهَا، ثُمَّ أَشْرَعُ فِي شَرْحِهَا إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابٍ مُسْتَقِلٍّ،

Dan di sini saya menyebutkan bab yang sangat ringkas dalam menentukan lafal-lafalnya secara teratur; agar tidak keliru dalam sesuatu darinya, dan agar penghafal hadits ini tidak perlu merujuk kepada yang lain dalam menentukan lafalnya, kemudian saya memulai dalam menjelaskannya insya Allah Ta'ala dalam sebuah kitab tersendiri,

وَأَرْجُو مِنْ فَضْلِ اللَّهِ تَعَالَى أَنْ يُوَفِّقَنِي فِيهِ لِبَيَانِ مُهِمَّاتٍ مِنَ اللَّطَائِفِ، وَجُمَلٍ مِنَ الْفَوَائِدِ وَالْمَعَارِفِ، لَا يَسْتَغْنِي مُسْلِمٌ عَنْ مَعْرِفَةِ مَثْلِهَا،

Dan saya berharap dari karunia Allah Ta'ala agar memberi saya taufik di dalamnya untuk menjelaskan perkara-perkara penting dari kelembutan-kelembutan, dan kumpulan faidah-faidah dan pengetahuan-pengetahuan, yang seorang Muslim tidak dapat mengabaikan pengetahuan seperti itu,

وَيَظْهَرُ لِمُطَالِعِهَا جَزَالَةُ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ وَعِظَمُ فَضْلِهَا، وَمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ النَّفَائِسِ الَّتِي ذَكَرْتُهَا، وَالْمُهِمَّاتِ الَّتِي وَصَفْتُهَا، وَيَعْلَمُ بِهَا الْحِكْمَةَ فِي اخْتِيَارِ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ الْأَرْبَعِينَ، وَأَنَّهَا حَقِيقَةٌ بِذَلِكَ عِنْدَ النَّاظِرِينَ.

Dan akan tampak bagi yang menelaahnya, kefasihan hadits-hadits ini dan keagungan keutamaannya, dan apa yang mencakup di dalamnya dari hal-hal berharga yang telah saya sebutkan, dan perkara-perkara penting yang telah saya jelaskan, dan dia akan mengetahui dengannya hikmah dalam memilih empat puluh hadits ini, dan bahwa ia benar-benar seperti itu menurut para pengamat.

وَإِنَّمَا أَفْرَدْتُهَا عَنْ هَذَا الْجُزْءِ؛ لِيَسْهُلَ حِفْظُ ذَا الْجُزْءِ بِانْفِرَادِهِ، ثُمَّ مَنْ أَرَادَ ضَمَّ الشَّرْحِ إِلَيْهِ. . فَلْيَفْعَلْ، وَللَّهِ عَلَيْهِ الْمِنَّةُ بِذَلِكَ؛ إِذْ يَقِفُ عَلَى نَفَائِسِ اللَّطَائِفِ الْمُسْتَنْبَطَةِ مِنْ كَلَامِ مَنْ قَالَ اللَّهُ فِي حَقِّهِ: ﴿وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣) إِنْ هُوَ

Dan saya hanya memisahkannya dari juz ini agar mudah menghafal juz ini secara terpisah, kemudian barangsiapa yang ingin menggabungkan syarah dengannya, maka lakukanlah. Dan bagi Allah atasnya nikmat dengan itu, karena dia berdiri di atas mutiara-mutiara hikmah yang diambil dari perkataan orang yang Allah berfirman tentang haknya: "Dan tidaklah dia berucap dari hawa nafsu. Tidaklah ia

إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى﴾ (١)، وَللَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ أَوَّلًا وَآخِرًا، بَاطِنًا وَظَاهِرًا عَلَى نِعَمِهِ.

melainkan wahyu yang diwahyukan." Dan bagi Allah segala puji dan karunia, di awal dan di akhir, secara batin dan zahir atas nikmat-nikmat-Nya.

_________
(١) [النجم: ٣، ٤]
[An-Najm: 3-4]

بَابُ الْإِشَارَاتِ إِلَى ضَبْطِ الْأَلْفَاظِ الْمُشْكِلَاتِ

بَابُ الإِشَارَاتِ إِلَى ضَبْطِ الأَلْفَاظِ الْمُشْكِلَاتِ

Bab Isyarat untuk Mengontrol Kata-kata yang Ambigu

هَذَا الْبَابُ وَإِنْ تَرْجَمَتُهُ بِالْمُشْكِلَاتِ فَقَدْ أُنَبِّهُ فِيهِ عَلَى أَلْفَاظٍ مِنَ الْوَاضِحَاتِ.

Bab ini, meskipun berjudul dengan kata-kata yang ambigu, saya menyebutkan di dalamnya kata-kata yang jelas.

فِي الْخُطْبَةِ:

Dalam khutbah:

- "نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً" رُوِيَ بِتَشْدِيدِ الضَّادِ وَتَخْفِيفِهَا، وَالتَّشْدِيدُ أَكْثَرُ؛ وَمَعْنَاهُ: حَسَّنَهُ وَجَمَّلَهُ.

- "Semoga Allah mencerahkan seseorang" diriwayatkan dengan tasydid pada huruf ḍād dan takhfif-nya, dan tasydid lebih banyak; maknanya: memperindah dan mempercantiknya.

الحَدِيثُ الْأَوَّلُ

الحَدِيثُ الأَوَّلُ

Hadits Pertama

- (أَمِيرُ المُؤْمِنِينَ) عُمَرُ ﵁، هُوَ أَوَّلُ مَنْ سُمِّيَ أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ.

- (Amirul Mukminin) Umar ﵁, adalah orang pertama yang diberi gelar Amirul Mukminin.

- قَوْلُهُ ﷺ: "إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ" المُرَادُ: لَا تُحْسَبُ الأَعْمَالُ الشَّرْعِيَّةُ إِلَّا بِالنِّيَّةِ.

- Sabda Nabi ﷺ: "Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya" maksudnya: amalan syar'i tidak dihitung kecuali dengan niat.

- قَوْلُهُ ﷺ: "فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ" مَعْنَاهُ: مَقْبُولَةٌ.

- Sabda Nabi ﷺ: "Maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya" artinya: diterima.

الحَدِيثُ الثَّانِي

الحَدِيثُ الثَّانِي

Hadits Kedua

- (لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ) هُوَ بِضَمِّ الْيَاءِ مِنْ (يُرَى).

- (Tidak terlihat padanya bekas perjalanan) adalah dengan dhammah pada huruf ya' dari kata (yuraa).

- قَوْلُهُ: "تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ، وَشَرِّهِ" مَعْنَاهُ: تَعْتَقِدُ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدَّرَ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ قَبْلَ خَلْقِ الْخَلْقِ، وَأَنَّ جَمِيعَ الْكَائِنَاتِ قَائِمَةٌ بِقَضَاءِ اللَّهِ تَعَالَى وَقَدَرِهِ وَهُوَ مُرِيدٌ لَهَا.

- Perkataannya: "Engkau beriman kepada qadar, baiknya dan buruknya" maknanya: engkau meyakini bahwa Allah Ta'ala telah menentukan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk, dan bahwa seluruh makhluk berdiri dengan qadha' Allah Ta'ala dan qadar-Nya, dan Dia menghendakinya.

- قَوْلُهُ: "فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا" هُوَ بِفَتْحِ الْهَمْزَةِ؛ أَيْ: عَلَامَتِهَا، وَيُقَالُ: (أَمَارٌ) بِلَا هَاءٍ لُغَتَانِ، لَكِنَّ الرِّوَايَةَ بِالْهَاءِ.

- Perkataannya: "Maka beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" adalah dengan fathah pada hamzah; yaitu: tandanya, dan dikatakan: (amaarun) tanpa ha' adalah dua bahasa, tetapi riwayat dengan ha'.

- قَوْلُهُ: "تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا" أَيْ: سَيِّدَتَهَا؛ وَمَعْنَاهُ: أَنْ تَكْثُرَ السَّرَارِي حَتَّى تَلِدَ الْأَمَةُ السِّرِّيَّةُ بِنْتًا لِسَيِّدِهَا، وَبِنْتُ السَّيِّدِ فِي مَعْنَى السَّيِّدِ، وَقِيلَ: يَكْثُرُ بَيْعُ السَّرَارِي، حَتَّى

- Perkataannya: "Seorang budak wanita melahirkan tuannya" yaitu: majikannya; dan maknanya: bahwa budak-budak wanita akan banyak sehingga seorang budak wanita melahirkan seorang anak perempuan untuk tuannya, dan anak perempuan tuan dalam makna tuan, dan dikatakan: jual beli budak-budak wanita akan banyak, sehingga

تَشْتَرِي الْمَرْأَةُ أُمَّهَا وَتَسْتَعْبِدُهَا جَاهِلَةً بِأَنَّهَا أُمُّهَا، وَقِيلَ غَيْرُ ذَلِكَ، وَقَدْ أَوْضَحْتُهُ فِي "شَرْحِ صَحِيحِ مُسْلِمٍ" بِدَلَائِلِهِ وَجَمِيعِ طُرُقِهِ (١).

seorang wanita membeli ibunya dan memperbudaknya tanpa mengetahui bahwa dia adalah ibunya, dan dikatakan selain itu, dan sungguh aku telah menjelaskannya dalam "Syarh Shahih Muslim" dengan dalil-dalilnya dan seluruh jalur-jalurnya (1).

- قَوْلُهُ: "العَالَةَ" أَيْ: الفُقَرَاءَ؛ وَمَعْنَاهُ: أَنَّ أَسَافِلَ النَّاسِ يَصِيرُونَ أَهْلَ ثَرْوَةٍ ظَاهِرَةٍ.

- Perkataannya: "Al-'Aalah" artinya: orang-orang miskin; dan maknanya: bahwa orang-orang rendahan akan menjadi orang-orang yang memiliki kekayaan yang nyata.

- قَوْلُهُ: (لَبِثْتُ مَلِيًّا) (٢) هُوَ بِتَشْدِيدِ اليَاءِ؛ أَيْ: زَمَانًا كَثِيرًا، وَكَانَ ذَلِكَ ثَلَاثًا، هَكَذَا جَاءَ مُبَيَّنًا فِي رِوَايَةِ أَبِي دَاوُودَ، وَالتِّرْمِذِيِّ وَغَيْرِهِمَا (٣).

- Perkataannya: (Aku tinggal lama) (2) itu dengan tasydid pada huruf ya'; artinya: waktu yang lama, dan itu adalah tiga hari, demikianlah dijelaskan dalam riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan lainnya (3).

_________
(١) شَرْحُ صَحِيحِ مُسْلِمٍ (١/ ١٥٨ - ١٥٩).
(1) Syarh Shahih Muslim (1/158 - 159).
(٢) اللَّفْظُ فِي الحَدِيثِ: (فَلَثِبْتُ) بِالفَاءِ، وَفِي رِوَايَةٍ: (فَلَبِثَ) وَالقَائِلُ هُوَ عُمَرُ ﵁.
(2) Lafal dalam hadits: (Falatsibtu) dengan huruf fa', dan dalam satu riwayat: (Falabatsa) dan yang mengatakannya adalah Umar ﵁.
(٣) سُنَنُ أَبِي دَاوُودَ (٤٦٩٥)، وَسُنَنُ التِّرْمِذِيِّ (٢٦١٠) عَنْ عُمَرَ ﵁.
(3) Sunan Abu Dawud (4695), dan Sunan At-Tirmidzi (2610) dari Umar ﵁.

الحَدِيثُ الْخَامِسُ

الحَدِيثُ الخَامِسُ

Hadits Kelima

- " مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا. . . فَهُوَ رَدٌّ" أَيْ: مَرْدُودٌ، كَالخَلْقِ بِمَعْنَى المَخْلُوقِ.

- "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami... maka ia tertolak" yaitu: ditolak, seperti al-khalq yang bermakna al-makhluuq.

الحَدِيثُ السَّادِسُ

الحَدِيثُ السَّادِسُ

Hadits Keenam

- " فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ" أَيْ: صَانَ دِينَهُ، وَحَمَى عِرْضَهُ مِنْ وُقُوعِ النَّاسِ فِيهِ.

- "Maka sungguh dia telah menjaga agama dan kehormatannya" yaitu: dia menjaga agamanya, dan melindungi kehormatannya dari cemoohan orang-orang.

- قَوْلُهُ: "يُوشِكُ" هُوَ بِضَمِّ الْيَاءِ وَكَسْرِ الشِّينِ؛ أَيْ: يُسْرِعُ وَيَقْرُبُ.

- Perkataannya: "Yūsyiku" adalah dengan dhammah pada ya' dan kasrah pada syin; artinya: mempercepat dan mendekat.

- قَوْلُهُ: "حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ" مَعْنَاهُ: الَّذِي حَمَاهُ اللَّهُ تَعَالَى وَمَنَعَ دُخُولَهُ هُوَ الْأَشْيَاءُ الَّتِي حَرَّمَهَا.

- Perkataannya: "Perlindungan Allah adalah larangan-larangan-Nya" maknanya: apa yang Allah lindungi dan larang memasukinya adalah hal-hal yang Dia haramkan.

الحَدِيثُ السَّابِعُ

الحَدِيثُ السَّابِعُ

Hadis Ketujuh

- قَوْلُهُ: (عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ): هُوَ بِضَمِّ الرَّاءِ وَفَتْحِ الْقَافِ وَتَشْدِيدِ الْيَاءِ.

- Perkataannya: (dari Abu Ruqayyah): Ia adalah dengan dhammah pada ra', fathah pada qaf, dan tasydid pada ya'.

- قَوْلُهُ: (الدَّارِيُّ) مَنْسُوبٌ إِلَى جَدٍّ لَهُ اسْمُهُ الدَّارُ، وَقِيلَ: إِلَى مَوْضِعٍ يُقَالُ لَهُ: دَارِينَ، وَيُقَالُ فِيهِ أَيْضًا: الدَّيْرِيُّ نِسْبَةً إِلَى دَيْرٍ كَانَ يَتَعَبَّدُ فِيهِ، وَقَدْ بَسَطْتُ الْقَوْلَ فِي إِيضَاحِهِ فِي أَوَائِلِ "شَرْحِ صَحِيحِ مُسْلِمٍ" (١).

- Perkataannya: (Ad-Daari) dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Ad-Daar, dan dikatakan: kepada suatu tempat yang disebut: Daariin, dan dikatakan juga padanya: Ad-Dayri yang dinisbatkan kepada dair (biara) tempat ia beribadah, dan sungguh aku telah menjelaskan perkataan ini secara terperinci di awal "Syarh Shahih Muslim" (1).

_________
(١) شَرْحُ صَحِيحِ مُسْلِمٍ (١/ ١٤٢).
(1) Syarh Shahih Muslim (1/142).

الحَدِيثُ التَّاسِعُ

الحَدِيثُ التَّاسِعُ

Hadis Kesembilan

- قَوْلُهُ: "وَاخْتِلَافُهُمْ" هُوَ بِرَفْعِ الْفَاءِ لَا بِكَسْرِهَا.

Perkataannya: "dan perselisihan mereka" adalah dengan men-rafa' (mendhammah) huruf fa', bukan dengan mengkasrahnya.

الحَدِيثُ الْعَاشِرُ

الحَدِيثُ العَاشِرُ

Hadits Kesepuluh

- قَوْلُهُ: "غُذِيَ بِالحَرَامِ" هُوَ بِضَمِّ الغَيْنِ وَكَسْرِ الذَّالِ المُعْجَمَةِ المُخَفَّفَةِ.

- Perkataannya: "Diberi makan dengan yang haram" itu dengan dhammah pada huruf ghain dan kasrah pada huruf dzal mu'jamah yang diringankan.

الحَدِيثُ الْحَادِي عَشَرَ

الحَدِيثُ الحَادِي عَشَرَ

Hadis Kesebelas

- " دَعْ مَا يَرِيبُكَ" بِفَتْحِ اليَاءِ وَضَمِّهَا لُغَتَانِ، وَالفَتْحُ أَفْصَحُ وَأَشْهَرُ؛ مَعْنَاهُ: اتْرُكْ مَا شَكَكْتَ فِيهِ وَاعْدِلْ إِلَى مَا لَا تَشُكُّ فِيهِ.

- "Tinggalkan apa yang meragukanmu" dengan membuka dan mendhommah huruf ya' adalah dua bahasa, dan membukanya lebih fasih dan lebih terkenal; maknanya: tinggalkan apa yang kamu ragukan dan beralihlah kepada apa yang tidak kamu ragukan.

الحَدِيثُ الثَّانِي عَشَرَ

الحَدِيثُ الثَّانِي عَشَرَ

Hadits Kedua Belas

- قَوْلُهُ: "يَعْنِيهِ" بِفَتْحِ أَوَّلِهِ.

- Perkataannya: "ya'niihi" dengan membuka awalnya.

الحَدِيثُ الرَّابِعَ عَشَرَ

الحَدِيثُ الرَّابِعَ عَشَرَ

Hadits Keempat Belas

- قَوْلُهُ: "الثَّيِّبُ الزَّانِي" مَعْنَاهُ: المُحْصَنُ إِذَا زَنَى، وَلِلْإِحْصَانِ شُرُوطٌ مَعْرُوفَةٌ فِي كُتُبِ الفِقْهِ.

- Perkataannya: "Ats-Tsayyib az-Zani" artinya: orang yang sudah menikah jika berzina, dan untuk ihshan ada syarat-syarat yang dikenal dalam kitab-kitab fikih.

الخَامِسَ عَشَرَ

Kelima Belas

- قَوْلُهُ: "لِيَصْمُتْ" بِضَمِّ المِيمِ.

- Perkataannya: "Liyashmut" dengan dhammah pada mim.

السَّابِعَ عَشَرَ

Ketujuh Belas

- "القِتْلَةُ" وَ"الذِّبْحَةُ" بِكَسْرِ أَوَّلِهِمَا.

- "Al-Qitlah" dan "Adz-Dzibhah" dengan kasrah pada awal keduanya.

- قَوْلُهُ: "وَلْيُحِدَّ" هُوَ بِضَمِّ اليَاءِ وَكَسْرِ الحَاءِ وَتَشْدِيدِ الدَّالِ، يُقَالُ: أَحَدَّ السِّكِّينَ، وَحَدَّدَهَا، وَاسْتَحَدَّهَا بِمَعْنًى.

- Perkataannya: "Walyuhidda" itu dengan dhammah pada ya', kasrah pada ha', dan tasydid pada dal, dikatakan: ahadda as-sikkina, wa haddadaha, wastahaddaha dengan makna yang sama.

الثَّامِنَ عَشَرَ

Kedelapan Belas

- (جُنْدُب) بِضَمِّ الجِيمِ، وَبِضَمِّ الدَّالِ وَفَتْحِهَا.

- (Jundub) dengan dhammah pada jim, dan dengan dhammah serta fathah pada dal.

- وَ(جُنَادَةُ) بِضَمِّ الجِيمِ.

- Dan (Junadah) dengan dhammah pada jim.

التَّاسِعَ عَشَرَ

Kesembilan Belas

- "تُجَاهَكَ" بِضَمِّ التَّاءِ وَفَتْحِ الهَاءِ؛ أَيْ: أَمَامَكَ كَمَا فِي الرِّوَايَةِ الأُخْرَى.

- "Tujahaka" dengan dhammah pada ta' dan fathah pada ha'; yaitu: di depanmu seperti dalam riwayat yang lain.

- "تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ" أَيْ: تَحَبَّبْ إِلَيْهِ بِلُزُومِ طَاعَتِهِ، وَاجْتِنَابِ مُخَالَفَتِهِ.

- "Ta'arraf ilallahi fir rakha'" yaitu: cintailah Dia dengan selalu menaati-Nya, dan menjauhi perbuatan yang menentang-Nya.

العِشْرُونَ

Kedua Puluh

- " إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ. . فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ" مَعْنَاهُ: إِذَا أَرَدْتَ فِعْلَ شَيْءٍ: فَإِنْ كَانَ مِمَّا لَا تَسْتَحِي مِنَ اللَّهِ وَمِنَ النَّاسِ فِي فِعْلِهِ. . فَافْعَلْهُ، وَإِلَّا. . فَلَا، وَعَلَى هَذَا مَدَارُ الْإِسْلَامِ.

- "Jika kamu tidak malu.. maka lakukanlah apa yang kamu inginkan" artinya: jika kamu ingin melakukan sesuatu: jika itu adalah sesuatu yang tidak membuatmu malu kepada Allah dan manusia dalam melakukannya.. maka lakukanlah, jika tidak.. maka jangan, dan inilah inti dari Islam.

الْحَادِي وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh satu

- " قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ" أَيْ: اسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ، مُمْتَثِلًا أَمْرَ اللَّهِ تَعَالَى، مُجْتَنِبًا نَهْيَهُ.

- "Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah" yaitu: istiqamahlah sebagaimana diperintahkan, mematuhi perintah Allah Ta'ala, menjauhi larangan-Nya.

الثَّالِثَ عَشَرَ

Ketiga belas

- قَوْلُهُ ﷺ: "الطُّهُورُ شَاطِرُ الْإِيمَانِ" الْمُرَادُ بِالطُّهُورِ: الْوُضُوءُ، قِيلَ: مَعْنَاهُ: يَنْتَهِي تَضْعِيفُ ثَوَابِهِ إِلَى نِصْفِ أَجْرِ الْإِيمَانِ، وَقِيلَ: الْإِيمَانُ يَجُبُّ مَا قَبْلَهُ مِنَ الْخَطَايَا، وَكَذَا الْوُضُوءُ، لَكِنَّ الْوُضُوءَ تَتَوَقَّفُ صِحَّتُهُ عَلَى الْإِيمَانِ، فَصَارَ نِصْفًا، وَقِيلَ: الْمُرَادُ بِالْإِيمَانِ: الصَّلَاةُ، وَالطُّهُورُ شَرْطٌ لِصِحَّتِهَا، فَصَارَ كَالشَّطْرِ، وَقِيلَ غَيْرُ ذَلِكَ.

- Sabdanya ﷺ: "Bersuci adalah setengah dari iman" yang dimaksud dengan bersuci: wudhu, dikatakan: artinya: pahala melipatgandakannya berakhir pada setengah pahala iman, dan dikatakan: iman menghapus dosa-dosa sebelumnya, demikian pula wudhu, tetapi sahnya wudhu bergantung pada iman, sehingga menjadi setengah, dan dikatakan: yang dimaksud dengan iman: shalat, dan bersuci adalah syarat sahnya, sehingga menjadi seperti setengah, dan dikatakan selain itu.

- قَوْلُهُ ﷺ: "وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ" أَيْ: ثَوَابُهَا.

- Sabdanya ﷺ: "Dan alhamdulillah memenuhi timbangan" yaitu: pahalanya.

- "وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآنِ" أَيْ: لَوْ قُدِّرَ ثَوَابُهُمَا جِسْمًا. . لَمَلَأَ، وَسَبَبُهُ مَا اشْتَمَلَتَا عَلَيْهِ مِنَ التَّنْزِيهِ وَالتَّفْوِيضِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى.

- "Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi" yaitu: seandainya pahala keduanya diperkirakan sebagai tubuh. . akan memenuhi, dan penyebabnya adalah apa yang tercakup di dalamnya berupa penyucian dan penyerahan kepada Allah Ta'ala.

- "وَالصَّلَاةُ نُورٌ" أَيْ: تَمْنَعُ مِنَ الْمَعَاصِي، وَتَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ، وَتَهْدِي إِلَى الصَّوَابِ، وَقِيلَ: يَكُونُ ثَوَابُهَا نُورًا لِصَاحِبِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَقِيلَ: إِنَّهَا سَبَبٌ لِاسْتِنَارَةِ الْقَلْبِ.

- "Shalat adalah cahaya" yaitu: mencegah dari kemaksiatan, melarang dari kekejian, dan menuntun kepada kebenaran, dan dikatakan: pahalanya akan menjadi cahaya bagi pemiliknya pada hari kiamat, dan dikatakan: sesungguhnya shalat adalah sebab bagi penerangan hati.

- "وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ" أَيْ: حُجَّةٌ لِصَاحِبِهَا فِي أَدَاءِ حَقِّ الْمَالِ، وَقِيلَ: حُجَّةٌ فِي إِيمَانِ صَاحِبِهَا؛ لِأَنَّ الْمُنَافِقَ لَا يَفْعَلُهَا غَالِبًا.

- "Sedekah adalah bukti" yaitu: hujah bagi pemiliknya dalam menunaikan hak harta, dan dikatakan: hujah dalam keimanan pemiliknya; karena orang munafik pada umumnya tidak melakukannya.

- "وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ" أَيِ: الصَّبْرُ الْمَحْبُوبُ، وَهُوَ الصَّبْرُ عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى، وَالْبَلَاءِ، وَمَكَارِهِ الدُّنْيَا، وَعَنِ الْمَعَاصِي؛ وَمَعْنَاهُ: لَا يَزَالُ صَاحِبُهُ مُسْتَضِيئًا مُسْتَمِرًّا عَلَى الصَّوَابِ.

- "Sabar adalah sinar" yaitu: kesabaran yang dicintai, dan itu adalah kesabaran dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala, ujian, kesulitan dunia, dan dari kemaksiatan; dan maknanya: pemiliknya senantiasa bersinar dan terus berada di atas kebenaran.

- "كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو، فَبَائِعٌ نَفْسَهُ" مَعْنَاهُ: كُلُّ إِنْسَانٍ يَسْعَى بِنَفْسِهِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَبِيعُهَا لِلَّهِ تَعَالَى بِطَاعَتِهِ فَيُعْتِقُهَا مِنَ الْعَذَابِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَبِيعُهَا لِلشَّيْطَانِ وَالْهَوَى بِاتِّبَاعِهِمَا.

- "Setiap orang pergi di pagi hari, maka ia menjual dirinya" artinya: setiap manusia berusaha dengan dirinya sendiri, di antara mereka ada yang menjualnya kepada Allah Ta'ala dengan ketaatan kepada-Nya sehingga membebaskannya dari azab, dan di antara mereka ada yang menjualnya kepada setan dan hawa nafsu dengan mengikuti keduanya.

- "فَيُوبِقُهَا" أَيْ: يُهْلِكُهَا (١)، وَقَدْ بَسَطْتُ شَرْحَ هَذَا الْحَدِيثِ فِي أَوَّلِ "شَرْحِ صَحِيحِ مُسْلِمٍ"، فَمَنْ أَرَادَ زِيَادَةً. . فَلْيُرَاجِعْهُ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيقُ (٢).

- "Maka ia membinasakannya" yaitu: menghancurkannya (1), dan saya telah menjelaskan secara panjang lebar hadits ini di awal "Syarh Shahih Muslim", barangsiapa ingin tambahan. . maka hendaklah merujuk kepadanya, dan kepada Allah-lah taufik (2).

الرَّابِعُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh empat

- قَوْلُهُ تَعَالَى: "حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي" أَيْ: تَقَدَّسَتْ عَنْهُ، فَالظُّلْمُ مُسْتَحِيلٌ فِي حَقِّ اللَّهِ تَعَالَى؛ لِأَنَّهُ مُجَاوَزَةُ الْحَدِّ أَوِ التَّصَرُّفُ فِي غَيْرِ مِلْكٍ، وَهُمَا جَمِيعًا مُحَالٌ فِي حَقِّ اللَّهِ تَعَالَى.

- Firman Allah Ta'ala: "Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku" artinya: Dia Mahasuci darinya, maka kezaliman adalah mustahil bagi Allah Ta'ala; karena itu melampaui batas atau bertindak pada selain milik-Nya, dan keduanya sama-sama mustahil bagi Allah Ta'ala.

- قَوْلُهُ تَعَالَى: "فَلَا تَظَالَمُوا" هُوَ بِفَتْحِ التَّاءِ؛ أَيْ: لَا تَتَظَالَمُوا.

- Firman Allah Ta'ala: "Maka janganlah kalian saling menzalimi" itu dengan fathah pada ta'; artinya: janganlah kalian saling menzalimi.

- قَوْلُهُ تَعَالَى: "كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ" هُوَ بِكَسْرِ الْمِيمِ وَإِسْكَانِ الْخَاءِ وَفَتْحِ الْيَاءِ؛ أَيِ: الْإِبْرَةُ، وَمَعْنَاهُ: لَا يَنْقُصُ شَيْئًا.

- Firman Allah Ta'ala: "Sebagaimana jarum mengurangi" itu dengan kasrah pada mim, sukun pada kha', dan fathah pada ya'; yaitu: jarum, dan maknanya: tidak mengurangi sesuatu pun.

الْخَامِسُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh lima

- " الدُّثُورُ" بِضَمِّ الدَّالِ وَالثَّاءِ الْمُثَلَّثَةِ: الْأَمْوَالُ، وَاحِدُهَا دَثْرٌ، كَفَلْسٍ وَفُلُوسٍ.

- "Ad-Dutsuur" dengan dhammah pada dal dan tsa' yang bertitik tiga: harta, bentuk tunggalnya adalah datsr, seperti fals dan fuluus.

- قَوْلُهُ: "وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ" هُوَ بِضَمِّ الْبَاءِ وَإِسْكَانِ الضَّادِ الْمُعْجَمَةِ، وَهُوَ كِنَايَةٌ عَنِ الْجِمَاعِ إِذَا نَوَى بِهِ الْعِبَادَةَ؛ وَهُوَ قَضَاءُ حَقِّ الزَّوْجَةِ، وَطَلَبُ وَلَدٍ صَالِحٍ، وَإِعْفَافُ النَّفْسِ وَكَفُّهَا عَنِ الْمُحَرَّمَاتِ.

- Perkataannya: "Wa fii budh'i ahadikum" adalah dengan dhammah pada ba' dan sukun pada dhad yang bertitik, dan itu adalah kinayah dari jima' jika diniatkan dengannya ibadah; yaitu menunaikan hak istri, mencari anak yang saleh, menjaga kesucian diri dan mencegahnya dari hal-hal yang diharamkan.

السَّادِسُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh enam

- " السُّلَامَى" بِضَمِّ السِّينِ وَتَخْفِيفِ اللَّامِ وَفَتْحِ الْمِيمِ، وَجَمْعُهُ سُلَامَيَاتٌ بِفَتْحِ الْمِيمِ: وَهِيَ الْمَفَاصِلُ وَالْأَعْضَاءُ، وَهِيَ ثَلَاثُ مِئَةٍ وَسِتُّونَ، ثَبَتَ ذَلِكَ فِي "صَحِيحِ مُسْلِمٍ" عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ (٣).

- "As-Sulaamaa" dengan dhammah pada sin, takhfif pada lam, dan fathah pada mim, bentuk jamaknya adalah sulaamaayaat dengan fathah pada mim: yaitu persendian dan anggota tubuh, dan jumlahnya ada tiga ratus enam puluh, hal itu ditetapkan dalam "Shahih Muslim" dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (3).

السَّابِعُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh tujuh

- (النَّوَّاسُ) بِفَتْحِ النُّونِ وَتَشْدِيدِ الْوَاوِ.

- (An-Nawwaas) dengan fathah pada nun dan tasydid pada waw.

- وَ(سَمْعَانُ) بِكَسْرِ السِّينِ وَفَتْحِهَا.

- Dan (Sam'aan) dengan kasrah pada sin dan fathah padanya.

- قَوْلُهُ: "حَاكَ" بِالْحَاءِ الْمُهْمَلَةِ وَالْكَافِ؛ أَيْ: تَرَدَّدَ.

- Perkataannya: "Haaka" dengan ha' yang tidak bertitik dan kaf; yaitu: ragu-ragu.

- (وَابِصَةُ) بِكَسْرِ الْبَاءِ الْمُوَحَّدَةِ.

- (Waabishoh) dengan kasrah pada ba' yang bertitik satu.

الثَّامِنُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh delapan

- (الْعِرْبَاضُ) بِكَسْرِ الْعَيْنِ وَبِالْمُوَحَّدَةِ.

- (Al-'Irbaadh) dengan kasrah pada 'ain dan dengan ba' yang bertitik satu.

- وَ(سَارِيَة) بِالسِّينِ الْمُهْمَلَةِ وَالْيَاءِ الْمُثَنَّاةِ مِنْ تَحْتُ.

- Dan (Saariyah) dengan huruf siin yang tidak bertitik dan huruf yaa' yang bertitik dua di bawah.

- قَوْلُهُ: (ذَرَفَتْ) بِفَتْحِ الذَّالِ الْمُعْجَمَةِ وَالرَّاءِ؛ أَيْ: سَالَتْ.

- Perkataannya: (dzarafat) dengan fathah pada huruf dzaal yang bertitik dan huruf raa'; artinya: mengalir.

- قَوْلُهُ: "بِالنَّوَاجِذِ" هُوَ بِالذَّالِ الْمُعْجَمَةِ؛ وَهِيَ الْأَنْيَابُ، وَقِيلَ: الْأَضْرَاسُ.

- Perkataannya: "bin-nawaajidz" itu dengan huruf dzaal yang bertitik; yaitu gigi taring, dan ada yang mengatakan: geraham.

- وَ"الْبِدْعَةُ" مَا عُمِلَ عَلَى غَيْرِ مِثَالٍ سَبَقَ.

- Dan "bid'ah" adalah apa yang dilakukan tidak sesuai dengan contoh yang telah ada sebelumnya.

التَّاسِعُ وَالْعِشْرُونَ

Kedua puluh sembilan

- وَ" ذِرْوَةُ السَّنَامِ" بِكَسْرِ الذَّالِ وَضَمِّهَا؛ أَيْ: أَعْلَاهُ.

- Dan "dzirwatus-sanaam" dengan kasrah pada huruf dzaal dan dhammah; artinya: puncaknya.

- (مِلَاكُ الشَّيْءِ) بِكَسْرِ الْمِيمِ؛ أَيْ: مَقْصُودَةُ.

- (Milaakusy-syai') dengan kasrah pada huruf miim; artinya: yang dimaksud.

- قَوْلُهُ: "يَكُبُّ" هُوَ بِفَتْحِ الْيَاءِ وَضَمِّ الْكَافِ.

- Perkataannya: "yakubbu" itu dengan fathah pada huruf yaa' dan dhammah pada huruf kaaf.

الثَّلَاثُونَ

Ketiga puluh

- (الْخُشَنِيُّ) بِضَمِّ الْخَاءِ وَفَتْحِ الشِّينِ الْمُعْجَمَتَيْنِ وَبِالنُّونِ، مَنْسُوبٌ إِلَى خُشَيْنَةَ قَبِيلَةٌ مَعْرُوفَةٌ.

- (Al-Khusyaniyy) dengan dhammah pada huruf khaa' dan fathah pada huruf syiin yang bertitik serta huruf nuun, dinisbatkan kepada Khusyainah, suku yang terkenal.

- قَوْلُهُ: (جُرْثُومٌ) بِضَمِّ الْجِيمِ وَالثَّاءِ الْمُثَلَّثَةِ وَإِسْكَانِ الرَّاءِ بَيْنَهُمَا، وَفِي اسْمِهِ وَاسْمِ أَبِيهِ اخْتِلَافٌ كَثِيرٌ.

- Perkataannya: (Jurtsum) dengan dhammah pada huruf jiim dan huruf tsaa' yang memiliki tiga titik serta sukun pada huruf raa' di antara keduanya, dan pada namanya serta nama ayahnya terdapat banyak perbedaan.

الثَّانِي وَالثَّلَاثُونَ

Ketiga puluh dua

- " وَلَا ضِرَارَ" هُوَ بِكَسْرِ الضَّادِ.

- "Wa laa dhiraara" itu dengan kasrah pada huruf dhaad.

الرَّابِعُ وَالثَّلَاثُونَ

Ketiga puluh empat

- " فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ. . فَبِقَلْبِهِ" مَعْنَاهُ: فَلْيَكْرَهْهُ بِقَلْبِهِ.

- "Fa in lam yastathi'. . fabiqalbihi" maknanya: maka hendaklah dia membencinya dengan hatinya.

- "وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ" أَيْ: أَقَلُّهُ ثَمَرَةً.

- "Dan itu adalah iman yang paling lemah" yaitu: yang paling sedikit buahnya.

الخَامِسُ وَالثَّلَاثُونَ

Ketiga puluh lima

- " وَلَا يَكْذِبُهُ" هُوَ بِفَتْحِ الْيَاءِ وَإِسْكَانِ الْكَافِ.

- "Wa laa yakdzibuhu" dibaca dengan fathah pada ya' dan sukun pada kaf.

- قَوْلُهُ: "بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ" هُوَ بِإِسْكَانِ السِّينِ؛ أَيْ: يَكْفِيهِ مِنَ الشَّرِّ.

- Perkataannya: "Cukuplah bagi seseorang dari kejahatan" dibaca dengan mengiskankan huruf sin; yaitu: cukup baginya dari kejahatan.

الثَّامِنُ وَالثَّلَاثُونَ

Ketiga puluh delapan

- " فَقَدْ آذَنْتُهُ" هُوَ بِهَمْزَةٍ مَمْدُودَةٍ؛ أَيْ: أَعْلَمْتُهُ بِأَنَّهُ مُحَارَبٌ لِي.

- "Maka sungguh aku telah mengizinkannya" dibaca dengan hamzah yang dipanjangkan; yaitu: aku telah memberitahunya bahwa dia memerangi aku.

- قَوْلُهُ: "اسْتَعَاذَنِي" ضَبَطُوهُ بِالنُّونِ وَبِالْبَاءِ وَكِلَاهُمَا صَحِيحٌ.

- Perkataannya: "Meminta perlindungan kepadaku" diucapkan dengan nun dan dengan ba', keduanya benar.

الأَرْبَعُونَ

Keempat puluh

- " كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ" أَيْ: لَا تَرْكَنْ إِلَيْهَا، وَلَا تَتَّخِذْهَا وَطَنًا، وَلَا تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِطُولِ الْبَقَاءِ فِيهَا، وَلَا بِالِاعْتِنَاءِ بِهَا، وَلَا تَتَعَلَّقْ مِنْهَا بِمَا لَا يَتَعَلَّقُ بِهِ الْغَرِيبُ فِي غَيْرِ وَطَنِهِ، وَلَا تَشْتَغِلْ فِيهَا بِمَا لَا يَشْتَغِلُ بِهِ الْغَرِيبُ الَّذِي يُرِيدُ الذَّهَابَ إِلَى أَهْلِهِ.

- "Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing" yaitu: jangan bersandar kepadanya, jangan menjadikannya tanah air, jangan membisikkan pada dirimu lamanya tinggal di dalamnya, jangan peduli dengannya, jangan terikat dengannya dengan apa yang tidak terikat dengannya orang asing di selain tanah airnya, dan jangan sibuk di dalamnya dengan apa yang tidak disibukkan dengannya orang asing yang ingin pergi kepada keluarganya.

الثَّانِي وَالأَرْبَعُونَ

Keempat puluh dua

- "عَنَانَ السَّمَاءِ" بِفَتْحِ الْعَيْنِ؛ قِيلَ: هُوَ السَّحَابُ، وَقِيلَ: مَا عَنَّ لَكَ مِنْهَا؛ أَيْ: مَا ظَهَرَ إِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ.

- "'Anān as-samā'" dengan membuka 'ain; dikatakan: itu adalah awan, dan dikatakan: apa yang tampak bagimu darinya; yaitu: apa yang terlihat jika kamu mengangkat kepalamu.

- قَوْلُهُ: "بِقُرَابِ الْأَرْضِ" بِضَمِّ الْقَافِ وَكَسْرِهَا لُغَتَانِ رُوِيَ بِهِمَا، وَالضَّمُّ أَشْهَرُ؛ وَمَعْنَاهُ: مَا يُقَارِبُ مِلْأَهَا (٤).

- Perkataannya: "Biqurāb al-arḍ" dengan ḍammah pada qāf dan kasrah padanya, keduanya adalah dua dialek yang diriwayatkan, dan ḍammah lebih terkenal; dan maknanya: apa yang mendekati kepenuhan bumi (4).

- فَصْلٌ [الْمُرَادُ بِالْحِفْظِ فِي قَوْلِهِ ﷺ: "مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِي أَرْبَعِينَ حَدِيثًا"]

- Pasal [Yang dimaksud dengan hafalan dalam sabdanya ﷺ: "Barangsiapa yang menghafal atas umatku empat puluh hadits"]

- اِعْلَمْ: أَنَّ الْحَدِيثَ الْمَذْكُورَ أَوَّلًا: "مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِي أَرْبَعِينَ حَدِيثًا" مَعْنَى الْحِفْظِ هُنَا: أَنْ يَنْقُلَهَا إِلَى الْمُسْلِمِينَ وَإِنْ لَمْ يَحْفَظْهَا وَلَا عَرَفَ مَعْنَاهَا، هَذَا حَقِيقَةُ مَعْنَاهُ، وَبِهِ يَحْصُلُ انْتِفَاعُ الْمُسْلِمِينَ، لَا بِحِفْظِ مَا لَا يَنْقُلُهُ إِلَيْهِمْ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ.

- Ketahuilah: bahwa hadits yang disebutkan pertama: "Barangsiapa yang menghafal atas umatku empat puluh hadits" makna hafalan di sini adalah: dia menyampaikannya kepada kaum muslimin meskipun dia tidak menghafalnya dan tidak mengetahui maknanya, inilah hakikat maknanya, dan dengannya terwujud manfaat bagi kaum muslimin, bukan dengan menghafal apa yang tidak disampaikan kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui yang benar.

- قَالَ مُؤَلِّفُهُ: فَرَغْتُ مِنْهُ لَيْلَةَ الْخَمِيسِ، التَّاسِعَ وَالْعِشْرِينَ مِنْ جُمَادَى الْأُولَى، سَنَةَ ثَمَانٍ وَسِتِّينَ وَسِتِّ مِئَةٍ.

- Pengarangnya berkata: Saya selesai darinya pada malam Kamis, tanggal dua puluh sembilan Jumādā al-Ūlā, tahun enam ratus enam puluh delapan.

* * *

* * *

_________
(١) فِي نُسْخَةٍ (فَمُوبِقُهَا: أَيْ: مُهْلِكُهَا).
(1) Dalam satu naskah (Famūbiquhā: yaitu: yang membinasakannya).
(٢) شَرْحُ صَحِيحِ مُسْلِمٍ (٣/ ١٠٠ - ١٠٢).
(2) Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim (3/100 - 102).
(٣) صَحِيحُ مُسْلِمٍ (١٠٠٧) عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ سَيِّدَتِنَا عَائِشَةَ ﵂.
(3) Shahih Muslim (1007) dari Ummul Mukminin Sayyidah 'Aisyah ﵂.
(٤) فِي نُسْخَةٍ مَا (مَا يُقَارِبُ مِثْلَهَا).
(4) Dalam suatu naskah (yang mendekati seperti itu).

[زِيَادَاتُ ابْنِ رَجَبٍ الْحَنْبَلِيِّ]

[زِيَادَاتُ ابْنِ رَجَبٍ الْحَنْبَلِيِّ]

[Tambahan-tambahan dari Ibnu Rajab Al-Hanbali]

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالْأَرْبَعُونَ: [أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا]

الحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالْأَرْبَعُونَ: [أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا]

Hadits Keempat Puluh Tiga: [Berikan Bagian Waris kepada Ahli Warisnya]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَلْحِقُوا الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا، فَمَا بَقِيَ، فَلِأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Ibnu Abbas ﵄ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Berikan bagian-bagian waris kepada ahli warisnya. Adapun sisanya, maka untuk laki-laki yang paling dekat." Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٦٧٣٢)، ومسلم (١٦١٥).
(1) Al-Bukhari (6732), dan Muslim (1615).

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالْأَرْبَعُونَ: [الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلَادَةُ]

الحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالأَرْبَعُونَ: [الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلَادَةُ]

Hadits Keempat Puluh Empat: [Penyusuan Mengharamkan Apa yang Diharamkan oleh Kelahiran]

عَنْ عَائِشَةَ ﵂ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلَادَةُ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari 'Aisyah ﵂, dari Nabi ﷺ bersabda, "Penyusuan mengharamkan apa yang diharamkan oleh kelahiran." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البُخَارِيُّ (٥٠٩٩)، مُسْلِمٌ (١٤٤٤).
(1) Al-Bukhari (5099), Muslim (1444).

الحَدِيثُ الْخَامِسُ وَالْأَرْبَعُونَ: [إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ]

الحَدِيثُ الخَامِسُ وَالأَرْبَعُونَ: [إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ]

Hadits Keempat Puluh Lima: [Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi, dan patung-patung]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ، فَإِنَّهُ يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ، وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ، وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ؟ فَقَالَ: لَا، هُوَ حَرَامٌ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عِنْدَ ذَلِكَ: قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ، إِنَّ اللَّهَ لَمَّا حَرَّمَ شُحُومَهَا، جَمَلُوهُ، ثُمَّ بَاعُوهُ، فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Jabir bin Abdullah bahwa ia mendengar Nabi ﷺ pada tahun penaklukan Mekah bersabda: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi, dan berhala." Lalu ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai, karena ia digunakan untuk melapisi perahu, meminyaki kulit, dan digunakan orang-orang untuk penerangan?" Beliau menjawab, "Tidak, itu haram." Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Semoga Allah memerangi orang-orang Yahudi. Sesungguhnya ketika Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya, kemudian menjualnya dan memakan hasilnya." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٢٢٣٦)، ومسلم (١٥٨١).
(1) Al-Bukhari (2236), dan Muslim (1581).

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالْأَرْبَعُونَ: [كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ]

الحَدِيثُ السَّادِسُ وَالْأَرْبَعُونَ: [كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ]

Hadits Keempat Puluh Enam: [Setiap yang memabukkan adalah haram]

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ، فَسَأَلَهُ عَنْ أَشْرِبَةٍ تُصْنَعُ بِهَا، فَقَالَ: وَمَا هِيَ؟ قَالَ: الْبِتْعُ وَالْمِزْرُ، فَقِيلَ لِأَبِي بُرْدَةَ: مَا الْبِتْعُ؟ قَالَ: نَبِيذُ الْعَسَلِ، وَالْمِزْرُ نَبِيذُ الشَّعِيرِ، فَقَالَ: «كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ (١).

Dari Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwa Nabi ﷺ mengutusnya ke Yaman, lalu beliau bertanya kepadanya tentang minuman yang dibuat di sana. Beliau bertanya, "Apa itu?" Dia menjawab, "Al-Bit' dan Al-Mizr." Abu Burdah ditanya, "Apa itu Al-Bit'?" Dia menjawab, "Minuman keras dari madu." "Dan Al-Mizr adalah minuman keras dari gandum." Maka beliau bersabda, "Setiap yang memabukkan adalah haram." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1).

_________
(١) (٤٣٤٣).
(1) (4343).

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالْأَرْبَعُونَ: [مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ]

الحَدِيثُ السَّابِعُ وَالْأَرْبَعُونَ: [مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ]

Hadis Keempat Puluh Tujuh: [Tidak ada wadah yang lebih buruk yang diisi oleh manusia selain perut]

عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثٌ حَسَنٌ (١).

Dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada wadah yang lebih buruk yang diisi oleh manusia selain perut. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa dihindari, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya." Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata: Hadis hasan (1).

_________
(١) ضَعِيفٌ؛ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ (١٧١٨٦)، وَالتِّرْمِذِيُّ (٢٣٨٠)، وَالنَّسَائِيُّ (٨٧٣٦)، وَابْنُ مَاجَهْ (٣٣٤٩)، وَغَيْرُهُمْ.
(1) Lemah; dikeluarkan oleh Ahmad (17186), At-Tirmidzi (2380), An-Nasa'i (8736), Ibnu Majah (3349), dan lainnya.
وَفِيهِ انْقِطَاعٌ؛ لِعَدَمِ سَمَاعِ يَحْيَى بْنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ مِنَ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ، كَمَا قَالَ أَبُو حَاتِمٍ فِي الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيلِ (٩/ ١٣٣). وَلِلْحَدِيثِ طُرُقٌ أُخْرَى وَلَكِنَّهَا ضَعِيفَةٌ وَاهِيَةٌ.
Dan di dalamnya terdapat keterputusan; karena Yahya bin Jabir ath-Tha'i tidak mendengar dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hatim dalam kitab al-Jarh wa at-Ta'dil (9/133). Dan hadits ini memiliki jalur-jalur lain tetapi semuanya dha'if dan lemah.

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالْأَرْبَعُونَ: [أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا]

الحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالأَرْبَعُونَ: [أَرْبَعٌ مِنْ كُنْ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا]

Hadits Keempat Puluh Delapan: [Empat hal jika ada pada seseorang maka dia munafik]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ﵄ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «أَرْبَعٌ مِنْ كُنْ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا، وَمَنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ» رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ (١).

Dari Abdullah bin 'Amr ﵄, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Ada empat hal jika terdapat pada seseorang maka dia adalah munafik, dan barangsiapa yang memiliki satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat kemunafikan hingga dia meninggalkannya: Jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, jika bertengkar dia berbuat keji, dan jika bermuamalah dia berkhianat." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (1).

_________
(١) البخاري (٢٤٥٩)، ومسلم (٥٨).
(1) al-Bukhari (2459), dan Muslim (58).

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالْأَرْبَعُونَ: [لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ]

الحَدِيثُ التَّاسِعُ وَالأَرْبَعُونَ: [لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ]

Hadits ke-49: [Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung]

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ﵁ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا» رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ حِبَّانَ فِي " صَحِيحِهِ " وَالْحَاكِمُ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَسَنٌ صَحِيحٌ (١).

Dari 'Umar bin Al-Khaththab ﵁, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Mereka berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang." Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam "Shahih"-nya, dan Al-Hakim. At-Tirmidzi berkata: Hadits hasan shahih (1).

_________
(١) صَحِيحٌ؛ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ (٢٠٥)، وَالتِّرْمِذِيُّ (٢٣٤٤)، وَالنَّسَائِيُّ (١١٨٠٥)، وَابْنُ مَاجَهْ (٤١٦٤)، وَابْنُ حِبَّانَ (٧٣٠)، وَالْحَاكِمُ (٧٨٩٤) وَغَيْرُهُمْ.
(1) Shahih; diriwayatkan oleh Ahmad (205), At-Tirmidzi (2344), An-Nasa'i (11805), Ibnu Majah (4164), Ibnu Hibban (730), Al-Hakim (7894) dan lainnya.

الحَدِيثُ الْخَمْسُونَ: [لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ ﷿]

الحَدِيثُ الخَمْسُونَ: [لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ﷿]

Hadits Kelima Puluh: [Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikrullah ﷿]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ قَالَ: «أَتَى النَّبِيَّ ﷺ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيْنَا، فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: «لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ﷿» حَدِيثٌ صَحِيحٌ: أَخْرَجَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بِهَذَا اللَّفْظِ (١).

Dari Abdullah bin Busr, ia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah banyak bagi kami, maka adakah satu pintu yang dapat kami pegang secara menyeluruh?' Beliau bersabda: 'Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikrullah ﷿'. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafazh ini (1).

_________
(١) صَحِيحٌ؛ أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ (١٧٦٨٠) وَالتِّرْمِذِيُّ (٣٦٥٩) وَغَيْرُهُمَا.
(1) Shahih; diriwayatkan oleh Ahmad (17680) dan Tirmidzi (3659) dan lainnya.