Matn Kitabut Tauhid

Matn Kitabut Tauhid

كِتَابُ التَّوْحِيدِ الَّذِي هُوَ حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعَبِيدِ

كِتَابُ التَّوْحِيدِ

Kitab Tauhid

الَّذِي هُوَ حَقُّ اللهِ عَلَى الْعَبِيْدِ

Yang merupakan hak Allah atas para hamba

لِإِمَامِ الدَّعْوَةِ الشَّيْخِ

Oleh Imam Dakwah Syaikh

مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ بْنِ سُلَيْمَانَ التَّمِيْمِيِّ

Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman At-Tamimi

﵀ (ت ١٢٠٦ هـ)

﵀ (w. 1206 H)

النُّسَخُ الْمُعْتَمَدَةُ فِي تَحْقِيقِ الْمَتْنِ

* النُّسَخُ المُعْتَمَدَةُ فِي تَحْقِيقِ هَذَا المَتْنِ:

* Naskah-naskah yang diandalkan dalam meneliti teks ini:

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِجَامِعَةِ لَايْدِنْ - هُولَنْدَا - بِرَقْمِ (٢٤٩٩ or)، بِخَطِّ المُصَنِّفِ الشَّيْخِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الوَهَّابِ ﵀.

- Manuskrip di Universitas Leiden - Belanda - dengan nomor (2499 or), dengan tulisan tangan penulis Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ﵀.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِدَارَةِ المَلِكِ عَبْدِ العَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (مَجْمُوعَةُ آلِ عَبْدِ اللَّطِيفِ ٧)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢١٦ هـ.

- Manuskrip di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (Koleksi Aal Abdul Latif 7), tanggal penyalinannya: 1216 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالمَكْتَبَةِ المَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ المَلِكِ عَبْدِ العَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (١٩٢٠)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢١٦ هـ.

- Manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (1920), tanggal penyalinannya: 1216 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِدَارَةِ المَلِكِ عَبْدِ العَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (مَجْمُوعَةُ ابْنِ إِسْحَاقَ ٤٢)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٠ هـ، بِخَطِّ حَفِيدِ المُصَنِّفِ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ ﵀.

- Manuskrip di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (Koleksi Ibnu Ishaq 42), tanggal penyalinannya: 1220 H, dengan tulisan tangan cucu penulis Sulaiman bin Abdullah ﵀.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالمَكْتَبَةِ المَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ المَلِكِ عَبْدِ العَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (١٨٩٤)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٥ هـ.

- Manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (1894), tanggal penyalinannya: 1225 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (١٨٩٥)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٦ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (1895), tanggal penyalinannya: 1226 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (١٨٩٣)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٦ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (1893), tanggal penyalinannya: 1226 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (٣٢٣٣)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٦ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (3233), tanggal penyalinannya: 1226 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (٣٢٣٤)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٦ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (3234), tanggal penyalinannya: 1226 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (٣٢٣٤ مُكَرَّرٌ)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٢٦ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (3234 berulang), tanggal penyalinannya: 1226 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِمَكْتَبَةِ مَجْلِسِ الشُّورَى - إِيرَانَ - بِرَقْمِ (٨٤٢٤)، تَارِيخُ نَسْخِهَا: ١٢٣٢ هـ.

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Majelis Syura - Iran - dengan nomor (8424), tanggal penyalinannya: 1232 H.

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةِ - بِرَقْمِ (١٩٢١).

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (1921).

- نُسْخَةٌ خَطِّيَّةٌ بِالْمَكْتَبَةِ الْمَحْمُودِيَّةِ، بِمَكْتَبَةِ الْمَلِكِ عَبْدِ الْعَزِيزِ - السُّعُودِيَّةُ - بِرَقْمِ (٢٦٤٤).

- Salinan manuskrip di Perpustakaan Mahmudiyah, di Perpustakaan Raja Abdul Aziz - Arab Saudi - dengan nomor (2644).

[١] كِتَابُ التَّوْحِيدِ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

[١]

[1]

كِتَابُ التَّوْحِيدِ

Kitab Tauhid

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَىٰ: ﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

وَقَوْلُهُ: ﴿وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut,'" ayat.

وَقَوْلُهُ تَعَالَىٰ: ﴿قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا﴾ إِلَىٰ قَوْلِهِ: ﴿وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya Ta'ala: "Katakanlah (Muhammad), 'Kemarilah aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan-mu kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun,'" hingga firman-Nya: "Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah," ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak," ayat.

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua", ayat.

قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ ﵁: «مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى وَصِيَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ الَّتِي عَلَيْهَا خَاتَمُهُ؛ فَلْيَقْرَأْ: ﴿قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا﴾ إِلَى قَوْلِهِ: ﴿وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ﴾ الآيَةَ».

Ibnu Mas'ud ﵁ berkata: "Barangsiapa ingin melihat wasiat Muhammad ﷺ yang di atasnya terdapat stempelnya, maka hendaklah ia membaca: 'Katakanlah (Muhammad), "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun"' hingga firman-Nya: 'Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain)'", ayat.

وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ﵁ قَالَ: «كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى حِمَارٍ، فَقَالَ: يَا مُعَاذُ! أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ.

Dari Mu'adz bin Jabal ﵁ berkata: "Aku pernah membonceng Nabi ﷺ di atas keledai, lalu beliau bersabda: Wahai Mu'adz! Tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba, dan apa hak para hamba atas Allah? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

قَالَ: فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَلَّا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.

Beliau bersabda: Sesungguhnya hak Allah atas para hamba adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan hak para hamba atas Allah adalah bahwa Dia tidak akan mengazab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَفَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا» أَخْرَجَاهُ فِي الصَّحِيحَيْنِ.

Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah! Bolehkah aku memberi kabar gembira kepada orang-orang?" Beliau bersabda, "Jangan engkau beri kabar gembira kepada mereka, nanti mereka bersikap tawakkal (berpasrah diri dan tidak beramal)." Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih mereka.

* * *

* * *

[٢] بَابُ فَضْلِ التَّوْحِيدِ وَمَا يُكَفِّرُ مِنَ الذُّنُوبِ

[٢]

بَابُ

Bab

فَضْلِ التَّوْحِيدِ، وَمَا يُكَفِّرُ مِنَ الذُّنُوبِ

Keutamaan tauhid, dan dosa-dosa yang dihapuskan olehnya

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَائِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ شَهِدَ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالجَنَّةَ حَقٌّ، وَالنَّارَ حَقٌّ؛ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ العَمَلِ» أَخْرَجَاهُ.

Dari 'Ubadah bin Ash-Shamit ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa 'Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga atas amalan apa pun yang telah dia kerjakan." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

وَلَهُمَا فِي حَدِيثِ عِتْبَانَ ﵁: «فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؛ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ».

Dan bagi mereka berdua dalam hadits 'Itban ﵁: "Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah); yang mengharapkan dengan itu wajah Allah".

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «قَالَ مُوسَى: يَا رَبِّ! عَلِّمْنِي شَيْئًا أَذْكُرُكَ وَأَدْعُوكَ بِهِ؟

Dari Abu Sa'id ﵁ secara marfu': "Musa berkata: Wahai Tuhanku! Ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya aku dapat mengingatMu dan berdoa kepadaMu?

قَالَ: قُلْ يَا مُوسَى: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Allah berfirman: Katakanlah wahai Musa: Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah).

قَالَ: يَارَبِّ! كُلُّ عِبَادِكَ يَقُولُونَ هَذَا.

Musa berkata: Wahai Tuhanku! Semua hambaMu mengucapkan ini.

قَالَ: يَا مُوسَى! لَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ غَيْرِي وَالْأَرَضِينَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ؛ مَالَتْ بِهِنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ، وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ.

Allah berfirman: Wahai Musa! Seandainya tujuh langit dan penghuninya selain Aku serta tujuh bumi berada di satu sisi timbangan, dan Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) berada di sisi lainnya; niscaya Laa ilaaha illallah akan lebih berat timbangannya." Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim dan beliau menshahihkannya.

وَلِلتِّرْمِذِيِّ وَحَسَّنَهُ: عَنْ أَنَسٍ ﵁ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا؛ لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً».

Dalam riwayat Tirmidzi dan ia menghasankannya: Dari Anas ﵁ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam! Seandainya engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi."

* * *

* * *

[٣] بَابُ مَنْ حَقَّقَ التَّوْحِيدَ دَخَلَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ

[٣]

بَابُ

Bab

مَنْ حَقَّقَ التَّوْحِيدَ؛ دَخَلَ الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Barangsiapa yang merealisasikan tauhid, maka ia akan masuk surga tanpa hisab

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

وَقَالَ: ﴿وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ﴾.

Dan Dia berfirman: "Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan sesuatu dengan Tuhan mereka."

عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: «كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، فَقَالَ: أَيُّكُمْ رَأَى الكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ البَارِحَةَ؟ قُلْتُ: أَنَا.

Dari Hushain bin Abdurrahman, ia berkata: "Aku pernah berada di sisi Sa'id bin Jubair, lalu ia berkata: Siapa di antara kalian yang melihat bintang yang jatuh tadi malam? Aku menjawab: Aku."

ثُمَّ قُلْتُ: أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدِغْتُ، قَالَ: فَمَا صَنَعْتَ؟ قُلْتُ: ارْتَقَيْتُ، قَالَ: فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ؟ قُلْتُ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ، قَالَ: وَمَا حَدَّثَكُمْ؟

Kemudian aku berkata: "Aku tidak sedang shalat, tetapi aku digigit (ular)." Dia bertanya: "Lalu apa yang kamu lakukan?" Aku menjawab: "Aku melakukan ruqyah." Dia bertanya lagi: "Apa yang mendorongmu melakukan itu?" Aku menjawab: "Sebuah hadits yang diceritakan kepada kami oleh Asy-Sya'bi." Dia bertanya: "Apa yang dia ceritakan kepada kalian?"

قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ ﵁ أَنَّهُ قَالَ: لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ، أَوْ حُمَةٍ، فَقَالَ: قَدْ أَحْسَنَ مَنِ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ.

Aku berkata: Buraidah bin Hushaib ﵁ menceritakan kepada kami bahwa dia berkata: Tidak ada ruqyah kecuali untuk 'ain atau humah. Lalu dia berkata: Sungguh telah berbuat baik orang yang berhenti pada apa yang dia dengar.

وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ ﵄ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّهْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ.

Tetapi Ibnu Abbas ﵄ menceritakan kepada kami dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: Umat-umat diperlihatkan kepadaku, lalu aku melihat seorang nabi bersama sekelompok orang, seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan seorang nabi tidak bersama seorang pun.

إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ.

Tiba-tiba diangkat untukku kerumunan besar, aku mengira mereka adalah umatku. Lalu dikatakan kepadaku: Ini adalah Musa dan kaumnya.

فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُكَ، وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ.

Lalu aku melihat, ternyata kerumunan besar. Dikatakan kepadaku: Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.

ثُمَّ نَهَضَ، فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ، فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ ﷺ.

Kemudian dia bangkit dan masuk ke rumahnya. Orang-orang pun membicarakan mereka. Sebagian dari mereka berkata, "Mungkin mereka adalah orang-orang yang menemani Rasulullah ﷺ."

وَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا - وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ -.

Yang lain berkata, "Mungkin mereka adalah orang-orang yang lahir dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun." Mereka menyebutkan berbagai kemungkinan.

فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَأَخْبَرُوهُ، فَقَالَ: هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَكْتَوُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ.

Rasulullah ﷺ lalu keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak berbekam, tidak tiyarah (menganggap sial), dan bertawakkal kepada Rabb mereka."

فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ، فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: أَنْتَ مِنْهُمْ.

Ukasyah bin Mihshan lalu berdiri dan berkata, "Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka." Beliau menjawab, "Engkau termasuk golongan mereka."

ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ، فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ».

Kemudian seorang laki-laki lain berdiri dan berkata, "Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk di antara mereka." Beliau menjawab, "'Ukkasyah telah mendahuluimu dalam hal ini."

[٤] بَابُ الْخَوْفِ مِنَ الشِّرْكِ

[٤]

بَابُ

Bab

الخَوْفِ مِنَ الشِّرْكِ

Ketakutan terhadap syirik

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik".

وَقَالَ الخَلِيلُ ﵇: ﴿وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ﴾.

Dan Ibrahim ﵇ berkata: "Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala".

وَفِي الحَدِيثِ: «أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ: الشِّرْكُ الأَصْغَرُ، فَسُئِلَ عَنْهُ؟ فَقَالَ: الرِّيَاءُ».

Dan dalam hadits: "Yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, lalu beliau ditanya tentangnya? Maka beliau bersabda: Riya'".

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا؛ دَخَلَ النَّارَ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Ibnu Mas'ud ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyeru tandingan bagi Allah, maka ia masuk neraka". Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

وَلِمُسْلِمٍ: عَنْ جَابِرٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ».

Dan menurut riwayat Muslim: Dari Jabir ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menemui Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa menemui-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka."

* * *

* * *

[٥] بَابُ الدُّعَاءِ إِلَى شَهَادَةِ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

[٥]

بَابُ

Bab

الدُّعَاءِ إِلَى شَهَادَةِ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Menyeru kepada kesaksian bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin.'"

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى اليَمَنِ قَالَ لَهُ: «إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ؛ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ: شَهَادَةُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ - وَفِي رِوَايَةٍ: إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ -.

Dari Ibnu Abbas ﵄ bahwa ketika Rasulullah ﷺ mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, "Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari Ahli Kitab; maka hendaklah yang pertama kali engkau serukan kepada mereka adalah kesaksian bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah." Dalam riwayat lain: "Agar mereka mentauhidkan Allah."

فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ.

Jika mereka menaatimu dalam hal itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam.

فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَٰلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَىٰ فُقَرَائِهِمْ.

Jika mereka menaatimu dalam hal itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada orang-orang fakir mereka.

فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَٰلِكَ؛ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ» أَخْرَجَاهُ.

Jika mereka menaatimu dalam hal itu, maka jauhilah harta berharga mereka, dan takutlah akan doa orang yang terzalimi; karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa itu dan Allah." Diriwayatkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim).

وَلَهُمَا: عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ يَوْمَ خَيْبَرَ: «لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ؛ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَىٰ يَدَيْهِ.

Dari keduanya (Al-Bukhari dan Muslim): Dari Sahl bin Sa'd ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda pada hari perang Khaibar: "Sungguh, aku akan memberikan bendera ini besok kepada seorang laki-laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah serta Rasul-Nya mencintainya; Allah akan memberikan kemenangan di tangannya.

فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوكُونَ لَيْلَتَهُمْ؛ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا.

Maka orang-orang menghabiskan malam mereka membicarakan siapa di antara mereka yang akan diberi (bendera itu).

فَلَمَّا أَصْبَحُوا؛ غَدَوْا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا، فَقَالَ: أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ؟ فَقِيلَ: هُوَ يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ.

Ketika pagi tiba, mereka pergi menemui Rasulullah ﷺ, semuanya berharap untuk diberi panji tersebut. Beliau bertanya, "Di manakah Ali bin Abi Thalib?" Dijawab, "Dia sedang mengeluh sakit pada kedua matanya."

فَأَرْسَلُوا إِلَيْهِ، فَأُتِيَ بِهِ، فَبَصَقَ فِي عَيْنَيْهِ، وَدَعَا لَهُ، فَبَرَأَ حَتَّى كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ، فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَ، وَقَالَ: انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلَامِ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللَّهِ تَعَالَى فِيهِ، فَوَاللَّهِ! لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ».

Maka mereka mengirim utusan kepadanya, lalu dia dibawa menghadap. Beliau meludahi kedua matanya dan mendoakannya, sehingga dia sembuh seakan tidak pernah merasakan sakit. Kemudian beliau menyerahkan panji kepadanya dan bersabda, "Berangkatlah dengan tenang sampai engkau tiba di tempat mereka, lalu ajaklah mereka kepada Islam dan beritahukan kepada mereka kewajiban hak Allah Ta'ala di dalamnya. Demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seorang laki-laki melalui engkau adalah lebih baik bagimu daripada unta merah."

قَوْلُهُ: «يَدُوكُونَ» أَيْ: يَخُوضُونَ.

Perkataan beliau "yadūkūna" artinya: mereka menceburkan diri.

* * *

* * *

[٦] بَابُ تَفْسِيرِ التَّوْحِيدِ وَشَهَادَةِ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

[٦]

بَابُ

Bab

تَفْسِيرِ التَّوْحِيدِ وَشَهَادَةِ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Tafsir tauhid dan syahadat bahwa tidak ada ilah selain Allah

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)" ayat.

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ * إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya Ta'ala: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Yang menciptakanku" ayat.

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya Ta'ala: "Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah" ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah" ayat.

فِي الصَّحِيحِ: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ؛ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ؛ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ».

Dalam hadits shahih: Dari Nabi ﷺ; bahwasanya beliau bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah, dan mengingkari apa yang disembah selain Allah; maka harta dan darahnya menjadi haram, dan perhitungannya ada pada Allah".

وَشَرْحُ هَذِهِ التَّرْجَمَةِ مَا بَعْدَهَا مِنَ الْأَبْوَابِ.

Dan penjelasan judul ini adalah bab-bab setelahnya.

* * *

* * *

[٧] بَابُ مِنَ الشِّرْكِ لُبْسُ الْحَلَقَةِ وَالْخَيْطِ وَنَحْوِهِمَا؛ لِرَفْعِ الْبَلَاءِ أَوْ دَفْعِهِ

[٧]

بَابٌ

Bab

مِنَ الشِّرْكِ لُبْسُ الحَلْقَةِ وَالخَيْطِ وَنَحْوِهِمَا؛

Termasuk syirik mengenakan cincin, benang, dan sejenisnya;

لِرَفْعِ البَلَاءِ أَوْ دَفْعِهِ

untuk mengangkat atau menolak bala'

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan kemudharatan itu?'" ayat.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ﵄: «أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ رَأَى رَجُلًا فِي يَدِهِ حَلْقَةٌ مِنْ صُفْرٍ، فَقَالَ: مَا هَذِهِ؟! قَالَ: مِنَ الوَاهِنَةِ، قَالَ: انْزِعْهَا؛ فَإِنَّهَا لَا تَزِيدُكَ إِلَّا وَهْنًا، فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ؛ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا» رَوَاهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ لَا بَأْسَ بِهِ.

Dari 'Imran bin Hushain ﵄: "Bahwa Nabi ﷺ melihat seorang laki-laki di tangannya ada cincin dari kuningan, lalu beliau bersabda: 'Apa ini?' Ia menjawab: 'Dari al-wahinah (penyakit).' Beliau bersabda: 'Lepaskan ia, karena ia tidak menambahmu kecuali kelemahan. Sesungguhnya jika engkau mati dan ia ada padamu, engkau tidak akan beruntung selamanya.'" Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang tidak mengapa.

وَلَهُ: عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً؛ فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً؛ فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ».

Dan baginya: Dari 'Uqbah bin 'Amir ﵁ secara marfu': "Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, maka Allah tidak akan menyempurnakan baginya, dan barangsiapa yang menggantungkan wada'ah, maka Allah tidak akan meninggalkan baginya".

وَفِي لَفْظٍ: «مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً؛ فَقَدْ أَشْرَكَ».

Dan dalam suatu lafaz: "Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, maka sungguh dia telah berbuat syirik".

وَعَنْ حُذَيْفَةَ ﵁: «أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا فِي يَدِهِ خَيْطٌ مِنَ الحُمَّى، فَقَطَعَهُ، وَتَلَا قَوْلَهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِاللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ﴾» رَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ.

Dan dari Hudzaifah ﵁: "Bahwasanya dia melihat seorang laki-laki yang di tangannya terdapat benang dari demam, lalu dia memotongnya, dan membaca firman Allah Ta'ala: ﴿Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah﴾" Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

* * *

* * *

[٨] بَابُ مَا جَاءَ فِي الرُّقَى وَالتَّمَائِمِ

[٨]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الرُّقَى وَالتَّمَائِمِ

Apa yang datang tentang ruqyah dan tamimah

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي بَشِيرٍ الْأَنْصَارِيِّ ﵁: «أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ، فَأَرْسَلَ رَسُولًا: أَلَّا يَبْقَيَنَّ فِي رَقَبَةِ بَعِيرٍ قِلَادَةٌ مِنْ وَتَرٍ، أَوْ قِلَادَةٌ؛ إِلَّا قُطِعَتْ».

Dalam Shahih: Dari Abu Basyir Al-Anshari ﵁: "Bahwa dia pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam sebagian perjalanannya, lalu beliau mengutus seorang utusan: 'Janganlah tersisa kalung dari tali atau kalung di leher unta, kecuali harus dipotong'".

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ الرُّقَى، وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ؛ شِرْكٌ» رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ.

Dari Ibnu Mas'ud ﵁, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik". Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud.

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُكَيْمٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا؛ وُكِلَ إِلَيْهِ» رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ.

Dari Abdullah bin Ukaim ﵁ secara marfu': "Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat), maka ia akan diserahkan kepadanya". Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi.

التَّمَائِمُ: شَيْءٌ يُعَلَّقُ عَلَى الأَوْلَادِ عَنِ العَيْنِ، لَكِنْ إِذَا كَانَ مِنَ القُرْآنِ؛ فَرَخَّصَ فِيهِ بَعْضُهُمْ، وَبَعْضُهُمْ لَمْ يُرَخِّصْ فِيهِ، وَيَجْعَلُهُ مِنَ المَنْهِيِّ عَنْهُ - مِنْهُمُ ابْنُ مَسْعُودٍ ﵁.

Tamimah: sesuatu yang digantungkan pada anak-anak untuk melindungi dari 'ain (mata jahat), tetapi jika itu dari Al-Qur'an; beberapa ulama membolehkannya, dan yang lain tidak membolehkannya, dan menganggapnya termasuk yang dilarang - di antara mereka adalah Ibnu Mas'ud ﵁.

وَالرُّقَى: هِيَ الَّتِي تُسَمَّى العَزَائِمَ، وَخَصَّ مِنْهُ الدَّلِيلُ مَا خَلَا مِنَ الشِّرْكِ؛ فَقَدْ رَخَّصَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مِنَ العَيْنِ وَالحُمَةِ.

Ruqyah: yaitu yang disebut al-'Azaa'im, dan dalil mengkhususkan darinya apa yang bebas dari syirik; Rasulullah ﷺ telah membolehkannya dari 'ain (mata jahat) dan demam.

وَالتِّوَلَةُ: شَيْءٌ يَضَعُونَهُ يَزْعُمُونَ أَنَّهُ يُحَبِّبُ المَرْأَةَ إِلَى زَوْجِهَا، وَالرَّجُلَ إِلَى امْرَأَتِهِ.

Tiwalah: sesuatu yang mereka letakkan, mereka mengklaim bahwa itu membuat seorang wanita dicintai oleh suaminya, dan seorang pria oleh istrinya.

وَرَوَى الإِمَامُ أَحْمَدُ: عَنْ رُوَيْفِعٍ ﵁ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «يَا رُوَيْفِعُ! لَعَلَّ الحَيَاةَ سَتَطُولُ بِكَ؛ فَأَخْبِرِ النَّاسَ»

Imam Ahmad meriwayatkan: dari Ruwaifi' ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku: "Wahai Ruwaifi'! Mungkin umurmu akan panjang; maka beritahukanlah kepada manusia"

أَنَّ مَنْ عَقَدَ لِحْيَتَهُ، أَوْ تَقَلَّدَ وَتَرًا، أَوِ اسْتَنْجَى بِرَجِيعِ دَابَّةٍ أَوْ عَظْمٍ؛ فَإِنَّ مُحَمَّدًا بَرِيءٌ مِنْهُ».

Bahwa barangsiapa yang mengikat jenggotnya, atau mengenakan tali busur, atau beristinja' dengan kotoran hewan atau tulang; maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri darinya.

وَعَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: «مَنْ قَطَعَ تَمِيمَةً مِنْ إِنْسَانٍ؛ كَانَ كَعِدْلِ رَقَبَةٍ» رَوَاهُ وَكِيعٌ.

Dari Sa'id bin Jubair, ia berkata, "Barangsiapa memotong tamimah dari seseorang, maka seakan-akan ia membebaskan seorang budak." Diriwayatkan oleh Waki'.

وَلَهُ: عَنْ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: «كَانُوا يَكْرَهُونَ التَّمَائِمَ كُلَّهَا مِنَ القُرْآنِ وَغَيْرِ القُرْآنِ».

Dan dari Ibrahim, ia berkata, "Mereka membenci semua tamimah, baik dari Al-Qur'an maupun selain Al-Qur'an."

* * *

* * *

[٩] بَابُ مَنْ تَبَرَّكَ بِشَجَرَةٍ أَوْ حَجَرٍ وَنَحْوِهِمَا

[٩]

بَابٌ

Bab

مَنْ تَبَرَّكَ بِشَجَرَةٍ أَوْ حَجَرٍ وَنَحْوِهِمَا

Orang yang mencari berkah dari pohon atau batu dan sejenisnya

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿أَفَرَءَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى﴾ الْآيَاتِ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-'Uzza," ayat-ayat.

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ ﵁ قَالَ: «خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ إِلَى حُنَيْنٍ، وَنَحْنُ حُدَثَاءُ عَهْدٍ بِكُفْرٍ، وَلِلْمُشْرِكِينَ سِدْرَةٌ يَعْكُفُونَ عِنْدَهَا وَيَنُوطُونَ بِهَا أَسْلِحَتَهُمْ، يُقَالُ لَهَا: ذَاتُ أَنْوَاطٍ.

Dari Abu Waqid al-Laitsi ﵁ berkata: "Kami keluar bersama Rasulullah ﷺ menuju Hunain, dan kami baru saja lepas dari kekufuran. Orang-orang musyrik memiliki pohon bidara yang mereka berdiam di sisinya dan menggantungkan senjata-senjata mereka padanya, yang disebut Dzatu Anwath.

فَمَرَرْنَا بِسِدْرَةٍ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: اللَّهُ أَكْبَرُ! إِنَّهَا السُّنَنُ،

Lalu kami melewati sebuah pohon bidara, maka kami berkata, "Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Allahu akbar! Sesungguhnya ini adalah sunnah-sunnah (kebiasaan),

قُلْتُمْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ لِمُوسَى: ﴿اجْعَل لَّنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ﴾، لَتَرْكَبُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ.

Kalian berkata, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sebagaimana Bani Israil berkata kepada Musa: "Buatlah untuk kami tuhan-tuhan (untuk disembah) sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan (untuk disembah)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kalian adalah kaum yang jahil". Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya.

* * *

* * *

[١٠] بَابُ مَا جَاءَ فِي الذَّبْحِ لِغَيْرِ اللهِ

[١٠]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الذَّبْحِ لِغَيْرِ اللَّهِ

Apa yang datang tentang menyembelih untuk selain Allah

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya." Ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ﴾.

Dan firman-Nya: "Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah."

عَنْ عَلِيٍّ ﵁ قَالَ: حَدَّثَنِي رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: «لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الأَرْضِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Ali ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ menceritakan kepadaku empat kalimat: "Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi pelaku bid'ah, Allah melaknat orang yang mengubah tanda-tanda bumi." Diriwayatkan oleh Muslim.

وَعَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «دَخَلَ الجَنَّةَ رَجُلٌ فِي ذُبَابٍ، وَدَخَلَ النَّارَ رَجُلٌ فِي ذُبَابٍ، قَالُوا: وَكَيْفَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

Dari Thariq bin Syihab bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang laki-laki masuk surga karena seekor lalat, dan seorang laki-laki masuk neraka karena seekor lalat. Mereka bertanya: Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?"

قَالَ: مَرَّ رَجُلَانِ عَلَى قَوْمٍ لَهُمْ صَنَمٌ لَا يَجُوزُهُ أَحَدٌ حَتَّى يُقَرِّبَ لَهُ شَيْئًا.

Beliau bersabda: "Dua orang laki-laki melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak seorang pun boleh melewatinya kecuali jika mempersembahkan sesuatu kepadanya."

فَقَالُوا لِأَحَدِهِمَا: قَرِّبْ، قَالَ: لَيْسَ عِنْدِي شَيْءٌ أُقَرِّبُ، قَالُوا لَهُ: قَرِّبْ وَلَوْ ذُبَابًا، فَقَرَّبَ ذُبَابًا، فَخَلَّوْا سَبِيلَهُ؛ فَدَخَلَ النَّارَ.

Mereka berkata kepada salah seorang dari keduanya: "Persembahkanlah (sesuatu)." Dia menjawab: "Aku tidak memiliki sesuatu untuk dipersembahkan." Mereka berkata kepadanya: "Persembahkanlah meskipun hanya seekor lalat." Maka dia mempersembahkan seekor lalat, lalu mereka membiarkannya pergi. Maka dia masuk neraka.

وَقَالُوا لِلْآخَرِ: قَرِّبْ، قَالَ: مَا كُنْتُ لِأُقَرِّبَ لِأَحَدٍ شَيْئًا دُونَ اللَّهِ ﷿، فَضَرَبُوا عُنُقَهُ؛ فَدَخَلَ الجَنَّةَ» رَوَاهُ أَحْمَدُ.

Dan mereka berkata kepada yang lainnya: "Persembahkanlah (sesuatu)." Dia menjawab: "Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apa pun kepada selain Allah ﷿." Maka mereka memenggal lehernya, lalu dia masuk surga." Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad.

* * *

* * *

[١١] بَابُ لَا يُذْبَحُ لِلَّهِ بِمَكَانٍ يُذْبَحُ فِيهِ لِغَيْرِ اللهِ

[١١]

بَابٌ

Bab

لَا يُذْبَحُ لِلَّهِ بِمَكَانٍ يُذْبَحُ فِيهِ لِغَيْرِ اللَّهِ

Tidak boleh menyembelih untuk Allah di tempat yang digunakan untuk menyembelih bukan untuk Allah

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Janganlah engkau berdiri untuk shalat di dalamnya selama-lamanya" ayat.

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ ﵁ قَالَ: «نَذَرَ رَجُلٌ أَنْ يَنْحَرَ إِبِلًا بِبُوَانَةَ، فَسَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ؟ فَقَالَ: هَلْ كَانَ فِيهَا وَثَنٌ مِنْ أَوْثَانِ الجَاهِلِيَّةِ يُعْبَدُ؟ قَالُوا: لَا.

Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak ﵁ berkata: "Seorang laki-laki bernazar untuk menyembelih unta di Buwanah, lalu dia bertanya kepada Nabi ﷺ. Beliau bersabda: 'Apakah di sana terdapat berhala dari berhala-berhala Jahiliyah yang disembah?' Mereka menjawab: 'Tidak.'

قَالَ: هَلْ كَانَ فِيهَا عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ؟ قَالُوا: لَا.

Beliau bertanya lagi: 'Apakah di sana terdapat perayaan dari perayaan-perayaan mereka?' Mereka menjawab: 'Tidak.'

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَوْفِ بِنَذْرِكَ؛ فَإِنَّهُ لَا وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ، وَلَا فِيمَا لَا

Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Penuhilah nazarmu, karena tidak ada kewajiban memenuhi nazar dalam kemaksiatan kepada Allah dan tidak pula pada sesuatu yang tidak

يَمْلِكُ ابْنُ آدَمَ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَإِسْنَادُهُ عَلَى شَرْطِهِمَا.

"Anak Adam memiliki" diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan sanadnya sesuai dengan syarat keduanya.

* * *

* * *

[١٢] بَابُ مِنَ الشِّرْكِ النَّذْرُ لِغَيْرِ اللهِ

[١٢]

بَابٌ

Bab

مِنَ الشِّرْكِ النَّذْرُ لِغَيْرِ اللَّهِ

Termasuk syirik adalah bernazar kepada selain Allah

لِقَوْلِهِ: ﴿يُوفُونَ بِالنَّذْرِ﴾.

Berdasarkan firman-Nya: "Mereka memenuhi nazar."

وَقَوْلِهِ: ﴿وَمَا أَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ﴾.

Dan firman-Nya: "Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya."

وَفِي الصَّحِيحِ: عَنْ عَائِشَةَ ﵂ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ، وَمَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيَ اللَّهَ فَلَا يَعْصِهِ».

Dalam Shahih, dari Aisyah ﵂ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa bernazar untuk taat kepada Allah maka hendaklah dia menaatinya, dan barangsiapa bernazar untuk bermaksiat kepada Allah maka janganlah dia bermaksiat kepada-Nya."

* * *

* * *

[١٣] بَابُ مِنَ الشِّرْكِ الِاسْتِعَاذَةُ بِغَيْرِ اللهِ

[١٣]

بَابٌ

Bab

مِنَ الشِّرْكِ الِاسْتِعَاذَةُ بِغَيْرِ اللَّهِ

Termasuk syirik adalah memohon perlindungan kepada selain Allah

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin" ayat.

عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍ ﵂ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا فَقَالَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ؛ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Khaulah binti Hakim ﵂ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu mengucapkan: 'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan', maka tidak akan ada sesuatu pun yang membahayakannya hingga ia berangkat dari tempat persinggahannya itu." Diriwayatkan oleh Muslim.

* * *

* * *

[١٤] بَابُ مِنَ الشِّرْكِ أَنْ يَسْتَغِيثَ بِغَيْرِ اللهِ، أَوْ يَدْعُوَ غَيْرَهُ

[١٤]

بَابٌ

Bab

مِنَ الشِّرْكِ أَنْ يَسْتَغِيثَ بِغَيْرِ اللَّهِ،

Termasuk syirik meminta pertolongan kepada selain Allah,

أَوْ يَدْعُوَ غَيْرَهُ

atau berdoa kepada selain-Nya

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ * وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah engkau menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah; sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang zalim. Dan jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri." Ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia." Ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُوا مِن دُونِ اللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ﴾ الآيَتَيْنِ.

Dan firman-Nya: "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat." Dua ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan" ayat.

رَوَى الطَّبَرَانِيُّ: «أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ ﷺ مُنَافِقٌ يُؤْذِي الْمُؤْمِنِينَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: قُومُوا بِنَا نَسْتَغِيثُ بِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ مِنْ هَذَا الْمُنَافِقِ؛ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: إِنَّهُ لَا يُسْتَغَاثُ بِي، وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاللَّهِ».

Ath-Thabrani meriwayatkan: "Bahwa pada zaman Nabi ﷺ ada seorang munafik yang menyakiti orang-orang mukmin, maka sebagian dari mereka berkata: Mari kita memohon pertolongan kepada Rasulullah ﷺ dari orang munafik ini. Maka Nabi ﷺ bersabda: Sesungguhnya tidak boleh meminta tolong kepadaku, dan sesungguhnya meminta pertolongan itu hanya kepada Allah".

* * *

* * *

[١٥] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ * وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا﴾ الْآيَةَ

[١٥]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ * وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا﴾ الآيَةَ

"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun sedangkan mereka sendiri diciptakan? Dan (berhala-berhala) itu tidak dapat memberi pertolongan kepada mereka" ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tidak memiliki (kekuasaan) sebesar zarrah pun" ayat.

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَنَسٍ ﵁ قَالَ: «شُجَّ النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ أُحُدٍ، فَقَالَ: كَيْفَ يُفْلِحُ قَوْمٌ شَجُّوا نَبِيَّهُمْ؟! فَنَزَلَتْ: ﴿لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ﴾».

Dalam Shahih: dari Anas ﵁ berkata: "Nabi ﷺ terluka pada hari Uhud, lalu beliau bersabda: Bagaimana suatu kaum akan beruntung yang melukai nabi mereka?! Maka turunlah: "Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka"".

وَفِيهِ: عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄: «أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فِي الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِنَ الفَجْرِ - يَقُولُ: اللَّهُمَّ الْعَنْ

Dan di dalamnya: dari Ibnu Umar ﵄: "Bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ ketika mengangkat kepalanya dari ruku' pada rakaat terakhir shalat Fajar - berdoa: Ya Allah, laknatlah

فُلَانًا، وَفُلَانًا، وَفُلَانًا؛ بَعْدَمَا يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ؛ فَأَنْزَلَ اللَّهُ: ﴿لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ﴾».

Fulan, fulan, dan fulan; setelah dia mengatakan: Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd; maka Allah menurunkan: "Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka."

وَفِي رِوَايَةٍ: «يَدْعُو عَلَى صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ، وَسُهَيْلِ بْنِ عَمْرٍو، وَالْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ؛ فَنَزَلَتْ: ﴿لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ﴾».

Dan dalam sebuah riwayat: "Dia berdoa melawan Shafwan bin Umayyah, Suhail bin 'Amr, dan Al-Harits bin Hisyam; maka turunlah: "Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka."

وَفِيهِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: «قَامَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حِينَ أُنْزِلَ عَلَيْهِ: ﴿وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ﴾؛ قَالَ: يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ! - أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا - اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ؛ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا.

Dan di dalamnya: dari Abu Hurairah ﵁ berkata: "Rasulullah ﷺ berdiri ketika diturunkan kepadanya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"; beliau bersabda: Wahai kaum Quraisy! - atau kata-kata yang semisalnya - Tebuslah dirimu; aku tidak dapat menolak sesuatu pun dari (siksa) Allah terhadapmu."

يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ! لَا أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا.

Wahai Abbas bin Abdul Muthalib! Aku tidak dapat menolongmu sedikitpun dari (azab) Allah.

يَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ! لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا.

Wahai Shafiyyah, bibi Rasulullah! Aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari (azab) Allah.

وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ! سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي؛ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا».

Dan wahai Fatimah putri Muhammad! Mintalah kepadaku apa yang engkau mau dari hartaku; aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari (azab) Allah.

* * *

* * *

[١٦] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ﴾

[١٦]

[16]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿حَتَّىٰ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ۖ قَالُوا الْحَقَّ ۖ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ﴾.

"Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar", dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar."

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِذَا قَضَى اللَّهُ الْأَمْرَ فِي السَّمَاءِ؛ ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خَضَعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ، يَنْفُذُهُمْ ذَلِكَ، ﴿حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ﴾، فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا، بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ - وَصَفَهُ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ، فَحَرَّفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ -.

Dalam Shahih Al-Bukhari: Dari Abu Hurairah ﵁ dari Nabi ﷺ bersabda: "Apabila Allah telah menetapkan suatu perkara di langit; para malaikat menepuk sayap mereka dengan khusyuk karena firman-Nya, seakan-akan itu adalah rantai di atas batu licin, hal itu menembus mereka, ﴿Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Perkataan yang hak dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.﴾, lalu didengar oleh (setan) pencuri pendengaran, dan para pencuri pendengaran itu (bertingkat-tingkat) sebagian berada di atas sebagian yang lain - Sufyan menggambarkannya dengan tangannya lalu memiringkannya dan merenggangkan jari-jarinya -.

فَيَسْمَعُ الكَلِمَةَ، فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الكَاهِنِ.

Lalu dia mendengar kalimat itu, kemudian melemparkannya kepada yang di bawahnya, kemudian yang lain melemparkannya kepada yang di bawahnya, hingga akhirnya dilemparkan ke lisan tukang sihir atau kahin.

فَرُبَّمَا أَدْرَكَهُ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِئَةَ كَذْبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا: كَذَا وَكَذَا؟ فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الكَلِمَةِ الَّتِي سُمِعَتْ مِنَ السَّمَاءِ».

Terkadang meteor mengejarnya sebelum dia melemparkannya, dan terkadang dia melemparkannya sebelum meteor itu mengejarnya. Lalu dia mendustakannya dengan seratus kebohongan. Maka dikatakan, "Bukankah dia telah mengatakan kepada kita pada hari ini dan itu, ini dan itu?" Maka dia dibenarkan dengan kalimat yang didengar dari langit itu.

وَعَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يُوحِيَ بِالأَمْرِ؛ تَكَلَّمَ بِالوَحْيِ، أَخَذَتِ السَّمَوَاتِ مِنْهُ رَجْفَةٌ - أَوْ قَالَ: رِعْدَةٌ شَدِيدَةٌ - خَوْفًا مِنَ اللَّهِ ﷿.

Dari An-Nawwas bin Sam'an ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila Allah hendak mewahyukan suatu perkara; Dia berbicara dengan wahyu, langit pun gemetar karenanya - atau beliau bersabda: gemetar hebat - karena takut kepada Allah ﷿."

فَإِذَا سَمِعَ ذَلِكَ أَهْلُ السَّمَوَاتِ؛ صَعِقُوا، وَخَرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، فَيَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ جِبْرِيلُ، فَيُكَلِّمُهُ اللَّهُ مِنْ وَحْيِهِ بِمَا أَرَادَ.

Maka ketika penduduk langit mendengar hal itu, mereka pingsan dan bersujud kepada Allah. Yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah Jibril, lalu Allah berbicara kepadanya melalui wahyu-Nya dengan apa yang Dia kehendaki.

ثُمَّ يَمُرُّ جِبْرِيلُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ، كُلَّمَا مَرَّ بِسَمَاءٍ سَأَلَهُ مَلَائِكَتُهَا: مَاذَا قَالَ رَبُّنَا يَا جِبْرِيلُ؟ فَيَقُولُ جِبْرِيلُ: قَالَ الْحَقَّ، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ.

Kemudian Jibril melewati para malaikat. Setiap kali dia melewati suatu langit, para malaikatnya bertanya kepadanya, "Wahai Jibril, apa yang dikatakan Tuhan kita?" Jibril menjawab, "Dia mengatakan kebenaran, dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."

قَالَ: فَيَقُولُونَ كُلُّهُمْ مِثْلَ مَا قَالَ جِبْرِيلُ، فَيَنْتَهِي جِبْرِيلُ بِالْوَحْيِ إِلَى حَيْثُ أَمَرَهُ اللَّهُ ﷿».

Dia (perawi) berkata, "Maka mereka semua mengatakan seperti apa yang dikatakan Jibril. Lalu Jibril menyampaikan wahyu ke tempat yang diperintahkan Allah ﷿ kepadanya."

* * *

* * *

[١٧] بَابُ الشَّفَاعَةِ

[١٧]

بَابُ الشَّفَاعَةِ

Bab tentang syafaat

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَأَنذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُم مِّن دُونِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan berilah peringatan dengannya (Al-Qur'an) kepada orang yang takut akan dikumpulkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), bagi mereka tidak ada pelindung dan pemberi syafaat selain Dia."

وَقَوْلُهُ: ﴿قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا﴾.

Dan firman-Nya: "Katakanlah (Muhammad), 'Hanya milik Allah syafaat itu semuanya.'"

وَقَوْلُهُ: ﴿مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ﴾.

Dan firman-Nya: "Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya?"

وَقَوْلُهُ: ﴿وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَى﴾.

Dan firman-Nya: "Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridhai."

وَقَوْلُهُ: ﴿قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍ * وَلَا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِندَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Katakanlah (Muhammad), "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya (memperoleh syafaat itu)." Ayat.

قَالَ أَبُو الْعَبَّاسِ: «نَفَى اللَّهُ عَمَّا سِوَاهُ كُلَّ مَا يَتَعَلَّقُ بِهِ الْمُشْرِكُونَ - فَنَفَى أَنْ يَكُونَ لِغَيْرِهِ مُلْكٌ، أَوْ قِسْطٌ مِنْهُ، أَوْ يَكُونَ عَوْنًا لِلَّهِ - وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا الشَّفَاعَةُ، فَبَيَّنَ أَنَّهَا لَا تَنْفَعُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّبُّ؛ كَمَا قَالَ: ﴿وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى﴾.

Abu Al-'Abbas berkata: "Allah menafikan dari selain-Nya segala sesuatu yang dikaitkan oleh orang-orang musyrik - Dia menafikan bahwa selain-Nya memiliki kerajaan, atau bagian darinya, atau menjadi penolong bagi Allah - dan tidak tersisa kecuali syafaat, maka Dia menjelaskan bahwa syafaat tidak bermanfaat kecuali bagi orang yang diizinkan oleh Rabb; sebagaimana Dia berfirman: 'Dan mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai.'"

فَهَذِهِ الشَّفَاعَةُ الَّتِي يَظُنُّهَا الْمُشْرِكُونَ هِيَ مُنْتَفِيَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؛ كَمَا نَفَاهَا الْقُرْآنُ.

Maka syafaat ini yang disangka oleh orang-orang musyrik adalah tertolak pada hari Kiamat; sebagaimana Al-Qur'an menafikannya.

وَأَخْبَرَ النَّبِيُّ ﷺ: أَنَّهُ يَأْتِي فَيَسْجُدُ لِرَبِّهِ وَيَحْمَدُهُ، لَا يَبْدَأُ بِالشَّفَاعَةِ أَوَّلًا، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ يُسْمَعْ، وَسَلْ تُعْطَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ.

Dan Nabi ﷺ mengabarkan: bahwa beliau datang lalu bersujud kepada Rabb-nya dan memuji-Nya, tidak memulai dengan syafaat terlebih dahulu, kemudian dikatakan kepadanya: Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya didengar, mintalah niscaya diberi, dan mintalah syafaat niscaya kamu diberi kesempatan untuk memberi syafaat.

وَقَالَ لَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ ﵁: مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؛ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ.

Abu Hurairah ﵁ bertanya kepadanya: "Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?" Beliau menjawab: "Orang yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dengan ikhlas dari hatinya."

فَتِلْكَ الشَّفَاعَةُ لِأَهْلِ الْإِخْلَاصِ - بِإِذْنِ اللَّهِ -، وَلَا تَكُونُ لِمَنْ أَشْرَكَ بِاللَّهِ.

Maka syafaat itu adalah untuk orang-orang yang ikhlas - dengan izin Allah -, dan tidak akan diberikan kepada orang yang menyekutukan Allah.

وَحَقِيقَتُهُ: أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ هُوَ الَّذِي يَتَفَضَّلُ عَلَى أَهْلِ الْإِخْلَاصِ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ بِوَاسِطَةِ دُعَاءِ مَنْ أَذِنَ لَهُ أَنْ يَشْفَعَ؛ لِيُكْرِمَهُ، وَيَنَالَ الْمَقَامَ الْمَحْمُودَ.

Dan hakikatnya adalah: Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ yang memberikan karunia kepada orang-orang yang ikhlas, lalu mengampuni mereka melalui perantaraan doa orang yang diizinkan-Nya untuk memberi syafaat; untuk memuliakannya, dan agar dia mencapai maqam yang terpuji.

فَالشَّفَاعَةُ الَّتِي نَفَاهَا الْقُرْآنُ مَا كَانَ فِيهَا شِرْكٌ، وَلِهَذَا أَثْبَتَ الشَّفَاعَةَ بِإِذْنِهِ فِي مَوَاضِعَ، وَقَدْ بَيَّنَ النَّبِيُّ ﷺ أَنَّهَا لَا تَكُونُ إِلَّا لِأَهْلِ التَّوْحِيدِ وَالْإِخْلَاصِ» انْتَهَى كَلَامُهُ.

Maka syafaat yang dinafikan oleh Al-Qur'an adalah yang mengandung syirik, dan karena itu Allah menetapkan syafaat dengan izin-Nya di beberapa tempat, dan Nabi ﷺ telah menjelaskan bahwa syafaat itu hanya untuk ahli tauhid dan ikhlas." Selesai perkataannya.

* * *

* * *

[١٨] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ﴾

[١٨]

[18]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,

وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ﴾

tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya."

فِي الصَّحِيحِ: عَنِ ابْنِ المُسَيَّبِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الوَفَاةُ؛ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَعِنْدَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ وَأَبُو جَهْلٍ، فَقَالَ لَهُ: يَا عَمِّ! قُلْ: لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ، كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ.

Dalam Shahih: dari Ibnu Al-Musayyab, dari ayahnya, ia berkata, "Ketika Abu Thalib menjelang wafat, Rasulullah ﷺ datang kepadanya, dan di sisinya ada Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahl. Beliau bersabda kepadanya, 'Wahai pamanku! Ucapkanlah: Laa ilaaha illallah, satu kalimat yang dengannya aku dapat membela pamanku di sisi Allah.'

فَقَالَا لَهُ: أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ؟! فَأَعَادَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَأَعَادَا، فَكَانَ آخِرَ مَا قَالَ: هُوَ عَلَىٰ مِلَّةِ عَبْدِ المُطَّلِبِ، وَأَبَىٰ أَنْ يَقُولَ: لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ.

Maka keduanya berkata kepadanya, 'Apakah engkau benci terhadap agama Abdul Muthalib?!' Rasulullah ﷺ mengulanginya, dan mereka berdua juga mengulanginya. Maka perkataan terakhirnya adalah: Dia (Abu Thalib) berada di atas agama Abdul Muthalib, dan ia enggan mengucapkan: Laa ilaaha illallah.

فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ؛ فَأَنْزَلَ اللَّهُ ﷿: ﴿مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُوْلِي قُرْبَى﴾، وَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي أَبِي طَالِبٍ: ﴿إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ﴾».

Maka Nabi ﷺ berkata: "Sungguh aku akan memohonkan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang darimu." Lalu Allah ﷿ menurunkan: "Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan bagi orang-orang musyrik, sekalipun mereka adalah kerabat dekat." Dan Allah menurunkan tentang Abu Thalib: "Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki."

* * *

* * *

[١٩] بَابُ مَا جَاءَ أَنَّ سَبَبَ كُفْرِ بَنِي آدَمَ وَتَرْكِهِمْ دِينَهُمْ هُوَ الْغُلُوُّ فِي الصَّالِحِينَ

[١٩]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ أَنَّ سَبَبَ كُفْرِ بَنِي آدَمَ وَتَرْكِهِمْ دِينَهُمْ هُوَ الغُلُوُّ فِي الصَّالِحِينَ

Apa yang datang bahwa penyebab kekufuran Bani Adam dan meninggalkan agama mereka adalah ghuluw terhadap orang-orang shalih

وَقَوْلُ اللَّهِ ﷿: ﴿يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ﴾.

Dan firman Allah ﷿: "Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian ghuluw (melampaui batas) dalam agama kalian."

فِي الصَّحِيحِ: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ فِي قَوْلِ اللَّهِ ﷿: «﴿وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا﴾؛ قَالَ: هَذِهِ أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِينَ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ، فَلَمَّا هَلَكُوا؛ أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ: أَنِ انْصِبُوا إِلَى مَجَالِسِهِمُ الَّتِي كَانُوا يَجْلِسُونَ فِيهَا أَنْصَابًا، وَسَمُّوهَا بِأَسْمَائِهِمْ،

Dalam Shahih, dari Ibnu Abbas ﵄ tentang firman Allah ﷿: "Dan mereka berkata, 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr." Dia berkata: Ini adalah nama-nama laki-laki shalih dari kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum mereka, "Dirikanlah pada majelis-majelis tempat mereka duduk patung-patung, dan namailah patung-patung itu dengan nama-nama mereka."

فَفَعَلُوا، فَلَمْ تُعْبَدْ، حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَنُسِيَ الْعِلْمُ؛ عُبِدَتْ».

Maka mereka melakukannya, dan patung-patung itu tidak disembah, sampai ketika mereka binasa dan ilmu dilupakan; patung-patung itu pun disembah".

وَقَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ: «قَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ السَّلَفِ: لَمَّا مَاتُوا؛ عَكَفُوا عَلَى قُبُورِهِمْ، ثُمَّ صَوَّرُوا تَمَاثِيلَهُمْ، ثُمَّ طَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ؛ فَعَبَدُوهُمْ».

Ibnu Al-Qayyim berkata: "Lebih dari satu orang Salaf mengatakan: Ketika mereka meninggal; orang-orang berdiam di kuburan mereka, kemudian mereka membuat patung-patung mereka, lalu waktu berlalu lama bagi mereka; maka mereka pun menyembah patung-patung itu".

وَعَنْ عُمَرَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ» أَخْرَجَاهُ.

Dari Umar ﵁, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana orang-orang Nasrani memuji Isa putra Maryam, sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya" Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ» حَدِيثٌ صَحِيحٌ.

Dari Ibnu Abbas ﵄, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Jauhilah sikap berlebih-lebihan (dalam beragama), karena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan" Hadits shahih.

وَلِمُسْلِمٍ: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ - قَالَهَا ثَلَاثًا -».

Dalam riwayat Muslim: Dari Ibnu Mas'ud ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Celakalah al-mutanathi'un (orang-orang yang melampaui batas) - beliau mengucapkannya tiga kali -".

* * *

* * *

[٢٠] بَابُ مَا جَاءَ مِنَ التَّغْلِيظِ فِيمَنْ عَبَدَ اللهَ عِنْدَ قَبْرِ رَجُلٍ صَالِحٍ؛ فَكَيْفَ إِذَا عَبَدَهُ؟!

[٢٠]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ مِنَ التَّغْلِيظِ فِيمَنْ عَبَدَ اللَّهَ

Tentang ancaman keras bagi orang yang menyembah Allah

عِنْدَ قَبْرِ رَجُلٍ صَالِحٍ؛ فَكَيْفَ إِذَا عَبَدَهُ؟!

di samping kuburan seorang yang saleh, lalu bagaimana jika ia menyembahnya?!

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ عَائِشَةَ ﵂: «أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ كَنِيسَةً رَأَتْهَا بِأَرْضِ الحَبَشَةِ، وَمَا فِيهَا مِنَ الصُّوَرِ، فَقَالَ: أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ - أَوِ العَبْدُ الصَّالِحُ - بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكِ شِرَارُ الخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ».

Dalam Shahih al-Bukhari: Dari 'Aisyah ﵂: "Bahwa Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah ﷺ tentang gereja yang dilihatnya di negeri Habasyah, dan gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau bersabda: 'Mereka itu, jika ada orang saleh - atau hamba yang saleh - di antara mereka meninggal dunia, mereka membangun masjid di atas kuburannya, dan mereka membuat gambar-gambar itu di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah.'"

فَهَؤُلَاءِ جَمَعُوا بَيْنَ الفِتْنَتَيْنِ: فِتْنَةِ القُبُورِ، وَفِتْنَةِ التَّمَاثِيلِ.

Maka mereka itu telah menggabungkan dua fitnah: fitnah kuburan dan fitnah patung-patung.

وَلَهُمَا: عَنْهَا ﵂ قَالَتْ: «لَمَّا نُزِلَ بِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ، طَفِقَ يَطْرَحُ خَمِيصَةً لَهُ عَلَى وَجْهِهِ، فَإِذَا اغْتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا، فَقَالَ - وَهُوَ كَذَلِكَ -: لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ - يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوا، وَلَوْلَا ذَاكَ أُبْرِزَ قَبْرُهُ، غَيْرَ أَنَّهُ خُشِيَ أَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا -» أَخْرَجَاهُ.

Dan bagi mereka berdua: Dari 'Aisyah ﵂ berkata: "Ketika Rasulullah ﷺ sakaratul maut, beliau menutup wajahnya dengan selimut miliknya. Jika merasa sesak, beliau menyingkapnya. Beliau bersabda - dalam keadaan demikian: "Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid - memperingatkan apa yang mereka perbuat. Kalau bukan karena itu, niscaya kuburan beliau ditampakkan, hanya saja dikhawatirkan akan dijadikan masjid." Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim.

وَلِمُسْلِمٍ: عَنْ جُنْدُبٍ ﵁ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ يَقُولُ: «إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا؛ لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا.

Dan Muslim meriwayatkan: Dari Jundub ﵁ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ lima hari sebelum wafatnya bersabda: "Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah dari menjadikan seseorang di antara kalian sebagai kekasih (khalil). Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Seandainya aku menjadikan seseorang dari umatku sebagai kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakr sebagai kekasih."

أَلَا وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ، أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ؛ إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ».

Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid; sesungguhnya aku melarang kalian dari hal itu.

فَقَدْ نَهَى عَنْهُ فِي آخِرِ حَيَاتِهِ، ثُمَّ إِنَّهُ لَعَنَ - وَهُوَ فِي السِّيَاقِ - مَنْ فَعَلَهُ.

Beliau telah melarangnya di akhir hidupnya, kemudian beliau melaknat - ketika menjelang wafat - orang yang melakukannya.

وَالصَّلَاةُ عِنْدَهَا مِنْ ذَلِكَ - وَإِنْ لَمْ يُبْنَ مَسْجِدٌ - وَهُوَ مَعْنَى قَوْلِهَا: «خُشِيَ أَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا»؛ فَإِنَّ الصَّحَابَةَ لَمْ يَكُونُوا لِيَبْنُوا حَوْلَ قَبْرِهِ مَسْجِدًا.

Shalat di dekat kuburan termasuk bagian dari itu - meskipun tidak dibangun masjid - dan itulah makna perkataannya: "Dikhawatirkan akan dijadikan masjid"; karena para sahabat tidak akan membangun masjid di sekitar kuburnya.

وَكُلُّ مَوْضِعٍ قُصِدَتِ الصَّلَاةُ فِيهِ فَقَدِ اتُّخِذَ مَسْجِدًا؛ بَلْ كُلُّ مَوْضِعٍ يُصَلَّى فِيهِ يُسَمَّى مَسْجِدًا؛ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «جُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا».

Dan setiap tempat yang dimaksudkan untuk shalat di dalamnya maka ia telah dijadikan masjid; bahkan setiap tempat yang digunakan untuk shalat disebut masjid; sebagaimana Nabi ﷺ bersabda: "Bumi dijadikan untukku sebagai masjid dan alat bersuci."

وَلِأَحْمَدَ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ: مَنْ تُدْرِكُهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، وَالَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ». وَرَوَاهُ أَبُو حَاتِمٍ فِي «صَحِيحِهِ».

Dan menurut Ahmad dengan sanad yang baik: dari Ibnu Mas'ud ﵁ secara marfu': «Sesungguhnya di antara seburuk-buruk manusia: orang yang ditemui kiamat sedang mereka hidup, dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid». Dan Abu Hatim meriwayatkannya dalam kitab "Shahih"-nya.

* * *

* * *

[٢١] بَابُ مَا جَاءَ أَنَّ الْغُلُوَّ فِي قُبُورِ الصَّالِحِينَ يُصَيِّرُهَا أَوْثَانًا تُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللهِ

[٢١]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ أَنَّ الغُلُوَّ فِي قُبُورِ الصَّالِحِينَ

Apa yang datang bahwa berlebih-lebihan dalam mengagungkan kuburan orang-orang shalih

يُصَيِّرُهَا أَوْثَانًا تُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ

menjadikannya berhala-berhala yang disembah selain Allah

رَوَى مَالِكٌ فِي «المُوَطَّأِ»؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا يُعْبَدُ، اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى قَوْمٍ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ».

Malik meriwayatkan dalam kitab al-Muwaththa'; bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku berhala yang disembah, Allah sangat murka terhadap kaum yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid".

وَلِابْنِ جَرِيرٍ بِسَنَدِهِ: عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ فِي قَوْلِهِ: «﴿أَفَرَءَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى﴾؛ قَالَ: كَانَ يَلُتُّ لَهُمُ السَّوِيقَ، فَمَاتَ؛ فَعَكَفُوا عَلَى قَبْرِهِ».

Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya: dari Sufyan, dari Manshur, dari Mujahid tentang firman-Nya: "Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-'Uzza"; ia berkata: Dia (al-Lata) dahulu membuat bubur gandum untuk mereka, lalu dia mati; maka mereka tekun beribadah di atas kuburnya.

وَكَذَا قَالَ أَبُو الجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «كَانَ يَلُتُّ السَّوِيقَ لِلْحَاجِّ».

Dan demikian pula Abu Al-Jauza' berkata, dari Ibnu Abbas ﵄: "Dia (Nabi ﷺ) biasa mencampur sawiq untuk para jamaah haji".

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَائِرَاتِ القُبُورِ، وَالمُتَّخِذِينَ عَلَيْهَا المَسَاجِدَ وَالسُّرُجَ» رَوَاهُ أَهْلُ السُّنَنِ.

Dari Ibnu Abbas ﵄ berkata: "Rasulullah ﷺ melaknat wanita-wanita yang menziarahi kuburan, dan orang-orang yang menjadikannya masjid-masjid dan lampu-lampu" diriwayatkan oleh Ahlus Sunan.

* * *

* * *

[٢٢] بَابُ مَا جَاءَ فِي حِمَايَةِ الْمُصْطَفَى ﷺ جِنَابَ التَّوْحِيدِ، وَسَدِّهِ كُلَّ طَرِيقٍ يُوصِلُ إِلَى الشِّرْكِ

[٢٢]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي حِمَايَةِ الْمُصْطَفَى ﷺ جَنَابَ التَّوْحِيدِ وَسَدِّهِ كُلَّ طَرِيقٍ يُوصِلُ إِلَى الشِّرْكِ

Apa yang datang dalam perlindungan Al-Mustafa ﷺ terhadap tauhid dan penutupannya terhadap setiap jalan yang mengarah kepada syirik

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم﴾ الْآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu" ayat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا، وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ؛ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ، رُوَاتُهُ ثِقَاتٌ.

Dari Abu Hurairah ﵁, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan bershalawatlah kepadaku; karena shalawat kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan, para perawinya adalah para perawi yang terpercaya.

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ الحُسَيْنِ: «أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا يَجِيءُ إِلَى فُرْجَةٍ كَانَتْ عِنْدَ قَبْرِ النَّبِيِّ ﷺ، فَيَدْخُلُ فِيهَا، فَيَدْعُو، فَنَهَاهُ.

Dari Ali bin Husain: "Bahwa dia melihat seorang pria datang ke celah yang ada di dekat kuburan Nabi ﷺ, lalu masuk ke dalamnya dan berdoa, maka dia melarangnya."

وَقَالَ: أَلَا أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ أَبِي، عَنْ جَدِّي، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: لَا تَتَّخِذُوا قَبْرِي عِيدًا، وَلَا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا؛ فَإِنَّ تَسْلِيمَكُمْ يَبْلُغُنِي أَيْنَمَا كُنْتُمْ» رَوَاهُ فِي «المُخْتَارَةِ».

Dan dia berkata: "Maukah aku menceritakan kepada kalian sebuah hadits yang aku dengar dari ayahku, dari kakekku, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: 'Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan jangan pula menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan; karena salam kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada.'" Diriwayatkan dalam Al-Mukhtarah.

* * *

* * *

[٢٣] بَابُ مَا جَاءَ أَنَّ بَعْضَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَعْبُدُ الْأَوْثَانَ

[٢٣]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ أَنَّ بَعْضَ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَعْبُدُ الْأَوْثَانَ

Apa yang datang bahwa sebagian umat ini menyembah berhala

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut."

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللَّهِ مَن لَّعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Katakanlah: 'Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?'" ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا﴾.

Dan firman-Nya: "Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Sungguh, kami akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas (gua) mereka.'"

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَذْوَ الْقُذَّةِ بِالْقُذَّةِ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ»

Dari Abu Sa'id ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (jalan) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak."

لَدَخَلْتُمُوهُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! اليَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟!» أَخْرَجَاهُ.

Jika kalian memasukinya, mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Yahudi dan Nasrani?" Beliau bersabda, "Lalu siapa lagi?!" Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

وَلِمُسْلِمٍ: عَنْ ثَوْبَانَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِيَ الأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا، وَأُعْطِيتُ الكَنْزَيْنِ - الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ -.

Dalam riwayat Muslim: Dari Tsauban ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah telah melipat bumi untukku, sehingga aku dapat melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dilipat untukku darinya. Dan aku telah diberi dua perbendaharaan - merah dan putih -.

وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَلَّا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَلَّا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ.

Dan aku telah memohon kepada Tuhanku untuk umatku agar tidak membinasakan mereka dengan kekeringan yang merata, dan agar tidak menguasakan musuh atas mereka selain dari kalangan mereka sendiri yang akan merampas kehormatan mereka.

وَإِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ، وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَلَّا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَلَّا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا

Dan sesungguhnya Tuhanku berfirman: Wahai Muhammad! Sesungguhnya jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak dapat ditolak. Dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu agar Aku tidak membinasakan mereka dengan paceklik yang merata, dan agar Aku tidak menguasakan musuh atas mereka

مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ، وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا».

dari selain diri mereka sendiri sehingga menghalalkan kehormatan mereka, meskipun berkumpul melawan mereka orang-orang dari penjuru dunia, hingga sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.

وَرَوَاهُ البَرْقَانِيُّ فِي «صَحِيحِهِ»، وَزَادَ: «وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الأَئِمَّةَ المُضِلِّينَ، وَإِذَا وَقَعَ عَلَيْهِمُ السَّيْفُ؛ لَمْ يُرْفَعْ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.

Al-Barqani meriwayatkannya dalam kitab Shahih-nya, dan menambahkan: "Sesungguhnya yang aku khawatirkan atas umatku adalah para imam yang menyesatkan, dan apabila pedang jatuh atas mereka, maka tidak akan diangkat hingga hari Kiamat.

وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقَ حَيٌّ مِنْ أُمَّتِي بِالمُشْرِكِينَ، وَحَتَّى تَعْبُدَ فِئَامٌ مِنْ أُمَّتِي الأَوْثَانَ.

Dan kiamat tidak akan terjadi hingga sekelompok dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik, dan hingga golongan-golongan dari umatku menyembah berhala-berhala.

وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ، لَا نَبِيَّ بَعْدِي.

Dan sesungguhnya akan ada di umatku tiga puluh pendusta, yang masing-masing mengklaim bahwa dia adalah nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku.

وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ مَنْصُورَةً، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ ﵎».

Dan akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegak di atas kebenaran, mendapat pertolongan. Tidak membahayakan mereka orang yang mengecewakan mereka, hingga datang perintah Allah ﷺ.

* * *

* * *

[٢٤] بَابُ مَا جَاءَ فِي السِّحْرِ

[٢٤]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي السِّحْرِ

Apa yang datang tentang sihir

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan sungguh mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang (ingin) membelinya (sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat."

وَقَوْلُهُ: ﴿يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ﴾.

Dan firman-Nya: "Mereka beriman kepada jibt dan thaghut."

قَالَ عُمَرُ: «الجِبْتُ: السِّحْرُ، وَالطَّاغُوتُ: الشَّيْطَانُ».

Umar berkata: "Jibt adalah sihir, dan thaghut adalah setan."

وَقَالَ جَابِرٌ: «الطَّوَاغِيتُ: كُهَّانٌ، كَانَ يَنْزِلُ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فِي كُلِّ حَيٍّ وَاحِدٌ».

Dan Jabir berkata: "Thawaghit adalah para dukun, setan turun kepada mereka, satu di setiap kabilah."

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ، قَالُوا:

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan." Mereka bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ الغَافِلَاتِ المُؤْمِنَاتِ» أَخْرَجَاهُ.

Wahai Rasulullah! Apakah dosa-dosa besar itu? Beliau bersabda: Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina wanita-wanita mukmin yang suci dan lalai. Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim.

وَعَنْ جُنْدُبٍ مَرْفُوعًا: «حَدُّ السَّاحِرِ: ضَرْبُهُ بِالسَّيْفِ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ: «الصَّحِيحُ: أَنَّهُ مَوْقُوفٌ».

Dari Jundub secara marfu': Hukuman bagi penyihir adalah dipenggal dengan pedang. Diriwayatkan oleh Tirmidzi, dan ia berkata: Yang benar adalah hadits ini mauquf.

وَفِي «صَحِيحِ البُخَارِيِّ»: عَنْ بَجَالَةَ بْنِ عَبَدَةَ؛ قَالَ: «كَتَبَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ ﵁: أَنِ اقْتُلُوا كُلَّ سَاحِرٍ وَسَاحِرَةٍ. قَالَ: فَقَتَلْنَا ثَلَاثَ سَوَاحِرَ».

Dalam Shahih Bukhari: Dari Bajalah bin 'Abdah, ia berkata: Umar bin Al-Khattab ﵁ menulis surat: Bunuhlah setiap penyihir laki-laki dan perempuan. Ia (Bajalah) berkata: Maka kami membunuh tiga penyihir perempuan.

وَصَحَّ عَنْ حَفْصَةَ ﵂: «أَنَّهَا أَمَرَتْ بِقَتْلِ جَارِيَةٍ لَهَا سَحَرَتْهَا؛ فَقُتِلَتْ».

Dan telah sahih dari Hafshah ﵂: "Bahwa dia memerintahkan untuk membunuh seorang budak perempuannya yang telah menyihirnya; maka budak itu pun dibunuh".

وَكَذَلِكَ: صَحَّ عَنْ جُنْدُبٍ.

Demikian pula: telah sahih dari Jundub.

قَالَ أَحْمَدُ: «عَنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ ﷺ».

Ahmad berkata: "Dari tiga orang sahabat Nabi ﷺ".

* * *

* * *

[٢٥] بَابُ بَيَانِ شَيْءٍ مِنْ أَنْوَاعِ السِّحْرِ

[٢٥]

بَابُ

Bab

بَيَانِ شَيْءٍ مِنْ أَنْوَاعِ السِّحْرِ

Penjelasan tentang beberapa jenis sihir

قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ حَيَّانَ بْنِ العَلَاءِ، حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ قَبِيصَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ العِيَافَةَ، وَالطَّرْقَ، وَالطِّيَرَةَ؛ مِنَ الجِبْتِ».

Ahmad berkata: Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, 'Auf menceritakan kepada kami, dari Hayyan bin Al-'Ala', Qathan bin Qabishah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, bahwa ia mendengar Nabi ﷺ bersabda: "Sesungguhnya 'iyafah, tharq, dan thiyarah adalah termasuk jibt."

قَالَ عَوْفٌ: «العِيَافَةُ: زَجْرُ الطَّيْرِ.

'Awf berkata: "'Iyafah adalah meramal dengan burung."

وَالطَّرْقُ: الخَطُّ يُخَطُّ بِالأَرْضِ.

Tharq adalah garis yang digambar di tanah.

وَالجِبْتُ - قَالَ الحَسَنُ -: إِنَّهُ الشَّيْطَانُ» إِسْنَادٌ جَيِّدٌ.

Jibt - Al-Hasan berkata: "Itu adalah setan." Sanad yang baik.

وَلِأَبِي دَاوُدَ، وَالنَّسَائِيِّ، وَابْنِ حِبَّانَ فِي «صَحِيحِهِ»: المُسْنَدُ مِنْهُ.

Menurut Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya: Hadits yang musnad darinya.

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ النُّجُومِ؛ فَقَدِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ، زَادَ مَا زَادَ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ.

Dari Ibnu Abbas ﵄, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang mengambil cabang dari ilmu nujum (astrologi), maka sungguh ia telah mengambil satu cabang dari sihir, ia menambah apa yang ia tambahkan." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih.

وَلِلنَّسَائِيِّ: مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁: «مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ فِيهَا فَقَدْ سَحَرَ، وَمَنْ سَحَرَ فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ».

Menurut An-Nasa'i: Dari hadits Abu Hurairah ﵁: "Barangsiapa yang mengikat simpul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Barangsiapa berbuat sihir maka ia telah berbuat syirik. Dan barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat), maka ia akan diserahkan kepadanya."

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «أَلَا هَلْ أُنَبِّئُكُمْ مَا العَضْهُ؟ هِيَ النَّمِيمَةُ - القَالَةُ بَيْنَ النَّاسِ -» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Ibnu Mas'ud ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Ketahuilah, maukah aku beritahukan kepada kalian apa itu al-'adh-hu? Yaitu namimah (adu domba), perkataan di antara manusia." Diriwayatkan oleh Muslim.

وَلَهُمَا: عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ مِنَ البَيَانِ لَسِحْرًا».

Dan bagi mereka berdua: Dari Ibnu Umar ﵄ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya di antara bayan (penjelasan) itu terdapat sihir."

* * *

* * *

[٢٦] بَابُ مَا جَاءَ فِي الْكُهَّانِ وَنَحْوِهِمْ

[٢٦]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الْكُهَّانِ وَنَحْوِهِمْ

Apa yang datang tentang dukun dan sejenisnya

رَوَى مُسْلِمٌ فِي «صَحِيحِهِ»: عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، فَصَدَّقَهُ؛ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا».

Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya: dari sebagian istri Nabi ﷺ, dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi 'arraf (dukun) lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, dan membenarkannya; maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari".

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ؛ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ﷺ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa mendatangi kahin (dukun) lalu membenarkan apa yang dia katakan; maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ". Diriwayatkan oleh Abu Dawud.

وَلِلْأَرْبَعَةِ وَالْحَاكِمِ - وَقَالَ: «صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا» -: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ

Diriwayatkan oleh al-Arba'ah dan al-Hakim - dan dia berkata: "Shahih sesuai syarat keduanya" - dari Nabi ﷺ: "Barangsiapa mendatangi 'arraf atau

كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ؛ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ ﷺ».

Seorang dukun lalu membenarkannya dengan apa yang dia katakan; maka sungguh dia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ.

وَلِأَبِي يَعْلَىٰ - بِسَنَدٍ جَيِّدٍ - عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ مِثْلُهُ: مَوْقُوفًا.

Dan menurut Abu Ya'la - dengan sanad yang baik - dari Ibnu Mas'ud ﵁ seperti itu: mauquf.

وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ أَتَىٰ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ؛ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ ﷺ» رَوَاهُ البَزَّارُ بِإِسْنَادٍ جَيِّدٍ.

Dan dari 'Imran bin Hushain ﵁ secara marfu': "Bukan dari golongan kami orang yang melakukan tathayyur atau dimintakan tathayyur untuknya, atau melakukan perdukunan atau dimintakan perdukunan untuknya, atau melakukan sihir atau dimintakan sihir untuknya, dan barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkannya dengan apa yang dia katakan; maka sungguh dia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ." Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang baik.

وَرَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: دُونَ قَوْلِهِ: «وَمَنْ أَتَىٰ …» إِلَىٰ آخِرِهِ.

Dan diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang hasan dari hadits Ibnu 'Abbas ﵄: tanpa perkataannya: "Dan barangsiapa mendatangi..." hingga akhir.

قَالَ البَغَوِيُّ: «العَرَّافُ: الَّذِي يَدَّعِي مَعْرِفَةَ الأُمُورِ بِمُقَدِّمَاتٍ يَسْتَدِلُّ بِهَا عَلَى المَسْرُوقِ، وَمَكَانِ الضَّالَّةِ، وَنَحْوِ ذَلِكَ».

Al-Baghawi berkata: "Al-'Arraf adalah orang yang mengaku mengetahui berbagai perkara melalui premis-premis yang dengannya ia menyimpulkan tentang barang curian, lokasi barang yang hilang, dan semisalnya."

وَقِيلَ: هُوَ الكَاهِنُ.

Dan dikatakan: Dia adalah al-kahin (dukun).

وَالكَاهِنُ: هُوَ الَّذِي يُخْبِرُ عَنِ المُغَيَّبَاتِ فِي المُسْتَقْبَلِ.

Dan al-kahin adalah orang yang mengabarkan tentang hal-hal gaib di masa depan.

وَقِيلَ: هُوَ الَّذِي يُخْبِرُ عَمَّا فِي الضَّمِيرِ.

Dan dikatakan: Dia adalah orang yang mengabarkan tentang apa yang ada dalam hati.

وَقَالَ أَبُو العَبَّاسِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ: «العَرَّافُ: اسْمٌ لِلْكَاهِنِ، وَالمُنَجِّمِ، وَالرَّمَّالِ، وَنَحْوِهِمْ، مِمَّنْ يَتَكَلَّمُ فِي مَعْرِفَةِ الأُمُورِ بِهَذِهِ الطُّرُقِ».

Dan Abu al-'Abbas Ibnu Taimiyah berkata: "Al-'Arraf adalah sebutan untuk al-kahin (dukun), al-munajjim (astrolog), al-rammal (peramal), dan semisalnya, dari orang-orang yang berbicara tentang pengetahuan berbagai perkara dengan cara-cara ini."

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فِي قَوْمٍ يَكْتُبُونَ «أَبَا جَادٍ»، وَيَنْظُرُونَ فِي النُّجُومِ: «مَا أَرَى مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ خَلَاقٍ».

Ibnu Abbas berkata tentang suatu kaum yang menulis "Abajad" dan meramal nasib melalui bintang-bintang: "Aku berpendapat bahwa orang yang melakukan hal itu tidak akan mendapat bagian di sisi Allah."

* * *

* * *

[٢٧] بَابُ مَا جَاءَ فِي النُّشْرَةِ

[٢٧]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي النُّشْرَةِ

Apa yang datang tentang Nusyrah

عَنْ جَابِرٍ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ سُئِلَ عَنِ النُّشْرَةِ؟ فَقَالَ: هِيَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ» رَوَاهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ، وَأَبُو دَاوُدَ، وَقَالَ: «سُئِلَ أَحْمَدُ عَنْهَا؟ فَقَالَ: ابْنُ مَسْعُودٍ يَكْرَهُ هَذَا كُلَّهُ».

Dari Jabir: "Bahwa Rasulullah ﷺ ditanya tentang Nusyrah? Beliau bersabda: Itu adalah perbuatan setan." Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Dawud, dan ia berkata: "Ahmad ditanya tentangnya? Maka ia berkata: Ibnu Mas'ud membenci semua ini."

وَفِي «البُخَارِيِّ»: عَنْ قَتَادَةَ: «قُلْتُ لِابْنِ المُسَيَّبِ: رَجُلٌ بِهِ طِبٌّ، أَوْ يُؤَخَّذُ عَنِ امْرَأَتِهِ؛ أَيُحَلُّ عَنْهُ أَوْ يُنَشَّرُ؟ قَالَ: لَا بَأْسَ بِهِ؛ إِنَّمَا يُرِيدُونَ بِهِ الإِصْلَاحَ، فَأَمَّا مَا يَنْفَعُ؛ فَلَمْ يُنْهَ عَنْهُ» انْتَهَى.

Dalam "Bukhari": dari Qatadah: "Aku berkata kepada Ibnu Al-Musayyab: Seorang laki-laki yang terkena tibb (sihir), atau terhalang dari istrinya; apakah dia boleh melepaskannya atau melakukan Nusyrah? Dia berkata: Tidak apa-apa; mereka hanya menginginkan perbaikan dengannya, adapun apa yang bermanfaat; maka tidak dilarang darinya." Selesai.

وَرُوِيَ عَنِ الحَسَنِ: «لَا يَحُلُّ السِّحْرَ إِلَّا سَاحِرٌ».

Diriwayatkan dari Al-Hasan: "Tidak ada yang dapat melepaskan sihir kecuali tukang sihir."

قَالَ ابْنُ القَيِّمِ: «النُّشْرَةُ: حَلُّ السِّحْرِ عَنِ المَسْحُورِ، وَهِيَ نَوْعَانِ:

Ibnu Al-Qayyim berkata: "An-Nusyrah adalah melepaskan sihir dari orang yang terkena sihir, dan itu ada dua jenis:

حَلٌّ بِسِحْرٍ مِثْلِهِ، وَهُوَ الَّذِي مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ، وَعَلَيْهِ يُحْمَلُ قَوْلُ الحَسَنِ - فَيَتَقَرَّبُ النَّاشِرُ وَالمُنْتَشِرُ إِلَى الشَّيْطَانِ بِمَا يُحِبُّ، فَيُبْطِلُ عَمَلَهُ عَنِ المَسْحُورِ -.

Melepaskan dengan sihir yang serupa, dan itu adalah perbuatan setan. Perkataan Al-Hasan didasarkan pada ini - maka pelepas sihir dan orang yang dilepaskan sihirnya mendekatkan diri kepada setan dengan apa yang disukainya, lalu setan membatalkan perbuatannya pada orang yang terkena sihir -.

وَالثَّانِي: النُّشْرَةُ بِالرُّقْيَةِ، وَالتَّعَوُّذَاتِ، وَالدَّعَوَاتِ، وَالأَدْوِيَةِ المُبَاحَةِ؛ فَهَذَا جَائِزٌ».

Yang kedua: An-Nusyrah dengan ruqyah, ta'awwudz (memohon perlindungan), doa-doa, dan obat-obatan yang diperbolehkan; maka ini diperbolehkan."

* * *

* * *

[٢٨] بَابُ مَا جَاءَ فِي التَّطَيُّرِ

[٢٨]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي التَّطَيُّرِ

Apa yang datang tentang tiyarah (merasa sial karena sesuatu)

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِندَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

وَقَوْلُهُ: ﴿قَالُوا طَائِرُكُم مَّعَكُمْ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Mereka menjawab: "Kesialan kamu adalah karena kamu sendiri." ayat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا عَدْوَى، وَلَا طِيَرَةَ، وَلَا هَامَةَ، وَلَا صَفَرَ» أَخْرَجَاهُ.

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada penyakit menular, tidak ada kesialan karena burung, tidak ada haamah, dan tidak ada shafar." Diriwayatkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim).

زَادَ مُسْلِمٌ: «وَلَا نَوْءَ، وَلَا غُولَ».

Muslim menambahkan: "Tidak ada naw' (hujan karena bintang tertentu) dan tidak ada ghoul (hantu)."

وَلَهُمَا: عَنْ أَنَسٍ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا عَدْوَى، وَلَا طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُنِي الفَأْلُ، قَالُوا: وَمَا الفَأْلُ؟ قَالَ: الكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ».

Dan dari keduanya (Al-Bukhari dan Muslim): Dari Anas ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada penyakit menular, tidak ada kesialan, dan aku menyukai optimisme." Mereka bertanya: "Apa itu optimisme?" Beliau menjawab: "Kalimat yang baik."

وَلِأَبِي دَاوُدَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ: عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ ﵁ قَالَ: «ذُكِرَتِ الطِّيَرَةُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: أَحْسَنُهَا الفَأْلُ، وَلَا تَرُدُّ مُسْلِمًا، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ؛ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ».

Menurut Abu Dawud dengan sanad yang sahih: Dari 'Uqbah bin 'Amir ﵁ berkata: "Thiyarah (pesimisme) disebutkan di hadapan Rasulullah ﷺ, maka beliau bersabda: 'Yang terbaik darinya adalah optimisme (al-fa'l), dan itu tidak boleh menolak seorang Muslim. Jika salah seorang dari kalian melihat apa yang tidak disukainya, hendaklah ia mengucapkan: Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, tidak ada yang menolak keburukan kecuali Engkau, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan)-Mu.'"

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلَّا، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَالتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ، وَبَيَّنَ أَنَّ آخِرَهُ مِنْ قَوْلِ ابْنِ مَسْعُودٍ.

Dari Ibnu Mas'ud ﵁ secara marfu': "Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, dan tidak ada di antara kami kecuali (kadang melakukannya), tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dia menshahihkannya dan menjelaskan bahwa akhir hadits ini adalah perkataan Ibnu Mas'ud.

وَلِأَحْمَدَ: مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَمْرٍو ﵄: «مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَتِهِ؛ فَقَدْ أَشْرَكَ»

Dan menurut Ahmad: dari hadits Ibnu 'Amr ﵄: "Barangsiapa yang dipalingkan oleh thiyarah (keyakinan terhadap nasib sial) dari kebutuhannya, maka sungguh dia telah berbuat syirik."

قَالُوا: فَمَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟

Mereka bertanya, "Lalu apa kafaratnya (tebusannya)?"

قَالَ: أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ».

Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengucapkan: Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, tidak ada tiyarah kecuali tiyarah-Mu, dan tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Engkau."

وَلَهُ: مِنْ حَدِيثِ الفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «إِنَّمَا الطِّيَرَةُ مَا أَمْضَاكَ، أَوْ رَدَّكَ».

Dan dalam riwayatnya dari hadits Al-Fadhl bin 'Abbas ﵄: "Tiyarah itu hanyalah apa yang membuatmu maju atau mundur."

* * *

* * *

[٢٩] بَابُ مَا جَاءَ فِي التَّنْجِيمِ

[٢٩]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي التَّنْجِيمِ

Apa yang datang tentang ilmu nujum (astrologi)

قَالَ البُخَارِيُّ فِي «صَحِيحِهِ»: قَالَ قَتَادَةُ: «خَلَقَ اللَّهُ هَذِهِ النُّجُومَ لِثَلَاثٍ: زِينَةً لِلسَّمَاءِ، وَرُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ، وَعَلَامَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا، فَمَنْ تَأَوَّلَ فِيهَا غَيْرَ ذَلِكَ؛ أَخْطَأَ، وَأَضَاعَ نَصِيبَهُ، وَتَكَلَّفَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ» انْتَهَى.

Al-Bukhari berkata dalam "Shahih"-nya: Qatadah berkata: "Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hal: sebagai hiasan langit, untuk melempar setan, dan sebagai tanda-tanda petunjuk. Barangsiapa yang menafsirkannya selain itu, maka dia telah keliru, menyia-nyiakan bagiannya, dan membebani diri dengan sesuatu yang tidak diketahuinya." Selesai.

وَكَرِهَ قَتَادَةُ: تَعَلُّمَ مَنَازِلِ القَمَرِ، وَلَمْ يُرَخِّصِ ابْنُ عُيَيْنَةَ فِيهِ. ذَكَرَهُ حَرْبٌ عَنْهُمَا.

Qatadah tidak menyukai mempelajari manzilah (fase-fase) bulan, dan Ibnu 'Uyainah tidak memberikan keringanan dalam hal itu. Harb menyebutkannya dari keduanya.

وَرَخَّصَ فِي تَعَلُّمِ المَنَازِلِ: أَحْمَدُ، وَإِسْحَاقُ.

Ahmad dan Ishaq memberikan keringanan dalam mempelajari manzilah (fase-fase bulan).

وَعَنْ أَبِي مُوسَى ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ: مُدْمِنُ الخَمْرِ، وَقَاطِعُ الرَّحِمِ، وَمُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ» رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَابْنُ حِبَّانَ فِي «صَحِيحِهِ».

Dari Abu Musa ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tiga golongan tidak akan masuk surga: pecandu khamr, pemutus silaturahmi, dan orang yang membenarkan sihir." Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.

* * *

* * *

[٣٠] بَابُ مَا جَاءَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ بِالْأَنْوَاءِ

[٣٠]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ بِالأَنْوَاءِ

Apa yang datang tentang meminta hujan dengan anwa'

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan kamu menjadikan rezeki kamu bahwa kamu mendustakan (Allah)."

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْعَرِيِّ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الفَخْرُ بِالأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الأَنْسَابِ، وَالِاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ، وَقَالَ: النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا؛ تُقَامُ يَوْمَ القِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Malik Al-Asy'ari ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Ada empat perkara pada umatku dari perkara jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan: berbangga dengan nasab, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang, dan meratapi mayit." Beliau bersabda: "Wanita yang meratapi mayit jika tidak bertaubat sebelum kematiannya, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dengan mengenakan baju dari ter dan baju besi dari kudis." Diriwayatkan oleh Muslim.

وَلَهُمَا: عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ ﵁ قَالَ: «صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَلَاةَ الصُّبْحِ»

Dan bagi mereka berdua: Dari Zaid bin Khalid ﵁ berkata: "Rasulullah ﷺ mengimami kami shalat Subuh"

بِالحُدَيْبِيَةِ عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ؛ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟! قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ.

Di Hudaibiyah, setelah hujan turun di malam hari, ketika beliau selesai shalat, beliau menghadap orang-orang dan berkata, "Tahukah kalian apa yang Rabb kalian katakan?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

قَالَ: قَالَ: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ:

Beliau bersabda, "Dia berfirman: 'Di pagi hari, di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir.'

فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ؛ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي كَافِرٌ بِالكَوْكَبِ.

Adapun orang yang berkata, 'Kita diberi hujan berkat karunia Allah dan rahmat-Nya,' maka dia adalah orang yang beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang.

وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا؛ فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالكَوْكَبِ».

Sedangkan orang yang berkata, 'Kita diberi hujan karena nau' (bintang) ini dan itu,' maka dia adalah orang yang kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang."

وَلَهُمَا: مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: مَعْنَاهُ، وَفِيهِ: «قَالَ بَعْضُهُمْ: لَقَدْ صَدَقَ نَوْءُ كَذَا وَكَذَا؛ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ: ﴿فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ﴾ إِلَى قَوْلِهِ: ﴿تُكَذِّبُونَ﴾».

Dan bagi mereka berdua: dari hadits Ibnu Abbas ﵄: maknanya, dan di dalamnya: "Sebagian mereka berkata: Sungguh benar nau' ini dan itu; maka Allah menurunkan ayat ini: ﴿Maka Aku bersumpah dengan tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang﴾ hingga firman-Nya: ﴿kamu mendustakan﴾».

* * *

* * *

[٣١] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ﴾

[٣١]

بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ﴾

"Dan di antara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah."

وَقَوْلُهُ: ﴿قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ﴾ إِلَى قَوْلِهِ: ﴿أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Katakanlah: 'Jika bapak-bapak, anak-anak kalian," hingga firman-Nya: "lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya" ayat.

عَنْ أَنَسٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ، وَوَالِدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ» أَخْرَجَاهُ.

Dari Anas ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya." Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim).

وَلَهُمَا: عَنْهُ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ؛ وَجَدَ حَلَاوَةَ الإِيمَانِ:

Dan dari keduanya (Al-Bukhari dan Muslim): Darinya (Anas) ﵁, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tiga perkara yang barangsiapa memilikinya, ia akan mendapatkan manisnya iman:

أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا.

Bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya.

وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ.

Dan dia mencintai seseorang hanya karena Allah.

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ».

Dan dia membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya darinya, sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.

وَفِي رِوَايَةٍ: «لَا يَجِدُ أَحَدٌ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى …» إِلَى آخِرِهِ.

Dan dalam riwayat lain: "Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman hingga ..." sampai akhir hadits.

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: «مَنْ أَحَبَّ فِي اللَّهِ، وَأَبْغَضَ فِي اللَّهِ، وَوَالَى فِي اللَّهِ، وَعَادَى فِي اللَّهِ؛ فَإِنَّمَا تُنَالُ وَلَايَةُ اللَّهِ بِذَلِكَ، وَلَنْ يَجِدَ عَبْدٌ طَعْمَ الْإِيمَانِ - وَإِنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ وَصَوْمُهُ - حَتَّى يَكُونَ كَذَلِكَ، وَقَدْ صَارَتْ عَامَّةُ مُؤَاخَاةِ النَّاسِ عَلَى أَمْرِ الدُّنْيَا، وَذَلِكَ لَا يُجْدِي عَلَى أَهْلِهِ شَيْئًا» رَوَاهُ ابْنُ جَرِيرٍ.

Dari Ibnu Abbas ﵄ berkata: "Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, setia karena Allah, dan memusuhi karena Allah; maka sesungguhnya wali Allah hanya bisa diraih dengan itu. Seorang hamba tidak akan merasakan manisnya iman - meskipun banyak shalat dan puasanya - hingga ia menjadi demikian. Sungguh persaudaraan manusia telah menjadi atas urusan dunia, dan itu tidak bermanfaat bagi pelakunya sedikitpun." Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ: «﴿وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ﴾؛ قَالَ: الْمَوَدَّةُ».

Ibnu Abbas berkata tentang firman-Nya: "Dan terputuslah segala hubungan dengan mereka"; ia berkata: "(Yaitu) kasih sayang."

* * *

* * *

[٣٢] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾

[٣٢]

[32]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ﴾

"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman."

وَقَوْلُهُ: ﴿إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah," ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah," maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah," ayat.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «إِنَّ مِنْ ضَعْفِ الْيَقِينِ: أَنْ تُرْضِيَ النَّاسَ بِسَخَطِ اللَّهِ، وَأَنْ تَحْمَدَهُمْ عَلَى رِزْقِ اللَّهِ، وَأَنْ تَذُمَّهُمْ»

Dari Abu Sa'id ﵁ secara marfu': «Sesungguhnya di antara lemahnya keyakinan adalah: engkau menyenangkan manusia dengan kemurkaan Allah, engkau memuji mereka atas rezeki Allah, dan engkau mencela mereka»

عَلَى مَا لَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ؛ إِنَّ رِزْقَ اللَّهِ لَا يَجُرُّهُ حِرْصُ حَرِيصٍ، وَلَا يَرُدُّهُ كَرَاهِيَةُ كَارِهٍ».

Atas apa yang tidak Allah berikan kepadamu; sesungguhnya rezeki Allah tidak dapat ditarik oleh kerakusan orang yang rakus, dan tidak dapat ditolak oleh kebencian orang yang membenci.

وَعَنْ عَائِشَةَ ﵂ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ؛ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ.

Dari Aisyah ﵂ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa mencari ridha Allah dengan kemurkaan manusia; Allah akan ridha dengannya, dan membuat manusia ridha dengannya.

وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ؛ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ» رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ فِي «صَحِيحِهِ».

Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah; Allah akan murka kepadanya, dan membuat manusia murka kepadanya." Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.

* * *

* * *

[٣٣] بَابُ قَوْلِ اللهِ ﷿: ﴿وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾

[٣٣]

[33]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ ﷿:

Bab firman Allah ﷿:

﴿وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ﴾

"Dan bertawakallah kepada Allah jika kamu orang-orang yang beriman."

وَقَوْلُهُ: ﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka," ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ﴾.

Dan firman-Nya: "Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu."

وَقَوْلُهُ: ﴿وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ﴾.

Dan firman-Nya: "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: «﴿حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ﴾؛ قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ ﷺ حِينَ أُلْقِيَ فِي النَّارِ، وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ ﷺ حِينَ قَالُوا: ﴿إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا﴾ الآيَةَ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Ibnu Abbas ﵄, ia berkata: "﴿Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung﴾; Ibrahim ﷺ mengucapkannya ketika dilemparkan ke dalam api, dan Muhammad ﷺ mengucapkannya ketika mereka berkata: ﴿Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka (ucapan) itu menambah keimanan mereka﴾ ayat." Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

* * *

* * *

[٣٤] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ﴾

[٣٤]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ﴾

"Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi."

وَقَوْلُهُ: ﴿قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ﴾.

Dan firman-Nya: "Dia (Ibrahim) berkata: 'Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.'"

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ سُئِلَ عَنِ الكَبَائِرِ؟ فَقَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَاليَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ، وَالأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللَّهِ».

Dari Ibnu Abbas ﵄: "Bahwa Rasulullah ﷺ ditanya tentang dosa-dosa besar? Beliau bersabda: Syirik kepada Allah, putus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah."

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: «أَكْبَرُ الكَبَائِرِ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَالأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللَّهِ، وَالقُنُوطُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، وَاليَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ» رَوَاهُ عَبْدُ الرَّزَّاقِ.

Dan dari Ibnu Mas'ud ﵁ berkata: "Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: menyekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, putus harapan dari rahmat Allah, dan putus asa dari rahmat Allah." Diriwayatkan oleh Abdur Razzaq.

* * *

* * *

[٣٥] بَابُ مِنَ الْإِيمَانِ بِاللهِ الصَّبْرُ عَلَى أَقْدَارِ اللهِ

[٣٥]

بَابٌ

Bab

مِنَ الإِيمَانِ بِاللَّهِ الصَّبْرُ عَلَى أَقْدَارِ اللَّهِ

Termasuk iman kepada Allah adalah bersabar atas takdir Allah

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya."

قَالَ عَلْقَمَةُ: «هُوَ الرَّجُلُ تُصِيبُهُ المُصِيبَةُ، فَيَعْلَمُ أَنَّهَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ؛ فَيَرْضَى وَيُسَلِّمُ».

Alqamah berkata: "Dia adalah seorang laki-laki yang tertimpa musibah, lalu dia mengetahui bahwa musibah itu dari Allah; maka dia ridha dan berserah diri."

وَفِي «صَحِيحِ مُسْلِمٍ»: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «اثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّيَاحَةُ عَلَى المَيِّتِ».

Dalam "Shahih Muslim": dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Dua hal pada manusia yang keduanya adalah kekufuran pada mereka: mencela nasab dan meratapi mayit."

وَلَهُمَا: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الخُدُودَ، وَشَقَّ الجُيُوبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ».

Dan dari keduanya (Bukhari dan Muslim): dari Ibnu Mas'ud ﵁ secara marfu': "Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipi, merobek saku baju, dan berdoa dengan doa jahiliyah."

وَعَنْ أَنَسٍ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الخَيْرَ؛ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا.

Dari Anas ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya; Dia mempercepat hukuman baginya di dunia.

وَإِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ؛ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ، حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ».

Dan jika Dia menghendaki keburukan bagi hamba-Nya; Dia menahan dosa-dosanya, hingga ia menemuinya pada hari Kiamat".

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ» حَسَّنَهُ التِّرْمِذِيُّ.

Nabi ﷺ bersabda: "Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah Ta'ala mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Barangsiapa ridha maka baginya keridhaan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan." Hadits ini dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi.

* * *

* * *

[٣٦] بَابُ مَا جَاءَ فِي الرِّيَاءِ

[٣٦]

[36]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الرِّيَاءِ

Apa yang datang tentang riya'

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.'" Ayat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي؛ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Aku adalah sekutu yang paling tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa melakukan suatu amalan dan mempersekutukan-Ku dengan selain-Ku dalam amalan tersebut, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya.'" Diriwayatkan oleh Muslim.

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ ﵁ مَرْفُوعًا: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟ قُلْنَا: بَلَى، قَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ - يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ؛ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ -» رَوَاهُ أَحْمَدُ.

Dari Abu Sa'id ﵁ secara marfu': "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal?" Kami menjawab, "Tentu." Beliau bersabda, "Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang yang berdiri lalu shalat, kemudian ia memperbagus shalatnya karena melihat pandangan orang lain." Diriwayatkan oleh Ahmad.

* * *

* * *

[٣٧] بَابُ مِنَ الشِّرْكِ إِرَادَةُ الْإِنْسَانِ بِعَمَلِهِ الدُّنْيَا

[٣٧]

بَابٌ

Bab

مِنَ الشِّرْكِ إِرَادَةُ الْإِنْسَانِ بِعَمَلِهِ الدُّنْيَا

Termasuk syirik adalah keinginan manusia dengan amalnya untuk dunia

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا﴾ الْآيَتَيْنِ.

Dan firman Allah Ta'ala: "Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna" dua ayat.

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيصَةِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيلَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ.

Dalam Shahih, dari Abu Hurairah ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishoh (kain wol), celakalah hamba khamilah (selimut bulu), jika diberi ia ridha, dan jika tidak diberi ia murka.

تَعِسَ وَانْتَكَسَ، وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ.

Celakalah ia dan terjerumuslah, dan jika tertusuk duri maka tidak dapat mencabutnya.

طُوبَى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَشْعَثَ رَأْسُهُ، مُغْبَرَّةٍ قَدَمَاهُ، إِنْ كَانَ فِي

Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kekang kudanya di jalan Allah, rambutnya kusut, kakinya berdebu, jika ia berada di

الحِرَاسَةِ كَانَ فِي الحِرَاسَةِ، وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ، إِنِ اسْتَأْذَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ، وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ».

Jika dia berada di penjagaan depan, maka dia akan berada di penjagaan depan. Jika dia berada di penjagaan belakang, maka dia akan berada di penjagaan belakang. Jika dia meminta izin, dia tidak akan diberi izin. Jika dia memberi syafaat, syafaatnya tidak akan diterima.

* * *

* * *

[٣٨] بَابُ مَنْ أَطَاعَ الْعُلَمَاءَ وَالْأُمَرَاءَ فِي تَحْرِيمِ مَا أَحَلَّ اللهُ، وَتَحْلِيلِ مَا حَرَّمَهُ؛ فَقَدِ اتَّخَذَهُمْ أَرْبَابًا

[٣٨]

بَابٌ

Bab

مَنْ أَطَاعَ الْعُلَمَاءَ وَالْأُمَرَاءَ

Barangsiapa yang mentaati para ulama dan para pemimpin

فِي تَحْرِيمِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ، وَتَحْلِيلِ مَا حَرَّمَهُ؛

dalam mengharamkan apa yang Allah halalkan, dan menghalalkan apa yang Allah haramkan;

فَقَدِ اتَّخَذَهُمْ أَرْبَابًا

maka sungguh dia telah menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan (yang disembah)

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ ﵄: «يُوشِكُ أَنْ تَنْزِلَ عَلَيْكُمْ حِجَارَةٌ مِنَ السَّمَاءِ، أَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، وَتَقُولُونَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ!».

Ibnu Abbas ﵄ berkata: "Hampir saja batu-batu turun kepada kalian dari langit, aku katakan: Rasulullah ﷺ bersabda, namun kalian mengatakan: Abu Bakr dan Umar berkata!".

وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: «عَجِبْتُ لِقَوْمٍ عَرَفُوا الْإِسْنَادَ وَصِحَّتَهُ يَذْهَبُونَ إِلَى رَأْيِ سُفْيَانَ، وَاللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ: ﴿فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ﴾ الْآيَةَ،

Ahmad bin Hanbal berkata: "Aku heran terhadap suatu kaum yang telah mengetahui sanad dan keshahihannya, namun mereka berpaling kepada pendapat Sufyan, padahal Allah Ta'ala berfirman: ﴿Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa fitnah﴾ ayat ini,

أَتَدْرِي مَا الفِتْنَةُ؟ الفِتْنَةُ: الشِّرْكُ؛ لَعَلَّهُ إِذَا رَدَّ بَعْضَ قَوْلِهِ أَنْ يَقَعَ فِي قَلْبِهِ شَيْءٌ مِنَ الزَّيْغِ؛ فَيَهْلِكَ».

Tahukah kamu apa fitnah itu? Fitnah adalah syirik; mungkin jika dia menolak sebagian perkataannya, akan jatuh dalam hatinya sesuatu dari kesesatan; maka dia akan binasa.

عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ ﵁: «أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ يَقْرَأُ هَذِهِ الآيَةَ: ﴿اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ﴾ الآيَةَ، فَقُلْتُ لَهُ: إِنَّا لَسْنَا نَعْبُدُهُمْ، قَالَ: أَلَيْسَ يُحَرِّمُونَ مَا أَحَلَّ اللَّهُ فَتُحَرِّمُونَهُ، وَيُحِلُّونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَتُحِلُّونَهُ؟ فَقُلْتُ: بَلَى، قَالَ: فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ» رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَالتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ.

Dari 'Adi bin Hatim ﵁: "Bahwa dia mendengar Nabi ﷺ membaca ayat ini: ﴿Mereka menjadikan para pendeta dan rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah﴾ ayat tersebut, maka aku berkata kepadanya: Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka. Beliau bersabda: Bukankah mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan lalu kalian mengharamkannya, dan mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan lalu kalian menghalalkannya? Aku menjawab: Benar. Beliau bersabda: Maka itulah penyembahan mereka." Diriwayatkan oleh Ahmad, dan Tirmidzi dan dia menghasankannya.

* * *

* * *

[٣٩] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ﴾ الْآيَاتِ

[٣٩]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَن يَكْفُرُوا بِهِ﴾ الْآيَاتِ

"Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah untuk mengingkari thaghut itu." Ayat-ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ﴾.

Dan firman-Nya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah berbuat kerusakan di bumi!' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.'"

وَقَوْلُهُ: ﴿وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا﴾.

Dan firman-Nya: "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik."

وَقَوْلُهُ: ﴿أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ﴾.

Dan firman-Nya: "Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى

Dari Abdullah bin Amr ﵄ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga

يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ» قَالَ النَّوَوِيُّ: «حَدِيثٌ صَحِيحٌ، رُوِّينَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ».

Nawaawi berkata, "Ini adalah hadits shahih. Kami meriwayatkannya dalam Kitaab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih."

وَقَالَ الشَّعْبِيُّ: «كَانَ بَيْنَ رَجُلٍ مِنَ المُنَافِقِينَ وَرَجُلٍ مِنَ اليَهُودِ خُصُومَةٌ، فَقَالَ اليَهُودِيُّ: نَتَحَاكَمُ إِلَى مُحَمَّدٍ - عَرَفَ أَنَّهُ لَا يَأْخُذُ الرِّشْوَةَ -.

Asy-Sya'bi berkata, "Ada perselisihan antara seorang munafik dan seorang Yahudi. Si Yahudi berkata, 'Mari kita mengadu kepada Muhammad,' karena ia tahu bahwa beliau tidak menerima suap.

وَقَالَ المُنَافِقُ: نَتَحَاكَمُ إِلَى اليَهُودِ - لِعِلْمِهِ أَنَّهُمْ يَأْخُذُونَ الرِّشْوَةَ -.

Sedangkan si munafik berkata, 'Mari kita mengadu kepada orang-orang Yahudi,' karena ia tahu bahwa mereka menerima suap.

فَاتَّفَقَا عَلَى أَنْ يَأْتِيَا كَاهِنًا فِي جُهَيْنَةَ؛ فَيَتَحَاكَمَا إِلَيْهِ؛ فَنَزَلَتْ: ﴿أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ﴾ الآيَةَ».

Maka keduanya sepakat untuk mendatangi seorang dukun dari Juhainah dan mengadukannya kepadanya. Lalu turunlah ayat: "Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu..." dan seterusnya.

وَقِيلَ: «نَزَلَتْ فِي رَجُلَيْنِ اخْتَصَمَا، فَقَالَ أَحَدُهُمَا: نَتَرَافَعُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَقَالَ الآخَرُ: إِلَى كَعْبِ بْنِ الأَشْرَفِ.

Dan dikatakan: "(Ayat ini) turun tentang dua orang yang berselisih, lalu salah satunya berkata: 'Kita mengadu kepada Nabi ﷺ', dan yang lain berkata: 'Kepada Ka'b bin Al-Asyraf.'

ثُمَّ تَرَافَعَا إِلَى عُمَرَ ﵁، فَذَكَرَ لَهُ أَحَدُهُمَا القِصَّةَ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يَرْضَ بِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ: أَكَذَلِكَ؟! قَالَ: نَعَمْ، فَضَرَبَهُ بِالسَّيْفِ؛ فَقَتَلَهُ».

Kemudian keduanya mengadu kepada Umar ﵁, lalu salah satunya menceritakan kisah tersebut kepadanya. Maka ia berkata kepada orang yang tidak rela dengan Rasulullah ﷺ: 'Apakah demikian?!' Ia menjawab: 'Ya.' Lalu ia memukulnya dengan pedang dan membunuhnya."

* * *

* * *

[٤٠] بَابُ مَنْ جَحَدَ شَيْئًا مِنَ الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ

[٤٠]

بَابُ

Bab

مَنْ جَحَدَ شَيْئًا مِنَ الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ

Orang yang mengingkari sesuatu dari Al-Asma' wash-Shifat

وَقَوْلُ اللَّهِ ﷿: ﴿وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَٰنِ﴾ الْآيَةَ.

Dan firman Allah ﷿: "Padahal mereka ingkar kepada Ar-Rahman" ayat.

فِي «صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ»: عَنْ عَلِيٍّ ﵁ قَالَ: «حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ، أَتُرِيدُونَ أَنْ يُكَذَّبَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ؟!».

Dalam "Shahih Al-Bukhari": dari Ali ﵁ berkata: "Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?!".

وَرَوَى عَبْدُ الرَّزَّاقِ: عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ ابْنِ طَاوُوسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا انْتَفَضَ لَمَّا سَمِعَ حَدِيثًا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِي الصِّفَاتِ؛ اسْتِنْكَارًا لِذَٰلِكَ، فَقَالَ: مَا فَرَقُ هَٰؤُلَاءِ؟ يَجِدُونَ رِقَّةً عِنْدَ

Abdurrazzaq meriwayatkan: dari Ma'mar, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas ﵄: "Bahwa dia melihat seorang laki-laki gemetar ketika mendengar hadits dari Nabi ﷺ tentang sifat-sifat Allah; karena mengingkarinya, maka dia berkata: "Apa yang ditakuti mereka? Mereka menemukan kelembutan di sisi

مُحْكَمِهِ، وَيَهْلِكُونَ عِنْدَ مُتَشَابِهِهِ» انْتَهَى.

Mereka selamat dengan ayat-ayat muhkam-nya, dan mereka binasa dengan ayat-ayat mutasyabih-nya." Selesai.

وَلَمَّا سَمِعَتْ قُرَيْشٌ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَذْكُرُ الرَّحْمَنَ؛ أَنْكَرُوا ذَلِكَ؛ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِمْ: ﴿وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَنِ﴾.

Dan ketika Quraisy mendengar Rasulullah ﷺ menyebut Ar-Rahman, mereka mengingkari hal itu. Maka Allah menurunkan tentang mereka: "Dan mereka ingkar kepada Ar-Rahman."

* * *

* * *

[٤١] بَابُ قَوْلِ اللهِ ﷿: ﴿يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا﴾

[٤١]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ ﷿:

Bab firman Allah ﷿:

﴿يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا﴾

﴿Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya﴾

قَالَ مُجَاهِدٌ مَا مَعْنَاهُ: «هُوَ قَوْلُ الرَّجُلِ: هَذَا مَالِي، وَرِثْتُهُ عَنْ آبَائِي».

Mujahid berkata maknanya adalah: "Ini adalah perkataan seseorang: 'Ini adalah hartaku, aku mewarisinya dari nenek moyangku'."

وَقَالَ عَوْنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: «يَقُولُونَ: لَوْلَا فُلَانٌ؛ لَمْ يَكُنْ كَذَا».

Aun bin Abdullah berkata: "Mereka berkata: 'Seandainya bukan karena si fulan, niscaya tidak akan terjadi begini'."

وَقَالَ ابْنُ قُتَيْبَةَ: «يَقُولُونَ: هَذَا بِشَفَاعَةِ آلِهَتِنَا».

Ibnu Qutaibah berkata: "Mereka berkata: 'Ini adalah berkat syafaat sesembahan-sesembahan kami'."

وَقَالَ أَبُو العَبَّاسِ - بَعْدَ حَدِيثِ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ ﵁ الَّذِي فِيهِ: «إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ …»

Abu Al-Abbas berkata - setelah hadits Zaid bin Khalid ﵁ yang di dalamnya disebutkan: "Sesungguhnya Allah ﷻ berfirman: 'Di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir ...'"

الحَدِيثَ، وَقَدْ تَقَدَّمَ -: «وَهَذَا كَثِيرٌ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، يَذُمُّ سُبْحَانَهُ مَنْ يُضِيفُ إِنْعَامَهُ إِلَى غَيْرِهِ وَيُشْرِكُ بِهِ. قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: هُوَ كَقَوْلِهِمْ: كَانَتِ الرِّيحُ طَيِّبَةً، وَالمَلَّاحُ حَاذِقًا».

Hadits, dan telah disebutkan sebelumnya -: "Dan ini banyak terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, Allah Subhanahu mencela orang yang menyandarkan nikmat-Nya kepada selain-Nya dan menyekutukan-Nya. Sebagian Salaf berkata: Ini seperti perkataan mereka: Anginnya bagus, dan nahkodanya cakap".

وَنَحْوُ هَذَا مِمَّا هُوَ جَارٍ عَلَى أَلْسِنَةِ كَثِيرٍ.

Dan semisalnya dari apa yang biasa diucapkan oleh banyak lisan.

* * *

* * *

[٤٢] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ﴾

[٤٢]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ﴾

"Maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ ﵄ فِي الآيَةِ: «الأَنْدَادُ: هُوَ الشِّرْكُ، أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ عَلَى صَفَاةٍ سَوْدَاءَ فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ، وَهُوَ أَنْ تَقُولَ: وَاللَّهِ وَحَيَاتِكِ يَا فُلَانَةُ وَحَيَاتِي.

Ibnu Abbas ﵄ berkata tentang ayat ini: "Al-Andaad adalah syirik, lebih tersembunyi daripada semut hitam yang merayap di atas batu hitam di kegelapan malam. Yaitu engkau mengatakan: 'Demi Allah dan demi hidupmu wahai Fulanah, dan demi hidupku.'

وَتَقُولَ: لَوْلَا كَلْبُهُ هَذَا لَأَتَانَا اللُّصُوصُ، وَلَوْلَا البَطُّ فِي الدَّارِ لَأَتَى اللُّصُوصُ.

Dan engkau mengatakan: 'Seandainya bukan karena anjingnya ini, pasti para pencuri akan mendatangi kita. Seandainya bukan karena bebek di rumah ini, pasti para pencuri akan datang.'

وَقَوْلُ الرَّجُلِ لِصَاحِبِهِ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ.

Dan perkataan seseorang kepada sahabatnya: 'Apa yang Allah kehendaki dan yang engkau kehendaki.'

وَقَوْلُ الرَّجُلِ: لَوْلَا اللَّهُ وَفُلَانٌ، لَا تَجْعَلْ فِيهَا فُلَانٌ.

Dan perkataan seseorang: 'Kalau bukan karena Allah dan si Fulan.' Jangan engkau jadikan 'si Fulan' di dalamnya.

هَذَا كُلُّهُ بِهِ شِرْكٌ» رَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ.

Semua ini adalah syirik." Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ؛ فَقَدْ كَفَرَ، أَوْ أَشْرَكَ» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ، وَصَحَّحَهُ الحَاكِمُ.

Dari Umar bin Al-Khattab ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah kafir atau syirik." Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan Al-Hakim menshahihkannya.

وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ ﵁: «لَأَنْ أَحْلِفَ بِاللَّهِ كَاذِبًا، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَحْلِفَ بِغَيْرِهِ صَادِقًا».

Ibnu Mas'ud ﵁ berkata: "Sungguh aku bersumpah dengan nama Allah dalam keadaan berdusta lebih aku sukai daripada aku bersumpah dengan selain-Nya dalam keadaan jujur."

وَعَنْ حُذَيْفَةَ ﵁ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لَا تَقُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ فُلَانٌ، وَلَكِنْ قُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ شَاءَ فُلَانٌ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ.

Dari Hudzaifah ﵁ dari Nabi ﷺ bersabda: "Janganlah kalian mengatakan: 'Atas kehendak Allah dan kehendak fulan', tetapi katakanlah: 'Atas kehendak Allah kemudian atas kehendak fulan'." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang sahih.

وَعَنْ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ: «أَنَّهُ يَكْرَهُ أَنْ يَقُولَ الرَّجُلُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ وَبِكَ.

Dari Ibrahim An-Nakha'i: "Bahwasanya ia membenci jika seseorang mengatakan: 'Aku berlindung kepada Allah dan kepadamu'.

وَيُجَوِّزُ أَنْ يَقُولَ: بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ.

Dan diperbolehkan untuk mengatakan: Demi Allah kemudian demi kamu.

وَيَقُولُ: لَوْلَا اللَّهُ ثُمَّ فُلَانٌ.

Dan dia berkata: Kalau bukan karena Allah kemudian si fulan.

وَلَا تَقُولُوا: لَوْلَا اللَّهُ وَفُلَانٌ».

Dan janganlah kalian mengatakan: Kalau bukan karena Allah dan si fulan».

* * *

* * *

[٤٣] بَابُ مَا جَاءَ فِيمَنْ لَمْ يَقْنَعْ بِالْحَلِفِ بِاللهِ

[٤٣]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِيمَنْ لَمْ يَقْنَعْ بِالحَلِفِ بِاللَّهِ

Apa yang datang tentang orang yang tidak puas bersumpah dengan nama Allah

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ، مَنْ حَلَفَ بِاللَّهِ فَلْيَصْدُقْ، وَمَنْ حُلِفَ لَهُ بِاللَّهِ فَلْيَرْضَ، وَمَنْ لَمْ يَرْضَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ» رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ بِسَنَدٍ حَسَنٍ.

Dari Ibnu Umar ﵄ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian. Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah, maka hendaklah dia jujur. Barangsiapa yang disumpahkan dengan nama Allah, maka hendaklah dia ridha. Barangsiapa yang tidak ridha, maka dia bukan dari Allah." Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang hasan.

* * *

* * *

[٤٤] بَابُ قَوْلِ: مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ

[٤٤]

بَابُ

Bab

قَوْلِ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ

Perkataan: Apa yang Allah kehendaki dan yang engkau kehendaki

عَنْ قُتَيْلَةَ ﵂: «أَنَّ يَهُودِيًّا أَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: إِنَّكُمْ تُشْرِكُونَ؛ تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ، وَتَقُولُونَ: وَالكَعْبَةِ.

Dari Qutailah ﵂: "Seorang Yahudi datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: Sesungguhnya kalian berbuat syirik; kalian mengatakan 'Apa yang Allah kehendaki dan yang engkau kehendaki', dan kalian mengatakan 'Demi Ka'bah'.

فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَرَادُوا أَنْ يَحْلِفُوا أَنْ يَقُولُوا: وَرَبِّ الكَعْبَةِ، وَأَنْ يَقُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ شِئْتَ» رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ.

Maka Nabi ﷺ memerintahkan mereka jika ingin bersumpah agar mengatakan: 'Demi Rabb (Tuhan) Ka'bah', dan agar mereka mengatakan: 'Apa yang Allah kehendaki kemudian yang engkau kehendaki'." Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan dia menshahihkannya.

وَلَهُ أَيْضًا: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشِئْتَ، فَقَالَ: أَجَعَلْتَنِي لِلَّهِ نِدًّا؟! قُلْ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَحْدَهُ».

Dan dia (An-Nasa'i) juga meriwayatkan: Dari Ibnu Abbas ﵄: "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi ﷺ: 'Apa yang Allah kehendaki dan yang engkau kehendaki.' Beliau bersabda: 'Apakah engkau menjadikanku sekutu bagi Allah?! Katakanlah: Apa yang Allah kehendaki semata.'"

وَلِابْنِ مَاجَهْ: عَنِ الطُّفَيْلِ ﵁ أَخِي عَائِشَةَ ﵂ لِأُمِّهَا - قَالَ: «رَأَيْتُ كَأَنِّي أَتَيْتُ عَلَى نَفَرٍ مِنَ الْيَهُودِ، فَقُلْتُ: إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الْقَوْمُ لَوْلَا أَنَّكُمْ تَقُولُونَ: عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ.

Dan menurut Ibnu Majah: dari Thufail ﵁ saudara laki-laki 'Aisyah ﵂ dari ibu mereka - ia berkata: "Aku bermimpi seolah-olah aku mendatangi sekelompok orang Yahudi, lalu aku berkata: Sesungguhnya kalian adalah kaum yang baik seandainya kalian tidak mengatakan: 'Uzair adalah putra Allah.

قَالُوا: وَأَنْتُمُ الْقَوْمُ لَوْلَا أَنَّكُمْ تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ مُحَمَّدٌ.

Mereka berkata: Dan kalian adalah kaum yang baik seandainya kalian tidak mengatakan: Apa yang Allah kehendaki dan apa yang Muhammad kehendaki.

ثُمَّ مَرَرْتُ بِنَفَرٍ مِنَ النَّصَارَى، فَقُلْتُ: إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الْقَوْمُ لَوْلَا أَنَّكُمْ تَقُولُونَ: الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ.

Kemudian aku melewati sekelompok orang Nasrani, lalu aku berkata: Sesungguhnya kalian adalah kaum yang baik seandainya kalian tidak mengatakan: Al-Masih adalah putra Allah.

قَالُوا: وَأَنْتُمُ الْقَوْمُ لَوْلَا أَنَّكُمْ تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ مُحَمَّدٌ.

Mereka berkata: Dan kalian adalah kaum yang baik seandainya kalian tidak mengatakan: Apa yang Allah kehendaki dan apa yang Muhammad kehendaki.

فَلَمَّا أَصْبَحْتُ؛ أَخْبَرْتُ بِهَا مَنْ أَخْبَرْتُ،

Ketika aku bangun di pagi hari, aku menceritakan mimpi itu kepada orang-orang yang aku ceritakan,

ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ، فَأَخْبَرْتُهُ؛ فَقَالَ: «هَلْ أَخْبَرْتَ بِهَا أَحَدًا؟ قُلْتُ: نَعَمْ.

Kemudian aku datang kepada Nabi ﷺ dan memberitahunya; beliau bersabda: "Apakah engkau telah memberitahukannya kepada seseorang?" Aku menjawab: "Ya."

قَالَ: فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ طُفَيْلًا رَأَى رُؤْيَا أَخْبَرَ بِهَا مَنْ أَخْبَرَ مِنْكُمْ، وَإِنَّكُمْ قُلْتُمْ كَلِمَةً كَانَ يَمْنَعُنِي كَذَا وَكَذَا أَنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْهَا؛ فَلَا تَقُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ مُحَمَّدٌ، وَلَكِنْ قُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ وَحْدَهُ».

Beliau berkata: Beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda: "Amma ba'du; sesungguhnya Thufail telah melihat mimpi yang diberitahukannya kepada siapa saja di antara kalian yang dia beritahu, dan sesungguhnya kalian telah mengucapkan suatu kalimat yang ini dan itu menghalangiku untuk melarang kalian darinya; maka janganlah kalian mengatakan: 'Apa yang Allah kehendaki dan Muhammad kehendaki', tetapi katakanlah: 'Apa yang Allah kehendaki semata'."

* * *

* * *

[٤٥] بَابُ مَنْ سَبَّ الدَّهْرَ؛ فَقَدْ آذَى اللهَ

[٤٥]

بَابُ

Bab

مَنْ سَبَّ الدَّهْرَ؛ فَقَدْ آذَى اللَّهَ

Barangsiapa mencela masa (ad-dahr), maka sungguh ia telah menyakiti Allah

وَقَوْلُ اللَّهِ: ﴿وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ﴾ الآيَةَ.

Dan firman Allah: "Dan mereka berkata: 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain ad-dahr (masa).'" Ayat.

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ».

Dalam Shahih: Dari Abu Hurairah ﵁ dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Anak Adam menyakiti-Ku, ia mencela ad-dahr (masa), padahal Akulah ad-Dahr, Aku membolak-balikkan malam dan siang.'"

وَفِي رِوَايَةٍ: «لَا تَسُبُّوا الدَّهْرَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ».

Dan dalam riwayat lain: "Janganlah kalian mencela ad-dahr (masa), karena sesungguhnya Allah adalah ad-Dahr."

* * *

* * *

[٤٦] بَابُ التَّسَمِّي بِقَاضِي الْقُضَاةِ وَنَحْوِهِ

[٤٦]

بَابُ

Bab

التَّسَمِّي بِقَاضِي الْقُضَاةِ وَنَحْوِهِ

Menamakan diri dengan Qadhi al-Qudhat dan sejenisnya

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ أَخْنَعَ اسْمٍ عِنْدَ اللَّهِ: رَجُلٌ يُسَمَّى مَلِكَ الْأَمْلَاكِ؛ لَا مَالِكَ إِلَّا اللَّهُ».

Dalam Shahih (Bukhari): Dari Abu Hurairah ﵁, dari Nabi ﷺ bersabda: "Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah adalah seorang laki-laki yang menamakan dirinya Raja Diraja (Malik al-Amlak); tidak ada Raja kecuali Allah."

قَالَ سُفْيَانُ: «مِثْلُ: شَاهَانْ شَاهْ».

Sufyan berkata: "Seperti Syahan Syah (Raja Diraja dalam bahasa Persia)."

وَفِي رِوَايَةٍ: «أَغْيَظُ رَجُلٍ عَلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَخْبَثُهُ».

Dan dalam sebuah riwayat: "Orang yang paling dimurkai Allah pada hari Kiamat, dan paling buruk."

قَوْلُهُ: «أَخْنَعَ» يَعْنِي: أَوْضَعَ.

Perkataannya "Akhna'" berarti: paling hina.

* * *

* * *

[٤٧] بَابُ احْتِرَامِ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى، وَتَغْيِيرِ الِاسْمِ لِأَجْلِ ذَلِكَ

[٤٧]

بَابُ

Bab

احْتِرَامِ أَسْمَاءِ اللَّهِ تَعَالَى،

Menghormati nama-nama Allah Ta'ala,

وَتَغْيِيرِ الِاسْمِ لِأَجْلِ ذَلِكَ

dan mengubah nama karena hal itu

عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ ﵁: أَنَّهُ كَانَ يُكْنَى أَبَا الحَكَمِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ اللَّهَ هُوَ الحَكَمُ، وَإِلَيْهِ الحُكْمُ، فَقَالَ: إِنَّ قَوْمِي إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ أَتَوْنِي، فَحَكَمْتُ بَيْنَهُمْ، فَرَضِيَ كِلَا الفَرِيقَيْنِ، فَقَالَ: مَا أَحْسَنَ هَذَا! فَمَا لَكَ مِنَ الوَلَدِ؟ قُلْتُ: شُرَيْحٌ، وَمُسْلِمٌ، وَعَبْدُ اللَّهِ، قَالَ: فَمَنْ أَكْبَرُهُمْ؟ قُلْتُ: شُرَيْحٌ، قَالَ: فَأَنْتَ أَبُو شُرَيْحٍ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَغَيْرُهُ.

Dari Abu Syuraih ﵁: Bahwa ia biasa dipanggil Abu Al-Hakam, maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, "Sesungguhnya Allah-lah Al-Hakam (Yang Maha Menetapkan Hukum), dan kepada-Nya lah hukum itu." Lalu ia berkata, "Sesungguhnya kaumku jika berselisih dalam suatu perkara, mereka mendatangiku, lalu aku memutuskan di antara mereka, dan kedua pihak pun rela." Beliau bersabda, "Alangkah baiknya ini! Lalu apa saja anak-anakmu?" Aku menjawab, "Syuraih, Muslim, dan Abdullah." Beliau bertanya, "Siapa yang paling tua di antara mereka?" Aku menjawab, "Syuraih." Beliau bersabda, "Kalau begitu, engkau adalah Abu Syuraih." Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya.

* * *

* * *

[٤٨] بَابُ مَنْ هَزَلَ بِشَيْءٍ فِيهِ ذِكْرُ اللهِ، أَوِ الْقُرْآنِ، أَوِ الرَّسُولِ

[٤٨]

بَابُ

Bab

مَنْ هَزَلَ بِشَيْءٍ فِيهِ ذِكْرُ اللَّهِ،

Siapa yang bercanda dengan sesuatu yang di dalamnya terdapat dzikir kepada Allah,

أَوِ الْقُرْآنِ، أَوِ الرَّسُولِ

atau Al-Qur'an, atau Rasul

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ * لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? * Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman."

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄، وَمُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ، وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، وَقَتَادَةَ - دَخَلَ حَدِيثُ بَعْضِهِمْ فِي بَعْضٍ -: «أَنَّهُ قَالَ رَجُلٌ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ: مَا رَأَيْنَا مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلَاءِ؛ أَرْغَبَ بُطُونًا، وَلَا أَكْذَبَ أَلْسُنًا، وَلَا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ - يَعْنِي: رَسُولَ اللَّهِ ﷺ وَأَصْحَابَهُ الْقُرَّاءَ -.

Dari Ibnu Umar ﵄, Muhammad bin Ka'b, Zaid bin Aslam, dan Qatadah - hadits sebagian mereka masuk ke dalam sebagian yang lain -: "Seseorang berkata pada perang Tabuk: 'Kami tidak pernah melihat seperti para qari kami ini; perut mereka paling rakus, lidah mereka paling dusta, dan mereka paling pengecut saat bertemu musuh - maksudnya: Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya yang qari -.'

فَقَالَ لَهُ عَوْفُ بْنُ مَالِكٍ: كَذَبْتَ؛ وَلَكِنَّكَ

Maka 'Auf bin Malik berkata kepadanya: "Kamu telah berdusta; akan tetapi kamu

مُنَافِقٌ، لَأُخْبِرَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَذَهَبَ عَوْفٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لِيُخْبِرَهُ، فَوَجَدَ الْقُرْآنَ قَدْ سَبَقَهُ.

Dia seorang munafik, aku pasti akan memberitahu Rasulullah ﷺ. Maka 'Auf pergi kepada Rasulullah ﷺ untuk memberitahunya, namun dia mendapati Al-Qur'an telah mendahuluinya.

فَجَاءَ ذَلِكَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَقَدِ ارْتَحَلَ وَرَكِبَ نَاقَتَهُ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ وَنَتَحَدَّثُ حَدِيثَ الرَّكْبِ؛ نَقْطَعُ بِهِ عَنَّا الطَّرِيقَ.

Lalu orang itu datang kepada Rasulullah ﷺ yang telah bersiap-siap dan menaiki untanya, dia berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami hanya bercakap-cakap dan bersenda gurau, kami berbincang-bincang sebagaimana perbincangan orang-orang yang berkendaraan untuk memotong perjalanan kami."

قَالَ ابْنُ عُمَرَ: كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ؛ مُتَعَلِّقًا بِنِسْعَةِ نَاقَةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَإِنَّ الحِجَارَةَ تَنْكُبُ رِجْلَيْهِ، وَهُوَ يَقُولُ: ﴿إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ﴾، فَيَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: ﴿أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ﴾؛ مَا يَلْتَفِتُ إِلَيْهِ، وَمَا يَزِيدُهُ عَلَيْهِ».

Ibnu Umar berkata: Seolah-olah aku melihatnya; berpegangan pada tali kekang unta Rasulullah ﷺ, sementara batu-batu mengenai kedua kakinya, dan dia berkata: "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main", maka Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok"; beliau tidak menoleh kepadanya, dan tidak menambahkan apa pun atasnya".

* * *

* * *

[٤٩] بَابُ مَا جَاءَ فِي قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي﴾ الْآيَةَ

[٤٩]

[49]

بَابُ مَا جَاءَ فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab tentang apa yang disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:

﴿وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِن بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي﴾ الآيَةَ

"Dan jika Kami berikan kepadanya suatu rahmat dari Kami setelah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku..." ayat (selengkapnya).

قَالَ مُجَاهِدٌ: «هَذَا بِعَمَلِي، وَأَنَا مَحْقُوقٌ بِهِ».

Mujahid berkata, "Ini adalah karena amalku, dan aku berhak mendapatkannya."

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «يُرِيدُ: مِنْ عِنْدِي».

Ibnu Abbas berkata, "Maksudnya: dari diriku sendiri."

وَقَوْلُهُ: ﴿قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ﴾.

Dan firman-Nya: "Dia (Qarun) berkata, 'Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.'"

قَالَ قَتَادَةُ: «عَلَى عِلْمٍ مِنِّي بِوُجُوهِ المَكَاسِبِ».

Qatadah berkata, "Karena pengetahuanku tentang berbagai cara memperoleh penghasilan."

وَقَالَ آخَرُونَ: «عَلَى عِلْمٍ مِنَ اللَّهِ أَنِّي لَهُ أَهْلٌ».

Yang lain berkata, "Karena pengetahuan dari Allah bahwa aku berhak mendapatkannya."

وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِ مُجَاهِدٍ: «أُوتِيتُهُ عَلَى شَرَفٍ».

Ini adalah makna perkataan Mujahid, "Aku diberinya karena kemuliaan."

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁: أَنَّهُ سَمِعَ

Dari Abu Hurairah ﵁: Bahwasanya dia mendengar

رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ ثَلَاثَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ: أَبْرَصَ، وَأَقْرَعَ، وَأَعْمَى، فَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ، فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا، فَأَتَى الْأَبْرَصَ، فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: لَوْنٌ حَسَنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي الَّذِي قَدْ قَذِرَنِي النَّاسُ.

Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil: seorang yang berpenyakit kusta, seorang yang botak, dan seorang yang buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengutus seorang malaikat kepada mereka. Malaikat itu mendatangi si penderita kusta dan bertanya: 'Apa yang paling kamu sukai?' Dia menjawab: 'Warna kulit yang bagus, kulit yang bagus, dan hilangnya dariku apa yang membuat orang-orang jijik kepadaku.'

قَالَ: فَمَسَحَهُ، فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ، وَأُعْطِيَ لَوْنًا حَسَنًا، وَجِلْدًا حَسَنًا، قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْإِبِلُ أَوِ الْبَقَرُ - شَكَّ إِسْحَاقُ -. فَأُعْطِيَ نَاقَةً عُشَرَاءَ، وَقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.

Malaikat itu berkata: 'Maka dia mengusapnya, lalu hilanglah darinya penyakit kustanya, dan dia diberi warna kulit yang bagus dan kulit yang bagus.' Malaikat itu bertanya: 'Lalu harta apa yang paling kamu sukai?' Dia menjawab: 'Unta atau sapi - Ishaq ragu.' Maka dia diberi seekor unta yang sedang bunting, dan malaikat itu berkata: 'Semoga Allah memberkahimu padanya.'

قَالَ: فَأَتَى الأَقْرَعَ، فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: شَعْرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي الَّذِي قَدْ قَذِرَنِي النَّاسُ.

Dia berkata: Lalu dia mendatangi si botak, dan berkata: "Apa yang paling kamu sukai?" Dia menjawab: "Rambut yang bagus, dan hilangnya dariku apa yang membuat orang-orang jijik kepadaku."

قَالَ: فَمَسَحَهُ، فَذَهَبَ عَنْهُ، وَأُعْطِيَ شَعْرًا حَسَنًا، قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْبَقَرُ أَوِ الْإِبِلُ. فَأُعْطِيَ بَقَرَةً حَامِلًا، وَقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.

Dia berkata: Lalu dia mengusapnya, maka penyakit itu hilang darinya, dan dia diberi rambut yang indah. Dia bertanya: Harta apakah yang paling engkau sukai? Dia menjawab: Sapi atau unta. Maka dia diberi seekor sapi yang sedang bunting, dan dia berkata: Semoga Allah memberkahimu padanya.

قَالَ: فَأَتَى الْأَعْمَى، فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: أَنْ يَرُدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصَرِي، فَأُبْصِرَ بِهِ النَّاسَ.

Dia berkata: Lalu dia mendatangi orang buta, dan bertanya: Apa yang paling engkau sukai? Dia menjawab: Semoga Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat orang-orang dengannya.

قَالَ: فَمَسَحَهُ، فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ بَصَرَهُ، قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْغَنَمُ. فَأُعْطِيَ شَاةً وَالِدًا.

Dia berkata: Lalu dia mengusapnya, maka Allah mengembalikan penglihatannya. Dia bertanya: Harta apakah yang paling engkau sukai? Dia menjawab: Kambing. Maka dia diberi seekor kambing yang melahirkan.

فَأَنْتَجَ هَذَانِ، وَوَلَّدَ هَذَا؛ فَكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنَ الْإِبِلِ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَرِ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْغَنَمِ.

Maka kedua hewan itu berkembang biak, dan yang ini melahirkan; sehingga yang ini memiliki satu lembah unta, yang ini memiliki satu lembah sapi, dan yang ini memiliki satu lembah kambing.

قَالَ: ثُمَّ إِنَّهُ أَتَى الأَبْرَصَ فِي صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ، قَدِ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالُ فِي سَفَرِي؛ فَلَا بَلَاغَ لِيَ الْيَوْمَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ، وَالْجِلْدَ الْحَسَنَ، وَالْمَالَ، بَعِيرًا أَتَبَلَّغُ بِهِ فِي سَفَرِي، فَقَالَ: الْحُقُوقُ كَثِيرَةٌ.

Dia berkata: Kemudian dia mendatangi si penderita kusta dalam bentuk dan penampilannya, lalu berkata: Aku adalah orang miskin, perbekalanku telah habis dalam perjalananku; hari ini tidak ada yang dapat membantuku kecuali Allah kemudian engkau, aku meminta kepadamu demi Dzat yang telah memberimu warna kulit yang baik, kulit yang baik, dan harta, seekor unta yang dapat aku gunakan untuk melanjutkan perjalananku, maka dia menjawab: Banyak orang yang berhak (untuk diberi).

فَقَالَ لَهُ: كَأَنِّي أَعْرِفُكَ! أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ؛ فَقِيرًا فَأَعْطَاكَ اللَّهُ؟!

Maka dia berkata kepadanya: Sepertinya aku mengenalmu! Bukankah dulu engkau penderita kusta yang dijauhi orang-orang; miskin lalu Allah memberimu (harta)?!

فَقَالَ: إِنَّمَا وَرِثْتُ هَذَا الْمَالَ كَابِرًا عَنْ كَابِرٍ، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا؛ فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ.

Dia menjawab: Sesungguhnya aku mewarisi harta ini turun-temurun dari leluhurku, maka dia berkata: Jika engkau berdusta; maka Allah akan mengembalikanmu seperti keadaanmu semula.

قَالَ: وَأَتَى الأَقْرَعَ فِي صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذَا، وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا

Dia berkata: Dan dia (malaikat) mendatangi si botak dalam bentuk dan penampilannya, lalu berkata kepadanya seperti apa yang dia katakan kepada orang ini, dan dia (si botak) menanggapinya seperti apa yang

رَدَّ عَلَيْهِ هَذَا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا؛ فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ.

Orang ini menjawabnya, dan berkata: "Jika kamu berbohong, maka Allah akan mengembalikanmu kepada keadaanmu semula."

قَالَ: وَأَتَى الأَعْمَى فِي صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ وَابْنُ سَبِيلٍ، انْقَطَعَتْ بِيَ الحِبَالُ فِي سَفَرِي؛ فَلَا بَلَاغَ لِيَ اليَوْمَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ، شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا فِي سَفَرِي.

Dia berkata: "Orang buta itu datang dalam bentuk dan penampilannya, lalu berkata: 'Seorang miskin dan seorang musafir, perjalananku terputus; hari ini aku tidak punya tempat bergantung kecuali kepada Allah kemudian kepadamu, aku memintamu demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, seekor kambing yang dapat aku gunakan dalam perjalananku.'"

فَقَالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصَرِي، فَخُذْ مَا شِئْتَ، وَدَعْ مَا شِئْتَ، فَوَاللَّهِ لَا أَجْهَدُكَ اليَوْمَ بِشَيْءٍ أَخَذْتَهُ لِلَّهِ.

Maka dia berkata: "Aku memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Ambillah apa yang kamu mau, dan tinggalkan apa yang kamu mau. Demi Allah, aku tidak akan mempersulit kamu hari ini dengan sesuatu yang kamu ambil karena Allah."

فَقَالَ: أَمْسِكْ مَالَكَ؛ فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ؛ فَقَدْ رُضِيَ عَنْكَ، وَسُخِطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ» أَخْرَجَاهُ.

Lalu dia berkata: "Simpanlah hartamu; sesungguhnya kalian telah diuji; sungguh Allah telah ridha kepadamu, dan murka kepada dua sahabatmu." Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

* * *

* * *

[٥٠] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا﴾ الْآيَةَ

[٥٠]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ

"Maka tatkala Dia memberikan kepada keduanya seorang anak yang saleh, mereka menjadikan sekutu bagi-Nya

فِيمَا آتَاهُمَا﴾ الآيَةَ

terhadap apa yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka." Ayat.

قَالَ ابْنُ حَزْمٍ: «اتَّفَقُوا عَلَى تَحْرِيمِ كُلِّ اسْمٍ مُعَبَّدٍ لِغَيْرِ اللَّهِ؛ كَعَبْدِ عَمْرٍو، وَعَبْدِ الكَعْبَةِ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ، حَاشَا عَبْدِ المُطَّلِبِ».

Ibnu Hazm berkata: "Mereka sepakat atas pengharaman setiap nama yang mengandung penghambaan kepada selain Allah; seperti 'Abd 'Amr, 'Abd al-Ka'bah, dan yang serupa dengan itu, kecuali 'Abd al-Muththalib".

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ فِي الآيَةِ؛ قَالَ: «لَمَّا تَغَشَّاهَا آدَمُ؛ حَمَلَتْ، فَأَتَاهُمَا إِبْلِيسُ، فَقَالَ: إِنِّي صَاحِبُكُمَا الَّذِي أَخْرَجْتُكُمَا مِنَ الجَنَّةِ، لَتُطِيعَنِّي أَوْ لَأَجْعَلَنَّ لَهُ قَرْنَيْ أَيِّلٍ، فَيَخْرُجُ مِنْ بَطْنِكِ، فَيَشُقُّهُ، وَلَأَفْعَلَنَّ، وَلَأَفْعَلَنَّ - يُخَوِّفُهُمَا -، سَمِّيَاهُ عَبْدَ الحَارِثِ، فَأَبَيَا أَنْ يُطِيعَاهُ، فَخَرَجَ مَيْتًا.

Dari Ibnu Abbas ﵄ tentang ayat ini, ia berkata: "Ketika Adam menggaulinya (Hawa), ia hamil. Kemudian Iblis mendatangi mereka berdua dan berkata, 'Sesungguhnya aku adalah sahabat kalian yang telah mengeluarkan kalian dari surga. Taatilah aku, atau aku akan menjadikan anakmu bertanduk rusa, lalu ia akan keluar dari perutmu dan merobeknya. Aku pasti akan melakukannya, aku pasti akan melakukannya.' Iblis menakut-nakuti mereka. 'Berilah ia nama 'Abd al-Harits.' Namun mereka berdua enggan menaatinya, maka anak itu lahir dalam keadaan meninggal."

ثُمَّ حَمَلَتْ، فَأَتَاهُمَا فَقَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ، فَأَبَيَا أَنْ يُطِيعَاهُ، فَخَرَجَ مَيْتًا.

Kemudian ia hamil lagi, lalu Iblis mendatangi mereka berdua dan mengatakan seperti perkataannya (sebelumnya), namun mereka berdua tetap enggan menaatinya, maka anak itu (juga) lahir dalam keadaan meninggal.

ثُمَّ حَمَلَتْ، فَأَتَاهُمَا فَذَكَرَ لَهُمَا، فَأَدْرَكَهُمَا حُبُّ الوَلَدِ، فَسَمَّيَاهُ عَبْدَ الحَارِثِ؛ فَذَلِكَ قَوْلُهُ: ﴿جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا﴾» رَوَاهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ.

Kemudian dia hamil, lalu dia datang kepada mereka berdua dan menyebutkannya kepada mereka, maka mereka berdua dilanda kecintaan terhadap anak, lalu mereka menamainya 'Abdul Harits; maka itulah firman-Nya: "Mereka berdua menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya terhadap apa yang telah Dia berikan kepada mereka berdua." Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

وَلَهُ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ: عَنْ قَتَادَةَ؛ قَالَ: «شُرَكَاءَ فِي طَاعَتِهِ، وَلَمْ يَكُنْ فِي عِبَادَتِهِ».

Dan baginya dengan sanad yang sahih: dari Qatadah; dia berkata: "Sekutu-sekutu dalam ketaatan kepada-Nya, dan bukanlah dalam ibadah kepada-Nya."

وَلَهُ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ: عَنْ مُجَاهِدٍ فِي قَوْلِهِ: «﴿لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا﴾؛ قَالَ: أَشْفَقَا أَلَّا يَكُونَ إِنْسَانًا».

Dan baginya dengan sanad yang sahih: dari Mujahid tentang firman-Nya: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh"; dia berkata: "Mereka berdua khawatir bahwa dia bukan manusia."

وَذُكِرَ مَعْنَاهُ: عَنِ الحَسَنِ، وَسَعِيدٍ، وَغَيْرِهِمَا.

Dan disebutkan maknanya: dari Al-Hasan, Sa'id, dan selain mereka berdua.

* * *

* * *

[٥١] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ﴾ الْآيَةَ

[٥١]

[51]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ﴾ الآيَةَ

"Dan milik Allah lah nama-nama yang terbaik, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya." Ayat.

ذَكَرَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄: «﴿يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ﴾: يُشْرِكُونَ».

Ibnu Abi Hatim menyebutkan: dari Ibnu Abbas ﵄: "﴿Yulhidūna fī asmā'ihī﴾: Mereka menyekutukan."

وَعَنْهُ: «سَمَّوُا اللَّاتَ مِنَ الإِلَهِ، وَالعُزَّى مِنَ العَزِيزِ».

Dan darinya: "Mereka menamakan al-Lāt dari al-Ilāh, dan al-'Uzzā dari al-'Azīz."

وَعَنِ الأَعْمَشِ: «يُدْخِلُونَ فِيهَا مَا لَيْسَ مِنْهَا».

Dan dari al-A'masy: "Mereka memasukkan ke dalamnya apa yang bukan bagian darinya."

* * *

* * *

[٥٢] بَابُ لَا يُقَالُ: السَّلَامُ عَلَى اللهِ

[٥٢]

بَابٌ

Bab

لَا يُقَالُ: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ

Tidak boleh mengatakan: As-salāmu 'alallāh

فِي الصَّحِيحِ: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵄ قَالَ: «كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ فِي الصَّلَاةِ؛ قُلْنَا: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ، السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: لَا تَقُولُوا: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ؛ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ».

Dalam Shahih: dari Ibnu Mas'ud ﵄, ia berkata: "Dahulu kami ketika bersama Nabi ﷺ dalam shalat, kami mengucapkan: As-salāmu 'alallāhi min 'ibādihi, as-salāmu 'alā fulān. Maka Nabi ﷺ bersabda: Janganlah kalian mengatakan: As-salāmu 'alallāh, karena sesungguhnya Allah, Dialah As-Salām."

* * *

* * *

[٥٣] بَابُ قَوْلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ

[٥٣]

بَابُ

Bab

قَوْلِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ

Perkataan: Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ لَا مُكْرِهَ لَهُ».

Dalam Shahih: Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian berkata: 'Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau menghendaki'. Hendaklah dia memantapkan permintaan, karena sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksa-Nya."

وَلِمُسْلِمٍ: «وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ».

Dan dalam riwayat Muslim: "Dan hendaklah dia memperbesar keinginan, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu yang diberikan Allah yang terlalu besar bagi-Nya."

* * *

* * *

[٥٤] بَابُ لَا يَقُولُ: عَبْدِي وَأَمَتِي

[٥٤]

بَابٌ

Bab

لَا يَقُولُ: عَبْدِي وَأَمَتِي

Jangan mengatakan: budakku dan amatku

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ: أَطْعِمْ رَبَّكَ، وَضِّئْ رَبَّكَ، وَلْيَقُلْ: سَيِّدِي وَمَوْلَايَ.

Dalam Shahih Bukhari: Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan: Berilah makan tuhanmu, basuhlah (wudhu) tuhanmu, tetapi hendaklah dia mengatakan: tuanku dan maulaku.

وَلَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ: عَبْدِي وَأَمَتِي، وَلْيَقُلْ: فَتَايَ وَفَتَاتِي وَغُلَامِي».

Dan janganlah salah seorang dari kalian mengatakan: budakku dan amatku, tetapi hendaklah dia mengatakan: pelayanku laki-laki, pelayanku perempuan, dan anak laki-lakiku".

* * *

* * *

[٥٥] بَابُ لَا يَرُدُّ مَنْ سَأَلَ بِاللهِ

[٥٥]

بَابٌ

Bab

لَا يُرَدُّ مَنْ سَأَلَ بِاللَّهِ

Jangan menolak orang yang meminta dengan nama Allah

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنِ اسْتَعَاذَ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ، وَمَنْ سَأَلَ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ، وَمَنْ دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ، وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوهُ؛ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَالنَّسَائِيُّ، بِإسْنَادٍ صَحِيحٍ.

Dari Ibnu Umar ﵄, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa meminta perlindungan dengan nama Allah, maka lindungilah ia. Barangsiapa meminta dengan nama Allah, maka berilah ia. Barangsiapa mengundang kalian, maka penuhilah undangannya. Barangsiapa berbuat kebaikan kepada kalian, maka balaslah kebaikannya. Jika kalian tidak mendapati sesuatu untuk membalasnya, maka berdoalah untuknya hingga kalian merasa telah membalasnya." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa'i dengan sanad yang sahih.

* * *

* * *

[٥٦] بَابُ لَا يُسْأَلُ بِوَجْهِ اللهِ إِلَّا الْجَنَّةَ

[٥٦]

بَابٌ

Bab

لَا يُسْأَلُ بِوَجْهِ اللَّهِ إِلَّا الْجَنَّةُ

Tidak boleh meminta dengan nama Allah kecuali meminta surga

عَنْ جَابِرٍ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا يُسْأَلُ بِوَجْهِ اللَّهِ إِلَّا الْجَنَّةُ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari Jabir ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak boleh meminta dengan nama Allah kecuali meminta surga". Diriwayatkan oleh Abu Dawud.

* * *

* * *

[٥٧] بَابُ مَا جَاءَ فِي اللَّوْ

[٥٧]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي اللَّوْ

Apa yang datang tentang 'lau' (seandainya)

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Mereka berkata, 'Seandainya kita mempunyai suatu urusan, niscaya kita tidak akan terbunuh di sini.'"

وَقَوْلُهُ: ﴿الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, 'Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.'" Ayat.

فِي الصَّحِيحِ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَلَا تَعْجِزْ.

Dalam Shahih, dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Bersemangatlah pada apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.

وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ؛ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ؛ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ».

Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata: 'Seandainya aku melakukan ini, niscaya akan begini dan begitu.' Tetapi katakanlah: 'Allah telah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan.' Karena sesungguhnya 'lau' (seandainya) membuka amalan setan."

* * *

* * *

[٥٨] بَابُ النَّهْيِ عَنْ سَبِّ الرِّيحِ

[٥٨]

بَابُ

Bab

النَّهْيِ عَنْ سَبِّ الرِّيحِ

Larangan mencela angin

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا تَسُبُّوا الرِّيحَ؛ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُونَ؛ فَقُولُوا: اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيحِ، وَخَيْرِ مَا فِيهَا، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيحِ، وَشَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ» صَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Ubay bin Ka'b ﵁ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian mencela angin. Jika kalian melihat sesuatu yang tidak disukai, maka ucapkanlah: Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan yang diperintahkan padanya. Kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan yang ada padanya, dan keburukan yang diperintahkan padanya." Hadis ini dishahihkan oleh At-Tirmidzi.

* * *

* * *

[٥٩] بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿يَظُنُّونَ بِاللهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ﴾ الْآيَةَ

[٥٩]

بَابُ قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Bab firman Allah Ta'ala:

﴿يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ الْأَمْرِ مِن شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ﴾ الآيَةَ

"Mereka menyangka terhadap Allah dengan sangkaan yang tidak benar, (yaitu) sangkaan jahiliyah. Mereka berkata, 'Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?' Katakanlah, 'Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.'" Ayat.

وَقَوْلُهُ: ﴿الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Orang-orang yang berprasangka buruk terhadap Allah, mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang buruk." Ayat.

قَالَ ابْنُ القَيِّمِ - فِي الآيَةِ الأُولَى -: «فُسِّرَ هَذَا الظَّنُّ بِأَنَّهُ سُبْحَانَهُ لَا يَنْصُرُ رَسُولَهُ، وَأَنَّ أَمْرَهُ سَيَضْمَحِلُّ، وَفُسِّرَ بِظَنِّهِمْ أَنَّ مَا أَصَابَهُمْ لَمْ يَكُنْ بِقَدَرِ اللَّهِ وَحِكْمَتِهِ.

Ibnu Al-Qayyim berkata - tentang ayat pertama -: "Prasangka ini ditafsirkan bahwa Allah Subhanahu tidak menolong Rasul-Nya, dan bahwa urusan (agama)-nya akan lenyap, dan ditafsirkan juga dengan prasangka mereka bahwa apa yang menimpa mereka bukanlah dengan takdir Allah dan hikmah-Nya."

فَفُسِّرَ بِإِنْكَارِ الحِكْمَةِ، وَإِنْكَارِ القَدَرِ، وَإِنْكَارِ أَنْ يُتِمَّ أَمْرَ رَسُولِهِ، وَأَنْ يُظْهِرَهُ عَلَى

Maka itu ditafsirkan sebagai pengingkaran terhadap hikmah, pengingkaran terhadap qadar, pengingkaran bahwa Allah akan menyempurnakan urusan Rasul-Nya, dan bahwa Dia akan memenangkannya atas

الدِّينِ كُلِّهِ، وَهَذَا هُوَ ظَنُّ السَّوْءِ الَّذِي ظَنَّهُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُشْرِكُونَ فِي سُورَةِ الْفَتْحِ.

Seluruh agama, dan ini adalah prasangka buruk yang diyakini oleh orang-orang munafik dan musyrik dalam surah Al-Fath.

وَإِنَّمَا كَانَ هَذَا ظَنَّ السَّوْءِ؛ لِأَنَّهُ ظَنُّ غَيْرِ مَا يَلِيقُ بِهِ سُبْحَانَهُ، وَمَا يَلِيقُ بِحِكْمَتِهِ وَحَمْدِهِ، وَوَعْدِهِ الصَّادِقِ.

Dan ini hanyalah prasangka buruk; karena itu adalah prasangka yang tidak pantas bagi-Nya subhanahu, dan apa yang sesuai dengan hikmah-Nya, pujian-Nya, dan janji-Nya yang benar.

فَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يُدِيلُ البَاطِلَ عَلَى الحَقِّ إِدَالَةً مُسْتَقِرَّةً يَضْمَحِلُّ مَعَهَا الحَقُّ، أَوْ أَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ مَا جَرَى بِقَضَائِهِ وَقَدَرِهِ، أَوْ أَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ قَدَرُهُ لِحِكْمَةٍ بَالِغَةٍ يَسْتَحِقُّ عَلَيْهَا الحَمْدَ؛ بَلْ زَعَمَ أَنَّ ذَلِكَ لِمَشِيئَةٍ مُجَرَّدَةٍ؛ فَ ﴿ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ﴾.

Barangsiapa yang mengira bahwa dia dapat membuat kebatilan mengalahkan kebenaran dengan kemenangan yang permanen di mana kebenaran akan lenyap bersamanya, atau mengingkari bahwa apa yang terjadi adalah berdasarkan qadha' dan qadar-Nya, atau mengingkari bahwa qadar-Nya adalah untuk hikmah yang sempurna yang membuatNya berhak mendapat pujian; bahkan dia mengklaim bahwa itu hanyalah kehendak semata; maka ﴿Demikianlah persangkaan orang-orang kafir. Maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka﴾.

وَأَكْثَرُ النَّاسِ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ فِيمَا يَخْتَصُّ بِهِمْ، وَفِيمَا يَفْعَلُهُ بِغَيْرِهِمْ، وَلَا يَسْلَمُ

Dan kebanyakan manusia berprasangka buruk terhadap Allah dalam hal yang berkaitan dengan diri mereka sendiri, dan dalam apa yang Dia lakukan terhadap orang lain, dan tidak selamat

مِنْ ذَٰلِكَ إِلَّا مَنْ عَرَفَ اللَّهَ وَأَسْمَاءَهُ وَصِفَاتِهِ، وَمُوجِبَ حِكْمَتِهِ وَحَمْدِهِ.

Dari itu semua, kecuali orang yang mengenal Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, serta konsekuensi hikmah dan pujian kepada-Nya.

فَلْيَعْتَنِ اللَّبِيبُ النَّاصِحُ لِنَفْسِهِ بِهَٰذَا، وَلْيَتُبْ إِلَى اللَّهِ، وَيَسْتَغْفِرْهُ مِنْ ظَنِّهِ بِرَبِّهِ ظَنَّ السَّوْءِ.

Maka hendaklah orang yang cerdas lagi menasihati dirinya sendiri memperhatikan hal ini, bertobat kepada Allah, dan memohon ampunan kepada-Nya dari prasangka buruknya terhadap Tuhannya.

وَلَوْ فَتَّشْتَ مَنْ فَتَّشْتَ؛ لَرَأَيْتَ عِنْدَهُ تَعَنُّتًا عَلَى الْقَدَرِ وَمَلَامَةً لَهُ، وَأَنَّهُ كَانَ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ كَذَا وَكَذَا؛ فَمُسْتَقِلٌّ وَمُسْتَكْثِرٌ، وَفَتِّشْ نَفْسَكَ هَلْ أَنْتَ سَالِمٌ؟

Jika engkau memeriksa siapa pun yang engkau periksa, niscaya engkau akan mendapati pada dirinya sikap keras kepala terhadap takdir, mencela takdir, dan mengatakan seharusnya begini dan begitu; ada yang sedikit dan ada yang banyak. Periksalah dirimu, apakah engkau selamat (dari hal tersebut)?

فَإِنْ تَنْجُ مِنْهَا تَنْجُ مِنْ ذِي عَظِيمَةٍ

Jika engkau selamat darinya, maka engkau telah selamat dari perkara yang besar

وَإِلَّا فَإِنِّي لَا إِخَالُكَ نَاجِيًا».

Jika tidak, maka aku tidak mengira engkau akan selamat".

* * *

* * *

[٦٠] بَابُ مَا جَاءَ فِي مُنْكِرِي الْقَدَرِ

[٦٠]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي مُنْكِرِي الْقَدَرِ

Apa yang datang tentang pengingkar takdir

وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ ﵄: «وَالَّذِي نَفْسُ ابْنِ عُمَرَ بِيَدِهِ! لَوْ كَانَ لِأَحَدِهِمْ مِثْلُ أُحُدٍ ذَهَبًا، ثُمَّ أَنْفَقَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؛ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْهُ، حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، ثُمَّ اسْتَدَلَّ بِقَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: الْإِيمَانُ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Ibnu Umar ﵄ berkata: "Demi Dzat yang jiwa Ibnu Umar berada di tangan-Nya! Seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud, kemudian dia menginfakkannya di jalan Allah; Allah tidak akan menerimanya sampai dia beriman kepada takdir." Kemudian dia berdalil dengan sabda Nabi ﷺ: "Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk." Diriwayatkan oleh Muslim.

وَعَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ ﵁ أَنَّهُ قَالَ لِابْنِهِ: «يَا بُنَيَّ! إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ الْإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،

Dari Ubadah bin Ash-Shamit ﵁ bahwasanya dia berkata kepada anaknya: "Wahai anakku! Sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya iman hingga engkau mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu,

وَفِي رِوَايَةٍ لِابْنِ وَهْبٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «فَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ؛ أَحْرَقَهُ اللَّهُ بِالنَّارِ».

Dan dalam riwayat Ibnu Wahb: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar, baiknya dan buruknya; maka Allah akan membakarnya dengan api neraka."

وَفِي «المُسْنَدِ، وَالسُّنَنِ»: عَنِ ابْنِ الدَّيْلَمِيِّ قَالَ: «أَتَيْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ ﵁، فَقُلْتُ: فِي نَفْسِي شَيْءٌ مِنَ القَدَرِ؛ فَحَدِّثْنِي بِشَيْءٍ، لَعلَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ مِنْ قَلْبِي، فَقَالَ: لَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا؛ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مِتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا؛ لَكُنْتَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ.

Dalam «Musnad dan Sunan»: dari Ibnu Ad-Dailami, ia berkata: «Aku mendatangi Ubay bin Ka'b ﵁, lalu aku berkata: Dalam diriku ada sesuatu tentang takdir; maka ceritakanlah kepadaku sesuatu, semoga Allah menghilangkannya dari hatiku. Maka ia berkata: Seandainya engkau menginfakkan emas sebesar Uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu hingga engkau beriman kepada takdir, dan mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu. Seandainya engkau mati tidak dalam keadaan ini, niscaya engkau termasuk penghuni neraka.

قَالَ: فَأَتَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، وَحُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ، وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ ﵃؛ فَكُلُّهُمْ حَدَّثَنِي بِمِثْلِ ذَلِكَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ» حَدِيثٌ صَحِيحٌ، رَوَاهُ الْحَاكِمُ فِي «صَحِيحِهِ».

Dia berkata: Lalu aku mendatangi Abdullah bin Mas'ud, Hudzaifah bin Al-Yaman, dan Zaid bin Tsabit ﵃; maka mereka semua menceritakan kepadaku seperti itu dari Nabi ﷺ. Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Shahih-nya.

* * *

* * *

[٦١] بَابُ مَا جَاءَ فِي الْمُصَوِّرِينَ

[٦١]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الْمُصَوِّرِينَ

Apa yang datang tentang para pembuat gambar

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي؛ فَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً، أَوْ لِيَخْلُقُوا حَبَّةً، أَوْ لِيَخْلُقُوا شَعِيرَةً» أَخْرَجَاهُ.

Dari Abu Hurairah ﵁ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang pergi menciptakan seperti ciptaan-Ku? Maka hendaklah mereka menciptakan biji sawi, atau hendaklah mereka menciptakan biji gandum, atau hendaklah mereka menciptakan biji jelai.'" Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim).

وَلَهُمَا: عَنْ عَائِشَةَ ﵂ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ: الَّذِينَ يُضَاهِئُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ».

Dan dari keduanya (Al-Bukhari dan Muslim): Dari Aisyah ﵂ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Manusia yang paling keras siksaannya pada hari Kiamat adalah orang-orang yang menyerupai ciptaan Allah."

وَلَهُمَا: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ».

Dan dari keduanya (Al-Bukhari dan Muslim): Dari Ibnu Abbas ﵄: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap pembuat gambar akan berada di neraka, akan dijadikan baginya untuk setiap gambar yang ia buat satu jiwa yang akan menyiksanya di Jahannam."

وَلَهُمَا: عَنْهُ ﷺ مَرْفُوعًا: «مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا؛ كُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ، وَلَيْسَ بِنَافِخٍ».

Dan dari mereka berdua: Dari Nabi ﷺ secara marfu': "Barangsiapa membuat gambar di dunia, maka ia akan dibebani untuk meniupkan ruh ke dalamnya, padahal ia tidak mampu meniupkannya".

وَلِمُسْلِمٍ: عَنْ أَبِي الهَيَّاجِ قَالَ: «قَالَ لِي عَلِيٌّ ﷺ: أَلَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَلَّا تَدَعَ صُورَةً إِلَّا طَمَسْتَهَا، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ».

Dan dalam riwayat Muslim: Dari Abu Al-Hayyaj, ia berkata: "Ali ﷺ berkata kepadaku: 'Maukah engkau aku utus untuk melaksanakan apa yang Rasulullah ﷺ mengutusku untuk melaksanakannya, yaitu agar engkau tidak membiarkan gambar kecuali engkau hapus, dan tidak membiarkan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan'".

* * *

* * *

[٦٢] بَابُ مَا جَاءَ فِي كَثْرَةِ الْحَلِفِ

[٦٢]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي كَثْرَةِ الحَلِفِ

Apa yang datang tentang banyaknya sumpah

وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ﴾.

Dan firman Allah Ta'ala: "Dan jagalah sumpah-sumpahmu."

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «الحَلِفُ مَنْفَقَةٌ لِلسِّلْعَةِ، مَمْحَقَةٌ لِلْكَسْبِ» أَخْرَجَاهُ.

Dari Abu Hurairah ﵁, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sumpah itu melariskan dagangan dan menghapuskan keberkahan keuntungan." Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim).

وَعَنْ سَلْمَانَ ﵁ مَرْفُوعًَا: «ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: أُشَيْمِطٌ زَانٍ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ، وَرَجُلٌ جَعَلَ اللَّهَ بِضَاعَتَهُ؛ لَا يَشْتَرِي إِلَّا بِيَمِينِهِ، وَلَا يَبِيعُ إِلَّا بِيَمِينِهِ» رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ.

Dari Salman ﵁ secara marfu': "Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak mensucikan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih: orang tua yang berzina, orang miskin yang sombong, dan seseorang yang menjadikan Allah sebagai barang dagangannya; ia tidak membeli kecuali dengan sumpahnya dan tidak menjual kecuali dengan sumpahnya." Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang sahih.

وَفِي الصَّحِيحِ: عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ﵄ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «خَيْرُ أُمَّتِي قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ - قَالَ عِمْرَانُ: فَلَا أَدْرِي أَذَكَرَ بَعْدَ قَرْنِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا؟ -، ثُمَّ إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ، وَيَنْذُرُونَ وَلَا يُوفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ».

Dalam Shahih (Bukhari dan Muslim): Dari 'Imran bin Hushain ﵄ berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sebaik-baik umatku adalah generasiku (para sahabat), kemudian orang-orang yang setelah mereka, kemudian orang-orang yang setelah mereka - 'Imran berkata: Aku tidak tahu apakah beliau menyebutkan setelah generasinya dua kali atau tiga kali? -, kemudian sesungguhnya setelah kalian akan ada suatu kaum yang bersaksi namun kesaksian mereka tidak diminta, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernazar namun tidak memenuhinya, dan tampak pada mereka kegemukan (akibat kemewahan dunia)".

وَفِيهِ: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ».

Dan di dalamnya: Dari Ibnu Mas'ud ﵁ bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang setelah mereka, kemudian yang setelah mereka, kemudian akan datang suatu kaum yang kesaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya".

قَالَ إِبْرَاهِيمُ: «كَانُوا يَضْرِبُونَنَا عَلَى الشَّهَادَةِ وَالعَهْدِ، وَنَحْنُ صِغَارٌ».

Ibrahim berkata: "Mereka (para sahabat) memukul kami karena kesaksian dan janji ketika kami masih kecil".

* * *

* * *

[٦٣] بَابُ مَا جَاءَ فِي ذِمَّةِ اللهِ وَذِمَّةِ نَبِيِّهِ

[٦٣]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ وَذِمَّةِ نَبِيِّهِ

Apa yang datang tentang perlindungan Allah dan perlindungan Nabi-Nya

وَقَوْلُهُ: ﴿وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا﴾ الآيَةَ.

Dan firman-Nya: "Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya," ayat.

عَنْ بُرَيْدَةَ ﵁: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ إِذَا أَمَّرَ أَمِيرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ؛ أَوْصَاهُ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَمَنْ مَعَهُ مِنَ المُسْلِمِينَ خَيْرًا، ثُمَّ قَالَ: اغْزُوا بِسْمِ اللَّهِ، فِي سَبِيلِ اللَّهِ، قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ، اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا، وَلَا تَغْدِرُوا، وَلَا تُمَثِّلُوا، وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا.

Dari Buraidah ﵁: "Bahwa Rasulullah ﷺ ketika menunjuk seorang pemimpin atas pasukan atau sariyyah, beliau berpesan kepadanya untuk bertakwa kepada Allah, dan berbuat baik kepada orang-orang Muslim yang bersamanya. Kemudian beliau bersabda: Berperanglah dengan nama Allah di jalan Allah, perangilah orang yang kufur kepada Allah. Berperanglah dan jangan berkhianat, jangan melampaui batas, jangan memotong anggota badan, dan jangan membunuh anak kecil."

وَإِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ؛ فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ - أَوْ خِلَالٍ -، فَأَيَّتَهُنَّ مَا أَجَابُوكَ؛ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ، وَكُفَّ عَنْهُمْ.

Dan jika engkau bertemu dengan musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik, maka ajaklah mereka kepada tiga hal - atau tiga pilihan -, maka mana saja yang mereka terima, terimalah dari mereka dan tahanlah diri dari mereka.

ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ، فَإِنْ أَجَابُوكَ؛ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ.

Kemudian ajaklah mereka kepada Islam, jika mereka menerimanya; maka terimalah dari mereka.

ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى التَّحَوُّلِ مِنْ دَارِهِمْ إِلَى دَارِ الْمُهَاجِرِينَ، وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّهُمْ إِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ؛ فَلَهُمْ مَا لِلْمُهَاجِرِينَ، وَعَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُهَاجِرِينَ.

Kemudian ajaklah mereka untuk berpindah dari tempat tinggal mereka ke tempat tinggal para Muhajirin, dan beritahukan kepada mereka bahwa jika mereka melakukan hal itu; maka mereka akan mendapatkan apa yang didapatkan oleh para Muhajirin, dan mereka memiliki kewajiban seperti kewajiban para Muhajirin.

فَإِنْ أَبَوْا أَنْ يَتَحَوَّلُوا مِنْهَا؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّهُمْ يَكُونُونَ كَأَعْرَابِ الْمُسْلِمِينَ، يَجْرِي عَلَيْهِمْ حُكْمُ اللَّهِ تَعَالَى الَّذِي يَجْرِي عَلَى الْمُؤْمِنِينَ، وَلَا يَكُونُ لَهُمْ فِي الْغَنِيمَةِ وَالْفَيْءِ شَيْءٌ؛ إِلَّا أَنْ يُجَاهِدُوا مَعَ الْمُسْلِمِينَ.

Jika mereka menolak untuk berpindah darinya; maka beritahukan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi seperti orang-orang Arab Badui yang Muslim, berlaku atas mereka hukum Allah Ta'ala yang berlaku atas orang-orang mukmin, dan mereka tidak akan mendapatkan bagian apapun dari ghanimah dan fai'; kecuali jika mereka berjihad bersama kaum Muslimin.

فَإِنْ هُمْ أَبَوْا؛ فَاسْأَلْهُمُ الجِزْيَةَ؛ فَإِنْ هُمْ أَجَابُوكَ؛ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ، وَكُفَّ عَنْهُمْ.

Jika mereka menolak, maka mintalah jizyah dari mereka. Jika mereka menanggapimu, terimalah dari mereka dan tahanlah diri dari mereka.

فَإِنْ هُمْ أَبَوْا؛ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَقَاتِلْهُمْ.

Jika mereka menolak; maka mintalah pertolongan Allah dan perangilah mereka.

وَإِذَا حَاصَرْتَ أَهْلَ حِصْنٍ، فَأَرَادُوكَ أَنْ تَجْعَلَ لَهُمْ ذِمَّةَ اللَّهِ وَذِمَّةَ نَبِيِّهِ؛ فَلَا تَجْعَلْ لَهُمْ ذِمَّةَ اللَّهِ وَلَا ذِمَّةَ نَبِيِّهِ، وَلَكِنِ اجْعَلْ لَهُمْ ذِمَّتَكَ وَذِمَّةَ أَصْحَابِكَ، فَإِنَّكُمْ أَنْ تُخْفِرُوا ذِمَمَكُمْ وَذِمَمَ أَصْحَابِكُمْ، أَهْوَنُ مِنْ أَنْ تُخْفِرُوا ذِمَّةَ اللَّهِ وَذِمَّةَ نَبِيِّهِ.

Dan jika kamu mengepung penduduk benteng, lalu mereka memintamu untuk memberi mereka perlindungan Allah dan perlindungan Nabi-Nya; maka janganlah kamu memberi mereka perlindungan Allah dan perlindungan Nabi-Nya, tetapi berilah mereka perlindunganmu dan perlindungan sahabat-sahabatmu, karena sesungguhnya jika kamu mengingkari perlindunganmu dan perlindungan sahabat-sahabatmu, itu lebih ringan daripada kamu mengingkari perlindungan Allah dan perlindungan Nabi-Nya.

وَإِذَا حَاصَرْتَ أَهْلَ حِصْنٍ، فَأَرَادُوكَ أَنْ تُنْزِلَهُمْ عَلَى حُكْمِ اللَّهِ؛ فَلَا تُنْزِلْهُمْ عَلَى حُكْمِ اللَّهِ، وَلَكِنْ أَنْزِلْهُمْ عَلَى حُكْمِكَ؛ فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي أَتُصِيبُ حُكْمَ اللَّهِ فِيهِمْ، أَمْ لَا» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dan jika engkau mengepung penduduk benteng, lalu mereka memintamu untuk menurunkan mereka berdasarkan hukum Allah; maka janganlah engkau menurunkan mereka berdasarkan hukum Allah, tetapi turunkanlah mereka berdasarkan hukummu; karena sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau akan sesuai dengan hukum Allah pada mereka atau tidak." Diriwayatkan oleh Muslim.

* * *

* * *

[٦٤] بَابُ مَا جَاءَ فِي الْإِقْسَامِ عَلَى اللهِ

[٦٤]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي الْإِقْسَامِ عَلَى اللَّهِ

Apa yang datang tentang bersumpah atas nama Allah

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «قَالَ رَجُلٌ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ، فَقَالَ اللَّهُ ﷿: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَلَّا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ، وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Jundub bin Abdullah ﵁, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang laki-laki berkata, 'Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.' Maka Allah ﷿ berfirman, 'Siapakah yang berani bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan?! Sungguh, Aku telah mengampuninya dan menggugurkan amalmu.'" Diriwayatkan oleh Muslim.

وَفِي حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁: «أَنَّ الْقَائِلَ رَجُلٌ عَابِدٌ. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ».

Dan dalam hadits Abu Hurairah ﵁: "Bahwa yang mengucapkan itu adalah seorang ahli ibadah. Abu Hurairah berkata: Ia mengucapkan satu kalimat yang menghancurkan dunia dan akhiratnya."

* * *

* * *

[٦٥] بَابُ لَا يُسْتَشْفَعُ بِاللهِ عَلَى خَلْقِهِ

[٦٥]

بَابٌ

Bab

لَا يُسْتَشْفَعُ بِاللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ

Tidak boleh meminta syafaat kepada Allah atas makhluk-Nya

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ﵁ قَالَ: «جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! نُهِكَتِ الْأَنْفُسُ، وَجَاعَ الْعِيَالُ، وَهَلَكَتِ الْأَمْوَالُ؛ فَاسْتَسْقِ لَنَا رَبَّكَ، فَإِنَّا نَسْتَشْفِعُ بِاللَّهِ عَلَيْكَ، وَبِكَ عَلَى اللَّهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: سُبْحَانَ اللَّهِ! سُبْحَانَ اللَّهِ! فَمَا زَالَ يُسَبِّحُ حَتَّى عُرِفَ ذَلِكَ فِي وُجُوهِ أَصْحَابِهِ، ثُمَّ قَالَ: وَيْحَكَ! أَتَدْرِي مَا اللَّهُ؟ إِنَّ شَأْنَ اللَّهِ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ، إِنَّهُ لَا يُسْتَشْفَعُ بِاللَّهِ عَلَى أَحَدٍ …» وَذَكَرَ الْحَدِيثَ. رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari Jubair bin Muth'im ﵁ berkata: "Seorang Arab Badui datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata: 'Wahai Rasulullah! Jiwa-jiwa telah letih, keluarga kelaparan, dan harta benda binasa; maka mohonkanlah hujan untuk kami kepada Tuhanmu, sesungguhnya kami memohon syafaat kepada Allah atas engkau, dan (memohon syafaat) kepada engkau atas Allah.' Maka Nabi ﷺ bersabda: 'Subhanallah! Subhanallah (Maha Suci Allah)!' Beliau terus bertasbih hingga tampak perubahan pada wajah para sahabatnya. Kemudian beliau bersabda: 'Celakalah engkau! Tahukah engkau siapa Allah itu? Sesungguhnya kedudukan Allah lebih agung dari itu. Sesungguhnya tidak boleh memohon syafaat kepada Allah atas seorang pun...'" lalu beliau menyebutkan hadits tersebut. Diriwayatkan oleh Abu Dawud.

* * *

* * *

[٦٦] بَابُ مَا جَاءَ فِي حِمَايَةِ النَّبِيِّ ﷺ حِمَى التَّوْحِيدِ، وَسَدِّهِ طُرُقَ الشِّرْكِ

[٦٦]

بَابٌ

Bab

مَا جَاءَ فِي حِمَايَةِ النَّبِيِّ ﷺ حِمَى التَّوْحِيدِ،

Apa yang datang tentang perlindungan Nabi ﷺ terhadap tauhid,

وَسَدِّهِ طُرُقَ الشِّرْكِ

dan penutupannya terhadap jalan-jalan syirik

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ ﵁ قَالَ: «انْطَلَقْتُ فِي وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَالَ: السَّيِّدُ اللَّهُ، قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلًا، وَأَعْظَمُنَا طَوْلًا، فَقَالَ: قُولُوا بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ.

Dari Abdullah bin Asy-Syikhkhir ﵁, ia berkata: "Aku pergi bersama delegasi Bani Amir kepada Rasulullah ﷺ, lalu kami berkata: Engkau adalah pemimpin kami. Beliau bersabda: Pemimpin adalah Allah. Kami berkata: Dan engkau yang paling utama di antara kami dalam keutamaan, dan yang paling agung di antara kami dalam kedudukan. Beliau bersabda: Katakanlah dengan ucapan kalian atau sebagian dari ucapan kalian, dan jangan sampai setan memperdayakan kalian." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang baik.

وَعَنْ أَنَسٍ ﵁: «أَنَّ نَاسًا قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! يَا خَيْرَنَا وَابْنَ خَيْرِنَا! وَسَيِّدَنَا

Dari Anas ﵁: "Bahwa orang-orang berkata: Wahai Rasulullah! Wahai orang terbaik kami dan anak dari orang terbaik kami! Dan pemimpin kami

وَابْنَ سَيِّدِنَا! فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ! قُولُوا بِقَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُونِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِي اللَّهُ ﷿»

Dan putra tuan kami! Maka beliau bersabda: "Wahai manusia! Katakanlah dengan perkataanmu, dan janganlah setan memperdayakan kalian. Aku adalah Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkatku di atas kedudukanku yang Allah telah menempatkanku padanya."

رَوَاهُ النَّسَائِيُّ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ.

Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dengan sanad yang baik.

* * *

* * *

[٦٧] بَابُ مَا جَاءَ فِي قَوْلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَمَا قَدَرُوا اللهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ﴾ الْآيَةَ

[٦٧]

بَابُ

Bab

مَا جَاءَ فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:

Apa yang datang dalam firman Allah Ta'ala:

﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ﴾ الآيَةَ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat," ayat.

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: «جَاءَ حَبْرٌ مِنَ الأَحْبَارِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ! إِنَّا نَجِدُ أَنَّ اللَّهَ يَجْعَلُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ، وَسَائِرَ الخَلَائِقِ عَلَى إِصْبَعٍ، فَيَقُولُ: أَنَا المَلِكُ، فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ؛ تَصْدِيقًا لِقَوْلِ الحَبْرِ، ثُمَّ قَرَأَ: ﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ

Dari Ibnu Mas'ud ﵁, ia berkata: "Seorang pendeta dari para pendeta datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu berkata: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya kami mendapati bahwa Allah menjadikan langit di atas satu jari, bumi-bumi di atas satu jari, pepohonan di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari, kemudian Dia berfirman: Akulah Raja.' Maka Rasulullah ﷺ tertawa hingga tampak gigi gerahamnya; membenarkan perkataan sang pendeta. Kemudian beliau membaca: "Dan mereka tidak mengagungkan Allah

﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ﴾ الْآيَةَ.

"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya." Ayat.

وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: «وَالْجِبَالَ وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعٍ، ثُمَّ يَهُزُّهُنَّ، فَيَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا اللَّهُ».

Dan dalam riwayat Muslim: "Dan gunung-gunung serta pepohonan di atas satu jari, kemudian Dia mengguncangkannya, lalu berfirman: Akulah Raja, Akulah Allah."

وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ: «يَجْعَلُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالْمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ، وَسَائِرَ الْخَلْقِ عَلَى إِصْبَعٍ» أَخْرَجَاهُ.

Dan dalam riwayat Al-Bukhari: "Dia meletakkan langit di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari." Keduanya meriwayatkannya.

وَلِمُسْلِمٍ: عَنِ ابْنِ عُمَرَ ﵄ مَرْفُوعًا: «يَطْوِي اللَّهُ السَّمَوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ؟ ثُمَّ يَطْوِي الْأَرَضِينَ السَّبْعَ، ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِشِمَالِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ؟»

Dan menurut riwayat Muslim: Dari Ibnu Umar ﵄ secara marfu': "Allah akan melipat langit pada hari Kiamat, kemudian Dia mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja, di manakah para penguasa yang sewenang-wenang? Di manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat tujuh lapis bumi, lalu mengambilnya dengan tangan kiri-Nya, kemudian berfirman: Akulah Raja, di manakah para penguasa yang sewenang-wenang? Di manakah orang-orang yang sombong?"

وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ﵄ قَالَ: «مَا السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرَضُونَ السَّبْعُ فِي كَفِّ الرَّحْمَنِ؛ إِلَّا كَخَرْدَلَةٍ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ».

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ﵄, ia berkata: "Tidaklah tujuh langit dan tujuh bumi di telapak tangan Ar-Rahman, melainkan seperti biji sawi di tangan salah seorang dari kalian."

وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي يُونُسُ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: قَالَ ابْنُ زَيْدٍ: حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا السَّمَوَاتُ السَّبْعُ فِي الْكُرْسِيِّ؛ إِلَّا كَدَرَاهِمَ سَبْعَةٍ أُلْقِيَتْ فِي تُرْسٍ».

Ibnu Jarir berkata: Yunus menceritakan kepadaku, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Zaid berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah tujuh langit dibandingkan dengan Kursi, melainkan seperti tujuh dirham yang dilemparkan ke dalam perisai."

قَالَ: وَقَالَ أَبُو ذَرٍّ ﵁: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَا الْكُرْسِيُّ فِي الْعَرْشِ؛ إِلَّا كَحَلْقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ أُلْقِيَتْ بَيْنَ ظَهْرَيْ فَلَاةٍ مِنَ الْأَرْضِ».

Ia (Ibnu Jarir) berkata: Abu Dzar ﵁ berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah Kursi dibandingkan dengan Arsy, melainkan seperti gelang besi yang dilemparkan di antara dua sisi padang pasir di bumi."

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ ﵁ قَالَ: «بَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَالَّتِي تَلِيهَا خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ.»

Dari Ibnu Mas'ud ﵁ berkata: "Antara langit dunia dan langit yang mengikutinya (jaraknya) adalah lima ratus tahun."

وَبَيْنَ كُلِّ سَمَاءٍ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ.

Dan antara setiap langit adalah lima ratus tahun.

وَبَيْنَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ وَالْكُرْسِيِّ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ.

Dan antara langit ketujuh dan Kursi adalah lima ratus tahun.

وَبَيْنَ الْكُرْسِيِّ وَالْمَاءِ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ.

Dan antara Kursi dan air adalah lima ratus tahun.

وَالْعَرْشُ فَوْقَ الْمَاءِ.

Dan 'Arsy berada di atas air.

وَاللَّهُ فَوْقَ الْعَرْشِ، لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ مِنْ أَعْمَالِكُمْ» أَخْرَجَهُ ابْنُ مَهْدِيٍّ: عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ.

Dan Allah berada di atas 'Arsy, tidak ada sesuatu pun dari amal perbuatan kalian yang tersembunyi bagi-Nya." Dikeluarkan oleh Ibnu Mahdi: dari Hammad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari Abdullah.

«وَرَوَاهُ بِنَحْوِهِ الْمَسْعُودِيُّ: عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ﵁» قَالَهُ الْحَافِظُ الذَّهَبِيُّ، قَالَ: «وَلَهُ طُرُقٌ».

"Dan diriwayatkan dengan makna yang sama oleh Al-Mas'udi: dari 'Ashim, dari Abu Wa'il, dari Abdullah ﵁." Dikatakan oleh Al-Hafizh Adz-Dzahabi, ia berkata: "Dan hadits ini memiliki beberapa jalur periwayatan."

وَعَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ﵁ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هَلْ تَدْرُونَ كَمْ بَيْنَ

Dan dari Al-'Abbas bin 'Abdul Muththalib ﵁, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Apakah kalian tahu berapa jarak antara

السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ؟ قُلْنَا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: بَيْنَهُمَا مَسِيرَةُ خَمْسِ مِئَةِ سَنَةٍ.

Langit dan bumi? Kami berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: "Di antara keduanya adalah perjalanan lima ratus tahun."

وَمِنْ كُلِّ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِئَةِ سَنَةٍ.

Dan dari setiap langit ke langit (lainnya) adalah perjalanan lima ratus tahun.

وَكِثَفُ كُلِّ سَمَاءٍ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِئَةِ سَنَةٍ.

Dan ketebalan setiap langit adalah perjalanan lima ratus tahun.

وَبَيْنَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ وَالْعَرْشِ بَحْرٌ، بَيْنَ أَسْفَلِهِ وَأَعْلَاهُ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

Dan antara langit ketujuh dan 'Arsy terdapat lautan, antara dasar dan permukaannya seperti antara langit dan bumi.

وَاللَّهُ تَعَالَى فَوْقَ ذَٰلِكَ، لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ مِنْ أَعْمَالِ بَنِي آدَمَ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَغَيْرُهُ.

Dan Allah ﷻ berada di atas itu semua, tidak ada sesuatu pun dari perbuatan bani Adam yang tersembunyi dari-Nya." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya.

وَاللَّهُ ﷾ أَعْلَمُ.

Dan Allah ﷾ lebih mengetahui.

* * *

* * *

تَمَّ بِحَمْدِ اللهِ

Selesai dengan pujian kepada Allah